TEMPO.CO, Jakarta - Terdapat perbedaan antara dua sistem keamanan berbasis pada kode yang banyak digunakan saat ini, yakni kode OTP (One Time Password) dan PIN (Personal Identification Number). Keduanya semakin sering digunakan dengan maraknya digitalisasi.
Walaupun sama-sama berbasis pada kode tertentu dan digunakan untuk verifikasi keamanan, keduanya tak sama. OTP biasanya digunakan pada transaksi elektronik atau sesi login tertentu. Berisi numerik atau alfanumerik yang akan dikirim melalui pesan singkat sms, WhatsApp, atau pun email.
Menurut laman Tech Target, OTP lebih aman daripada PIN atau kata sandi statis yang dibuat pengguna. Lebih lagi karena OTP dapat menggantikan informasi login otentikasi dan tambahan lapisan keamanan.
Kode OTP akan berubah setiap 30 atau 60 detik, tergantung bagaimana token dikonfigurasi. Namun begitu banyak kejahatan pada dunia digital yang bermula dari kode OTP.
Melansir dari laman Smart Id, terdapat beberapa karakteristik kode OTP, yang di antaranya hanya digunakan satu kali. Berbentuk angka, karakter, atau kombinasi keduanya. Ia akan hangus dalam beberapa waktu saja dan juga bersifat sangat rahasia.
Kode OTP hanya akan dikirim melalui nomor handphone atau email yang telah didaftarkan pengguna yang akan menerimanya dalam hitungan detik saja.
Namun, National Institute of Standards and Technology (NIST) Amerika Serikat pernah mengumumkan rencana untuk menghentikan penggunaan SMS untuk autentikasi dua faktor dan kode OTP. Hal ini dinilai karena rentan terhadap berbagai serangan yang dapat membahayakan kata sandi dan kode yang dikirim tersebut.
Sedangkan PIN adalah kode yang dibuat oleh pengguna sendiri yang sifatnya permanen, kecuali diganti oleh pengguna. Dari sistem keamanan PIN juga lebih rentan akan potensi kejahatan-kejahatan digital seperti peretasan.
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca juga: Tips Membuat Kode PIN ATM Agar Sulit Ditebak