TEMPO.CO, Jakarta - Putusnya sambungan telekomunikasi telah dilaporkan melanda Sumy Oblast di Ukraina sebelah timur laut, menandainya sebagai disrupsi komunikasi paling serius sepanjang sepekan pertama serbuan Rusia. Blackout dilaporkan oleh Netblocks, pelacak internet padam, di wilayah administratif berpenduduk sekitar sejuta jiwa itu pada Kamis malam, 3 Maret 2022, waktu setempat.
NetBlocks mengungkap laporan warga kota itu yang mendengar sejumlah ledakan besar di pembangkit listrik tenaga termal dan substasiun listrik sebelum pemadaman terjadi. Netizen ramai memperbincangkan ledakan-ledakan yang disebut telah menghancurkan pembangkit listrik tenaga hibrida listrik dan panas di Sumy, berdampak kepada hilangnya akses kepada panas, air dan listrik.
Sebuah video yang dibagikan seorang jurnalis dari harian di India, Deccan Herald, menggambarkan para mahasiswa India berlindung dari bombardir pasukan Rusia di Sumy Oblast. Video itu mengkonfirmasi detail ledakan dan putusnya sambungan listrik dan telekomunikasi. Oblast telah menjadi perhatian khusus bagi media-media di India setelah diketahui keberadaan 600-700 mahasiswanya yang sedang menuntut ilmu di Sumy State University terjebak dan tak bisa ke luar dari wilayah itu.
Blackout di Sumy Oblast adalah yang paling serius sejak invasi Rusia dimulai pada Kamis pekan lalu, dan diperkirakan terjadi pada skala yang lebih luas daripada yang dilaporkan terjadi di Kharkiv dan Kiev. Pada 23 Februari lalu, wilayah Kharkiv dan sekitarnya mengalami bencana itu setelah infrastruktur milik perusahaan penyedia layanan internet Triolan rusak, meski layanan kini bisa pulih lagi di sebagain besar wilayahnya.
Sejauh ini kehawatiran padamnya internet yang meluas di Ukraina tak terjadi. Sebagian masyarakat di negara itu saat ini mampu mengakses internet satelit Starlink milik SpaceX. Wakil PM Ukraina memang mencuit kepada Elon Musk, pemilik SpaceX, meminta layanan Starlink diperluas untuk mencakup seluruh wilayah di negara itu.
THE VERGE
Baca juga:
Rusia Gempur Ukraina, Ini Cerita Mahasiswa Indonesia Situasi di Moskow