Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jadi Penyebab 11 Orang Tewas di Pantai Payangan, Apa Itu Fenomena RIP Current?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban hilang yang terseret ombak di Pantai Payangan Jember, Minggu 13 Februari 2022. Korban adalah bagian dari peserta ritual buang sial. (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban hilang yang terseret ombak di Pantai Payangan Jember, Minggu 13 Februari 2022. Korban adalah bagian dari peserta ritual buang sial. (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSebanyak 11 orang tewas di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur, pada Minggu, 13 Februari 2022. Kejadiaan nahas itu diduga akibat terseret arus balik yang dalam istilah sains disebut RIP Current. Lagi-lagi musibah semacam itu menjadi bukti daftar panjang korban jiwa karena ganasnya ombak laut Pantai Selatan Jawa. 

Dalam keterangannya, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui akan pentingnya mitigasi bencana RIP Current. Sehingga ia berharap kejadian ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah maupun masyarakat. 

"Musibah Pantai Payangan Jember memberi pelajaran penting bagi kita semua akan pentingnya mitigasi bencana RIP current," kata Daryono, dikutip dari Tempo.co pada Senin, 14 Februari 2022.

Lalu, apa itu fenomena RIP Current? 

Jika memperhatikan morfologi Pantai Payangan, Daryono menjelaskan bahwa musibah itu sangat mungkin diakibatkan oleh arus RIP Current. Lebih-lebih, berdasarkan informasi BMKG, saat kejadian kondisi laut yang mengalami pasang dan gelombang tinggi mencapai 2-2,5 meter. 

Alih-alih menyadari akan dampak bahaya daripada fenomena RIP Current ini, masyarakat pada umumnya justru lebih percaya pada mitos Nyi Roro Kidul yang sering meminta tumbal. Padahal, dengan mengamati fenomena alam pantai, masyarakat bisa mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi. Dengan begitu, musibah seperti ini tidak akan terulang kembali. 

Berdasarkan salah satu publikasi Buletin Geologi, Institut Teknologi Bandung (ITB), RIP Current dipahami sebagai suatu fenomena hidro-dinamika yang terjadi di sepanjang pantai. Morfologi yang ritmis atau yang disebut dengan beach cusp–ditandai dengan pantai yang melengkung berbentuk teluk–dapat memicu terjadinya RIP Current. 

RIP Current terjadi ketika gelombang laut menghempas garis pantai yang berupa teluk. Adanya cekungan-cekungan pada teluk menimbulkan pantulan muka gelombang yang menghantam “busur teluk”. Sehingga memunculkan sejumlah arus susur pantai yang bertemu dan memusat di tengah-tengah busur teluk tersebut. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bertemunya arus susur yang kemudian berpusat di busur teluk memicu terjadinya arus balik yang mengarah ke tengah laut. Lalu, berkumpul pada satu jalur arus yang sempit hingga melewati batas zona gelombang pecah. Perlu diketahui, arus balik dari garis pantai menuju tengah laut tersebut membawa energi yang sangat kuat. Inilah yang disebut dengan fenomena RIP Current yang kemudian menyeret para korban hingga hilang, bahkan meregang nyawa. 

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Tragedi Maut di Pantai Payangan Jember, BMKG Ingatkan soal Mitigasi RIP Current

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

9 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.


Kemenhub Prediksi 4 Juta Orang Bakal Naik Transportasi Udara saat Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

14 jam lalu

Suasana Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa, 8 Maret 2022. Penghapusan persyaratan tes PCR dan antigen itu berlaku bagi penumpang yang telah menerima vaksin dosis kedua atau vaksin dosis ketiga (booster) COVID-19 yang berlaku per 8 Maret 2022. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kemenhub Prediksi 4 Juta Orang Bakal Naik Transportasi Udara saat Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

Kemenhub memprediksi sebanyak 4 juta orang bakal naik transportasi udara dalam arus mudik dan balik Lebaran 2024.


BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

16 jam lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau perkembangan cuaca di layar pemantau cuaca di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta, Rabu (31/10). TEMPO/Tony Hartawan
BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 28 - 29 Maret 2024.


Masih Banyak Potensi Hujan dan Hujan Lebat Hari Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca BMKG

16 jam lalu

Delman melintasi banjir di Jalan Raya Gading Kirana, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menncatat banjir terjadi pada 11 ruas jalan di DKI Jakarta yang disebabkan curah hujan tinggi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Masih Banyak Potensi Hujan dan Hujan Lebat Hari Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca BMKG

Sebagian besar wilayah di Indonesia masih berpotensi hujan maupun hujan lebat hari ini, Kamis 28 Maret 2024, menurut peringatan dini cuaca BMKG.


5 Hal Penting untuk Memudahkan Mudik Menggunakan Pesawat Terbang

1 hari lalu

Ilustrasi mudik dengan pesawat terbang. ANTARA/Fransisco Carolio
5 Hal Penting untuk Memudahkan Mudik Menggunakan Pesawat Terbang

Memesan tiket jauh hari sebelum mudik bisa menghindari naiknya harga tiket.


BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

1 hari lalu

Tangkapan layar pergerakan dua bibit Siklon Tropis 98S dan 90W yang dirilis BMKG, Jumat 7 April 2023. (ANTARA/HO-BMKG)
BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

Jakarta diperkirakan berawan sejak dinihari hingga Rabu pagi ini. Hujan baru berpeluang turun sejak sore ke malam.


Mudik Lebaran 2024, Polri Bakal Cek Jalur Banten hingga Jawa Timur

2 hari lalu

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau kesiapan arus mudik di Bandara Soekarno Hatta, Rabu, 19 April 2023. Foto Humas Polri
Mudik Lebaran 2024, Polri Bakal Cek Jalur Banten hingga Jawa Timur

Polri memperkirakan puncak arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi pada Jumat, 5 April 2024 atau hari terakhir kerja sebelum cuti bersama Idul Fitri.


Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

2 hari lalu

Lokasi pusat gempa di Majalengka, Jawa Barat. Foto : X
Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

Gempa bermagnitudo 3,1 menggoyang wilayah Sumedang, Majalengka, serta Kabupaten Bandung Barat di Jawa Barat selepas sahur, Selasa 26 Maret 2024.


Libur Lebaran, Tiket Kereta Api Arus Balik dari Yogyakarta 13-15 April Ludes Terjual

2 hari lalu

Ilustrasi mudik dengan kereta api. ANTARA/Puspa Perwitasari
Libur Lebaran, Tiket Kereta Api Arus Balik dari Yogyakarta 13-15 April Ludes Terjual

Puncak arus mudik pada H-4 6 April, adapun prediksi puncak arus balik di H+3 atau 14 April 2024.


BMKG: Sembilan Daerah Berstatus Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
BMKG: Sembilan Daerah Berstatus Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem

Provinsi Jawa Barat ditetapkan berstatus siaga dampak cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana.