Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Sutikno dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, hujan es atau hail merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kejadian
cuaca ekstrem.
Menurut dia, hujan es biasa terjadi saat peralihan musim. "Dapat dimungkinkan terjadi pada musim hujan dengan kondisi cuaca sama seperti masa transisi atau
pancaroba," ujar Sutikno.
Dia mengungkapkan, fenomena cuaca itu dipicu adanya awan cumulonimbus. "Pada awan ini terdapat tiga macam partikel, yaitu butir air, butir air super dingin, dan partikel es," sebutnya.
Sutikno menjelaskan, hujan es biasanya bersifat lokal. Daerah yang diguyur seluas antara lima sampai sepuluh kilometer dan durasinya berkisar kurang dari sepuluh menit.
Selain kerap terjadi ketika peralihan musim, Sutikno mengatakan hujan es biasanya turun antara siang hingga sore. Turunnya hujan es tak bisa diprediksi secara spesifik. Berdasarkan tanda yang mengiringi, hujan es bisa diprediksi antara setengah sampai satu jam sebelumnya dengan tingkat akurasi 50 persen.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.