Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kota Peristirahatan di Brasil Menghilang Ditelan Samudra Atlantik

image-gnews
Pemerintah setempat telah mempelajari rencana untuk mengekang erosi di kota Atafona di Brasil, termasuk membangun tanggul untuk mengurangi kekuatan gelombang laut dan mengangkut pasir dari delta sungai ke pantai, tetapi proyek tersebut hanya ada di atas kertas sejauh ini. (Phys.org)
Pemerintah setempat telah mempelajari rencana untuk mengekang erosi di kota Atafona di Brasil, termasuk membangun tanggul untuk mengurangi kekuatan gelombang laut dan mengangkut pasir dari delta sungai ke pantai, tetapi proyek tersebut hanya ada di atas kertas sejauh ini. (Phys.org)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kota Atafona di Brasil menghilang disebabkan naiknya permukaan air dari Samudra Atlantik. Kalau dihitung, kenaikan bisa mencapai rata-rata 6 meter per tahun. Jika angka tersebut terlihat drastis, hal ini disebabkan karena lokasi Atafona yang rentan terhadap cuaca ekstrem dan diperburuk dengan perubahan iklim.

Air laut telah menenggelamkan lebih dari 500 rumah. Bisa dibayangkan kota peristirahatan dengan garis pantai yang cantik berubah menjadi kuburan bawah air dari bangunan yang rusak.

Seorang mantan warga Atafona, Joao Waked Peixoto, mengenang kejadian kenaikan air laut yang drastis. "Laut naik tiga atau empat meter dalam 15 hari. Tembok kami mungkin tidak akan bertahan sampai minggu depan."

Erosi ekstrem di Atafona, sebuah kota berpenduduk sekitar 6.000 orang, menjadi sebab dari peristiwa ini. Atafona adalah bagian dari empat persen garis pantai di seluruh dunia yang kehilangan lima meter atau lebih setiap tahun.

“Masalahnya diperburuk oleh pemanasan global, yang menyebabkan naiknya permukaan laut dan membuat arus dan pola cuaca menjadi lebih ekstrem”, kata ahli geologi Eduardo Bulhoes dari Fluminense Federal University.

Sebelum menuding air laut yang naik, sebenarnya Atafona sudah menyimpan kasus lingkungan hidup yang kronis selama puluhan tahun. Sungai Paraiba do Sul yang bermuara di Atafona menyusut karena pertambangan, pertanian, dan kegiatan lain yang mengalirkannya ke hulu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dalam 40 tahun terakhir, itu telah mengurangi volume sungai secara drastis, yang berarti membawa lebih sedikit pasir ke Atafona," kata Bulhoes. Dengan lebih sedikit pasir, pantai-pantai kota telah berhenti beregenerasi secara alami, menyerahkan tanah ke laut. Konstruksi di pantai hanya memperburuk masalah, dengan menghilangkan bukit pasir dan vegetasi, pertahanan alami pantai.

Hasilnya telah menjadi bencana bagi industri pariwisata dan perikanan, karena sungai menjadi mati. Pemerintah setempat telah mempelajari rencana untuk mengekang erosi di kota Atafona, Brasil, termasuk membangun tanggul untuk mengurangi kekuatan gelombang laut dan mengangkut pasir dari delta sungai ke pantai, tetapi proyek tersebut hanya ada di atas kertas sejauh ini.

PHYS

Baca:
Petualang Prancis Usia 75 Meninggal Saat Mendayung Sendirian di Samudra Atlantik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenhub Ungkap Persiapan dan Jumlah Armada Transportasi Mudik Tahun Ini

11 jam lalu

Jalan Pantura Kudus-Demak, Jawa Tengah yang rusak akibat banjir mulai diperbaiki untuk persiapan arus mudik lebaran 2024 pada Kamis 28 Maret 2024. Perbaikan dan pengaspalan dilaksanakan dari jembatan batas antar kabupaten sampai depan Pasar Karanganyar, tepatnya di kilometer 44+500 B - 45+900 B arah Kudus-Demak. Tempo/Budi Purwanto
Kemenhub Ungkap Persiapan dan Jumlah Armada Transportasi Mudik Tahun Ini

Kemenhub sebut pekerjaan proyek di sekitar ruas jalan yang dimanfaatkan sebagai jalur mudik akan dihentikan mulai 31 Maret hingga 21 April 2024.


Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

1 hari lalu

Peta satelit wilayah sebaran banjir di pantai utara Jawa Tengah pada Maret 2024 dari Google Earth Engine yang dihubungkan dengan muncul kembalinya Selat Muria. Istimewa
Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

Selat Muria merupakan selat yang pernah ada, yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Muria.


Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

1 hari lalu

Cha Eun Woo. Instagram.com/@eunwo.o_c
Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

Penggemar global Cha Eun Woo di Amerika Selatan tentu semakin tak sabar menunggu penampilan solo perdananya di sana.


Basarnas Temukan 4 Korban Tewas Imbas Banjir dan Longsor di Bandung Barat

2 hari lalu

 Anggota SAR dan relawan mengevakuasi warga yang mengungsi menggunakan perahu karet melewati Jalan Raya Dayeuhkolot saat banjir di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 12 Januari 2024. Hujan lebat di wilayah Bandung Raya membuat semua sungai meluap dan merendam ribuan rumah disejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung, juga menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di beberapa wilayah. TEMPO/Prima mulia
Basarnas Temukan 4 Korban Tewas Imbas Banjir dan Longsor di Bandung Barat

Tim gabungan Basarnas masih mencari enam orang korban yang hilang imbas banjir dan longsor. Proses pencariannya akan dilanjutkan pada pagi ini.


BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

2 hari lalu

Tangkapan layar pergerakan dua bibit Siklon Tropis 98S dan 90W yang dirilis BMKG, Jumat 7 April 2023. (ANTARA/HO-BMKG)
BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

Jakarta diperkirakan berawan sejak dinihari hingga Rabu pagi ini. Hujan baru berpeluang turun sejak sore ke malam.


Antisipasi Cuaca Ekstrem, PLN Imbau Masyarakat Lakukan Ini

2 hari lalu

Antisipasi Cuaca Ekstrem, PLN Imbau Masyarakat Lakukan Ini

Ada sejumlah tips yang harus dijalankan masyarakat ketika melihat potensi gangguan pada kelistrikan.


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

3 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


BMKG: Sembilan Daerah Berstatus Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem

3 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
BMKG: Sembilan Daerah Berstatus Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem

Provinsi Jawa Barat ditetapkan berstatus siaga dampak cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana.


Masalah Kulit saat Berpuasa di Cuaca Ekstrem, Jerawat sampai Bibir Kering

4 hari lalu

Ilustrasi bibir kering dan pecah-pecah. Shutterstock.com
Masalah Kulit saat Berpuasa di Cuaca Ekstrem, Jerawat sampai Bibir Kering

Dokter kulit jerawat hingga bibir kering adalah masalah kulit yang sering terjadi saat berpuasa di tengah cuaca ekstrem.


Perubahan Cuaca Ekstrem Berkaitan dengan Meningkatkan Kasus DBD

4 hari lalu

Ilustrasi vaksin DBD (demam berdarah). Shutterstock
Perubahan Cuaca Ekstrem Berkaitan dengan Meningkatkan Kasus DBD

Praktisi Kesehatan mengatakan perubahan cuaca ekstrem mempengaruhi semakin meningkatnya kasus demam berdarah dengue alias DBD.