TEMPO.CO, Jakarta - Batuk atau tenggorokan gatal adalah satu di antara gejala umum dari infeksi Covid-19 varian Omicron. Gejala ini ternyata bisa berkepanjangan meski seseorang telah terkonfirmasi negatif.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, mengungkap itu berdasarkan data statistik hasil survei gejala infeksi Omicron. Menurutnya, ada yang masih merasakan batuk setelah empat pekan.
"Batuk bisa menjadi Long Covid," kata dia dalam konferensi pers daring pada Jumat, 25 Februari 2022. Saat dihubungi kembali pada hari ini, Sabtu 26 Februari 2022, dia menambahkan kalau batuk Long Covid tak menyebarkan virus Omicron. "Sudah tidak menularkan. Batuknya karena reaksi peradangan berlebihan yang masih berlanjut," kata dia.
Berdasarkan data statistik hasil survei gejala infeksi Omicron yang dipaparkannya, sebagian besar pasien menyebut tentang batuk kering. Meski begitu, menurut Inggrid, pada orang yang terinfeksi varian omicron, batuk kering hingga batuk berdahak seluruhnya bisa dirasakan.
Yang dipastikannya absen adalah batuk yang sifatnya paroksismal atau terjadi terus menerus hingga menyebabkan sesak napas. "Kalau ada gejala itu, berarti ada penyebab lain," kata dia.
Inggrid menerangkan, batuk adalah refleks dari sistem pernapasan yang bertujuan mengosongkan jalan napas dari partikel benda asing, mikroba dan bahan iritan seperti asap dan debu, serta cairan dan mucus. Termasuk benda asing itu adalah infeksi virus seperti influenza dan Covid-19. Efek samping obat, infeksi yang menyebabkan bronchitis, refluks asam lambung, alergi, asma hingga kanker paru juga disebutnya bisa menyebabkan batuk.
Berdasarkan durasinya, batuk terbagi menjadi dua, yakni batuk akut yang bisa berakhir setelah dua hingga tiga minggu, juga batuk kronis yang umumnya berlangsung dalam waktu lama. Pada Covid-19, Inggrid menuturkan, batuk umumnya akut.
"Tetapi, pada infeksi varian Omicron, meskipun dianggap ringan, tetap ada kejadian Long Covid di mana setelah empat pekan ada gejala (batuk) yang dirasakan," katanya menerangkan.
Inggrid kemudian memaparkan kiat-kiat dalam mengatasi batuk tersebut, diantaranya minum air putih yang cukup dan sebisa mungkin yang hangat untuk membantu meredakan batuk. Kemudian, mandi dengan air hangat serta jauhi iritan yang dapat memperparah batuk. Selain itu, jangan merokok dan jauhi juga perokok agar batuk segera mereda.
"Kalau batuk akibat Omicron, hindari lingkungan yang mengandung bahan iritan, misalnya asap rokok, atau kamar isolasi mandiri jangan sampai berdebu," kata dia.
ANTARA
Baca juga:
Reinfeksi Varian Omicron Bisa Terjadi, Simak Temuan Studinya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.