TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Mukhtar Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Muhaimin, mengatakan guru di madrasahnya belum siap menggunakan kurikulum prototipe. Muhaimin mengatakan guru-guru madrasah di wilayahnya belum ada yang diberikan pelatihan mengenai kurikulum prototipe oleh Kementerian Agama. Sehingga, kata dia, para guru madrasah belum paham mengenai konsep kurikulum prototipe.
“Sejauh ini di Bima belum ada guru madrasah yang mengikuti pelatihan kurikulum prototipe,” ujar dia kepada Tempo, Rabu, 2 Februari 2022. Semestinya, Muhaimin mengatakan perlu ada sosialisasi yang baik kepada seluruh guru. Selain sosialisasi, pelatihan juga amat diperlukan untuk menunjang pemahaman guru terhadap kurikulum prototipe.
Namun, dia mengatakan biasanya selama ini pelatihan-pelatihan yang ada belum bisa menjangkau semua guru. “Biasanya yang didahulukan itu guru di madrasah negeri, swasta hanya perwakilan saja,” kata dia.
Menurut dia, sejumlah guru di madrasah bahkan masih ada yang tertatih-tatih menggunakan kurikulum 2013. Jika diganti menjadi kurikulum prototipe, Muhaimin mengatakan, hal itu akan membuat guru semakin bingung. Dia pun meminta agar pemerintah lebih matang dalam mempersiapkan kurikulum tersebut.
Sebelumnya, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kementerian Agama, Muhammad Zain, meminta guru madrasah untuk mempersiapkan diri dalam menerapkan kurikulum prototipe. Untuk itu, guru madrasah perlu mengubah mindset dalam pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Menurut Zain, kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang sedang menggagas kurikulum prototipe harus direspon dengan baik oleh madrasah. Sebab, kurikulum ini lebih fleksibel dan meneguhkan peran utama guru sebagai pendidik profesional.“Guru harus mempersiapkan diri dalam mendesain pembelajaran yang membebaskan dan sesuai minat siswa. Guru juga harus hadir sebagai sahabat siswa,” katanya.
Kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek. Kurikulum ini memberikan sekolah keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.
Mulai tahun ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran, yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe. Kurikulum darurat merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19. Nantinya, pada 2024 Kementerian akan menetapkan kebijakan mengenai kurikulum mana yang akan dijadikan kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran.
Baca juga: Beasiswa LPDP Dibuka Februari, Kenali Programnya Agar Sesuai Sasaran
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.