Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Sungai Bawah Es Antartika Berperan Penting dalam Kenaikan Permukaan Laut

image-gnews
Gletser Pulau Pinus seberat 180 triliun ton di Antartika bisa runtuh dalam waktu 20 tahun. Kredit: Ian Joughin/University Washington
Gletser Pulau Pinus seberat 180 triliun ton di Antartika bisa runtuh dalam waktu 20 tahun. Kredit: Ian Joughin/University Washington
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Antartika yang terletak di selatan Bumi bukanlah sekedar bongkahan es yang membeku. Jika dilihat sekilas mungkin hanya tampak hamparan es, tapi pada bagian bawah ternyata terdapat sungai dan danau.

Penelitian tentang sungai tersembunyi dilakukan oleh Proyek Platform Sains Antartika Aotearoa­­ Selandia Baru. Survei ini pertama dilakukan dari sungai bawah es Antartika, dan mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa sungai sub-glasial ini membentuk muara saat mengalir ke laut, meskipun pada 82,5 derajat south (-), tersembunyi di bawah 500 m es dan sekitar 500 kilometer dari laut terbuka.

Lokasi penelitian berada di Kamb Ice Stream di Lapisan Es Antartika Barat (WAIS). Kamb adalah raksasa yang sedang tidur. Sungai es besar ini terletak di sisi lain WAIS dari Thwaites Glacier, gletser "kiamat" Antartika yang telah kehilangan esnya dengan cepat. Kamb dulunya mengalir cepat, tetapi ini berhenti sekitar 160 tahun yang lalu karena perubahan cara air didistribusikan di dasar es.

Adanya jaringan sungai dan danau tersembunyi dimungkinkan karena lapisan es yang menyekat di atas, aliran panas dari dalam Bumi, dan sedikit panas yang dihasilkan saat es berubah bentuk. Air melumasi dasar lapisan es, memungkinkan es meluncur ke laut dengan kecepatan ratusan meter per tahun.

Ketika air muncul dari bawah es, ia memasuki rongga yang dingin dan asin di bawah lapisan es, perpanjangan lapisan es yang mengambang di tepi benua. Di sini air bercampur, melepaskan nutrisi dan sedimen, dan melelehkan bagian bawah lapisan es, yang bertindak sebagai penopang dan menahan aliran lapisan es. Bagaimana proses ini berlangsung selama berabad-abad berikutnya merupakan faktor utama dalam memahami kenaikan permukaan laut.

Sementara wilayah Kamb tidak rentan terhadap pemanasan laut pada saat ini, wilayah itu kini mengimbangi sebagian besar hilangnya es yang terjadi di tempat lain di Antartika. Perubahan di Kamb akan menandai perubahan besar untuk lapisan es dan lautan Antartika.

Salah satu tantangannya adalah bahwa lapisan es merespons perubahan eksternal, seperti kenaikan suhu laut, tetapi juga terhadap perubahan internal yang sulit diprediksi, seperti peristiwa banjir yang terjadi ketika sungai dan danau sub-es "meledak tepiannya".

Untuk memastikan keberadaan sungai tersembunyi, pada titik tertentu, tim mengebor lapisan es sepanjang 500m dan membuka lubang berdiameter 0,4 m selama hampir dua minggu. Dari lubang ini memungkinkan untuk mengambil sampel dan mengumpulkan pengamatan untuk beragam proyek sains.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari hasil survei lubang bor mengungkapkan sungai dengan tinggi lebih dari 240 m tetapi lebarnya kurang dari 200m – target yang jauh lebih sempit daripada yang ditunjukkan oleh bentangan es permukaan.

Namun, bekerja dari lubang bor berarti hanya bisa melihat di satu titik. Solusi dari keterbatasan ini, rekan-rekan dari Cornell University mengerahkan robot laut mereka, Icefin, untuk mempelajari ruang di bawah es.

Penemuan yang tidak sengaja didapat adalah adanya komunitas padat, kemungkinan amphipoda, saat menurunkan kamera ke dasar laut. Padahal tugas utama peneliti menurunkan peralatan dan memasang tambatan laut di bawah es adalah digunakan untuk melaporkan kembali kondisi laut selama beberapa tahun mendatang.

Hanya lima hari setelah penyebaran, para peneliti mendeteksi tsunami dari letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai. Terlepas dari pengamatan dasar, penemuan tersebut memberikan motivasi yang kuat untuk menyebarkan peralatan pemantauan jangka panjang. Tim akan mengawasi dengan cermat selama beberapa tahun mendatang untuk setiap perubahan dalam aliran sungai di bawah es, termasuk peristiwa banjir.

Baca:
10 Fakta Menakjubkan tentang Benua Antartika yang Perlu Anda Ketahui
 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

9 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

15 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

21 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

23 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

24 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

24 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

27 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

28 hari lalu

Kondisi Ruas Tol Sedyatmo  KM 27  arah Bandara Seoekarno-Hatta, masih tergenang air luapan Kali Angke, Jumat  22 Maret 2024.FOTO: dokumen  Jasa Marga
Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

Ruas Tol Sedyatmo KM 27 terpantau hingga Jumat 22 Maret 2024 pukul 18.00 WIB masih terendam air luapan Kali Kamal.


Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

29 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

Penerbit menyebut laporan penelitian situs Gunung Padang yang dibuat Danny Hilman dkk mengandung kekeliruan besar, terkait penanggalan karbon.