Tantangan lain yang dihadapi Purnawan dan timnya adalah kesediaan masyarakat. "Belum semua masyarakat di sini paham pentingnya biogas dengan memanfaatkan tahi kotoran sapi yang mereka pelihara,” ujar dosen hukum yang juga penggiat lingkungan di Wahana Lingkungan (Walhi) Jawa Timur ini.
Secara geografis, Desa Taji berada paling ujung timur laut Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Berlokasi di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, desa ini juga berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Itu sebabnya Pupung, sapaan Purnawan, sangat berharap seluruh reaktor biogas yang sudah dibuat bisa mendukung pula kerja-kerja penyuluh pertanian lapangan (PPL) Jabung, mantri hutan Perhutani dan TNBTS. Mereka bersama warga desa diminta mengurangi penggunaan kayu bakar yang berasal dari dalam hutan.
Sementara itu, Ngaturi dan istrinya, Misiyatin, menjadi penduduk Desa Taji pertama yang memakai kompor biogas buatan Universitas Widyagama untuk memasak. Mereka punya dua sapi perah. Selama ini, keduanya ikut kebiasaan warga di desa itu membuang kotoran sapi ke ceruk-ceruk lerengan bukit atau dibiarkan bertumpuk di belakang kandang untuk dijadikan pupuk seperlunya.
Ngaturi mengaku tertarik membuat biogas lantaran menganggapnya solusi yang bermanfaat untuk jangka panjang. Saat ini dia mulai memanen gas metana dari reaktor biogas yang kemudian dialirkan ke dapur melalui pipa. Api yang muncul dari kompor disebutnya berwarna biru.
“Lebih irit dan tidak berbau dibanding gas elpiji. Biogas bisa bertahan seminggu dan lalu mengisi ulang sendiri,” kata Ngaturi.
Konsultan sedang merakit instalasi pipa dan ventilator reaktor biogas di belakang rumah penduduk Dusun Krajan, RT 05 RW 01, Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, 30 Januari 2022. Tabung ventilator berfungsi sebagai pengaman, mencegah terjadi ledakan, saat reaktor dan wadah penampung sama-sama penuh gas. TEMPO/Abdi Purmono
Walau belum banyak warga Desa Taji menggunakan biogas, Pupung dan Ngaturi optimistis penggunaan kayu bakar untuk memasak bisa dikurangi pelan-pelan. Mayoritas warga mencari kayu ke area hutan TNBTS maupun hutan produksi milik Perhutani sehingga mereka sering dianggap sebagai perambah dan pencuri kayu.
Citra tersebut ingin diubah dengan memanfaatkan biogas. Apalagi kini Desa Taji pun makin dikenal sebagai desa wisata kopi dan wisata edukasi berbasis alam di Kabupaten Malang.