Kembar embrio buatan menggunakan pendekatan yang sama, tetapi dilakukan di cawan Petri, bukan di dalam ibu. Embrio yang sangat awal dipisahkan menjadi sel-sel individu, yang dibiarkan membelah dan berkembang untuk waktu yang singkat di cawan Petri.
Embrio kemudian ditempatkan ke ibu pengganti, di mana mereka selesai berkembang. Sekali lagi, karena semua embrio berasal dari telur yang dibuahi yang sama, mereka secara genetik identik.
Sedangkan SNCT yang juga disebut transfer nuklir, menggunakan pendekatan yang berbeda dari Artificial Embryo Twinning, tetapi menghasilkan hasil yang sama. Yakni salinan genetik yang tepat, atau klon, dari individu. Ini adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan domba Dolly.
Ada tiga proses yang harus dilakukan pada SNCT. Pertama sel somatik. Adalah sel apa pun dalam tubuh selain sperma dan sel telur, dua jenis sel reproduksi. Sel reproduksi disebut juga sel germinal. Pada mamalia, setiap sel somatik memiliki dua set kromosom lengkap, sedangkan sel germinal hanya memiliki satu set lengkap.
Kemudian nukleus, yang merupakan bagian yang menampung DNA sel. DNA dibagi menjadi paket yang disebut kromosom, dan berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk membentuk suatu organisme. Perbedaan kecil dalam DNA lah yang membuat masing-masing unik.
Terakhir adalah melakukan transfer. Memindahkan suatu benda dari satu tempat ke tempat lain. Untuk membuat Dolly, peneliti mengisolasi sel somatik dari domba betina dewasa.
Selanjutnya mereka mengeluarkan nukleus dan semua DNA-nya dari sel telur.
Dalam proses kloning itu, ilmuwan kemudian memindahkan inti dari sel somatik ke sel telur. Setelah beberapa perubahan kimiawi, sel telur, dengan inti barunya, berperilaku seperti telur yang baru dibuahi. Ini berkembang menjadi embrio, yang ditanamkan ke ibu pengganti dan dibawa ke term. Langkah transfer paling sering dilakukan dengan menggunakan arus listrik untuk menggabungkan membran telur dan sel somatik.
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca juga: Rekayasa Genetika: Dulu Domba Dolly, Kini Kambing Pejantan Tangguh