Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Balik Keputusan Australia Keluarkan Paus Bungkuk dari Daftar Hewan Terancam

image-gnews
Seekor induk paus bungkuk yang terjerat berada di laut lepas Maui, Hawaii, 14 Februari 2022. Tim NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) berhasil membebaskan paus bungkuk betina dewasa yang terlilit tali dan sampah pada bagian kepala di depan sirip dada. NOAA/Handout via REUTERS
Seekor induk paus bungkuk yang terjerat berada di laut lepas Maui, Hawaii, 14 Februari 2022. Tim NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) berhasil membebaskan paus bungkuk betina dewasa yang terlilit tali dan sampah pada bagian kepala di depan sirip dada. NOAA/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Australia mengumumkan mengeluarkan paus bungkuk dari daftar spesies hewan yang terancam. Populasi jenis mamalia laut itu yang hidup di perairan Australia saat ini telah meningkat menjadi sekitar 40 ribu, dari 1.500 saat era puncak perburuan komersial hewan tersebut 60 tahun lalu. Menghadapi populasinya yang terus menyusut, Australia kemudian mulai melarang pemburuan komersil paus bungkuk di perairannya sejak 1979.

Ketika industri penangkapan paus dimulai pada 1930-an, sebanyak 50 ribu paus dibunuh setiap tahunnya untuk dipanen daging dan minyaknya. Ini termasuk paus bungkuk. Di Australia dan Selandia Baru, lebih dari 30 ribu paus bungkuk dibunuh, mendorong mamalia laut penting itu ke ambang kepunahan. Sebelum akhirnya pada 1963 perburuan lokal mulai dihentikan.

Perusahaan pemburu paus di Australia yang berdiri terakhir, Cheynes Beach Whaling Company di Australia Barat, tutup pada 1978 dan Australia mengadopsi kebijakan anti-penangkapan paus pada 1979. Perburuan paus global juga membeku menyusul moratorium yang dideklarasikan International Whaling Commission (IWC) pada 1986. Mereka terkecuali Norwegia, Jepang, dan Islandia. Islandia belakangan mengumumkan komitmennya mengakhiri perburuan paus komersial pada 2024 mendatang.

Sejak larangan perburuan itu, populasi paus bungkuk di perairan Australia mampu meningkat kembali sehingga Menteri Lingkungan Australia Sussan Ley memutuskan mengeluarkannya dari daftar hewan terancam di negaranya pada Sabtu pekan lalu, 26 Februari 2022. Keputusan diaku mengikuti rekomendasi dari Threatened Species Scientific Committee Australia.

Meski begitu Ley menyatakan bahwa keputusannya itu bukan berarti melepas perlindungan bagi paus bungkuk yang ditegaskannya masih sebagai spesies yang bermigrasi yang dilindungi. Ada dua jenis paus bungkuk yang selama ini diketahui berkembang biak di wilayah Australia dan bermigrasi di sepanjang perairan pantai barat dan timur negara itu antara Mei dan November setiap tahunnya. Sebagai spesies migran yang dilindungi, akan tetap berlaku aturan pelanggaran hukum jika membunuh, melukai, memperdagangkan, memelihara atau memindahkan satwa jenis tersebut.

Keputusan de-list diambil, menurut Ley, adalah sebuah pengakuan terhadap keberhasilan upaya konservasi luar biasa yang diterapkan selama ini. "Mengeluarkan paus bungkuk dari daftar spesies terancam telah berdasarkan sains dan mengirim sinyal yang jelas tentang apa yang bisa dicapai lewat aksi terkoordinasi," katanya dalam pernyataan yang disampaikannya.

Sayangnya, berita ini datang hanya beberapa hari setelah Australia mendeklarasikan populasi satwa paling ikonik di negerinya, koala, terancam. Populasi hewan mungil itu sangat terpukul oleh kebakaran hutan dan lahan 2019-2020 serta perambahan atau eksploitasi hutan yang menjadi habitat alaminya.

Kelompok-kelompok pembela lingkungan juga menilai pemerintah Australia telah terlalu berani dengan keputusannya tentang paus bungkuk. Pertimbangan mereka adalah dampak perubahan iklim yang semakin meningkat. Sebuah studi pada 2020 menemukan bahwa perubahan iklim termasuk menghangatnya lautan dan perubahan lingkungan berpengaruh kepada perilaku mencari makan dan tingkat perkembang biakan paus bungkuk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belum lagi ancaman dari polusi sampah plastik di laut yang diperkirakan mencapai tiga kali lipat pada 2040. Meningkatnya lalu lintas kapal dan polusi bising yang dibawanya juga berdampak kepada kemampuan survival spesies di laut. Hewan seperti paus sangat bergantung kepada suara untuk berkomunikasi, mencari pasangan dan mangsa, dan menghindari predator.

"Kami paham kenapa pemerintah ingin merayakan keberhasilannya, tapi kami khawatir perayaan tak akan berumur panjang," kata Nicola Beynond dari Humane Society. Dia menambahkan, "Paus bungkuk menghadapi ancaman berikutnya yang benar-benar serius, yaitu perubahan iklim, danprediksi kalau peulihan popoulasi paus bungkuk nantinya akan berjalan lambat dan malah berkurang."

EARTH, XINHUA, GREEN MATTER

Baca juga:
Bunga Bangkai Raksasa Tumbuh di Kebun Kopi di Aceh

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

1 hari lalu

Indonesia dan Australia Memperluas Kemitraan di Bidang Pajak pada Senin, 22 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

1 hari lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

2 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.


Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

2 hari lalu

Selama empat tahun Badan Karantina Kementerian Pertanian tidak bisa mengekspor buah manggis ke Tiongkok
Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).


4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

2 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.


Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

2 hari lalu

Pelatih Australia U-23 Tony Vidmar . Foto : AFC
Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.


Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

2 hari lalu

Polisi memasuki Gereja Assyrian Christ The Good Shepherd  bersama seorang pendeta setelah serangan pisau terjadi saat kebaktian pada Senin malam, di Wakely, di Sydney, Australia, 17 April 2024. REUTERS/ Jaimi Joy
Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne


Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

3 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.


Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

3 hari lalu

Dua orang penyelam mengumpulkan sampah yang telah diambil dari dasar laut saat aksi bersih  pantai di Kota Ternate, Maluku Utara, Sabtu, 27 Januari 2024. Aksi yang digelar Gerakan Selamatkan Lingkungan Hidup yang melibatkan Polairud Polda Maluku Utara tersebut sebagai upaya melindungi ekosistem bawah laut dari pencemaran sampah sekaligus mengampanyekan laut bebas sampah plastik. ANTARA FOTO/Andri Saputra
Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

Hari Bumi 2024 menyoroti masalah plastik, termasuk sampah plastik, dan mendorong aksi global melawan produksi plastik global yang tak terkendali.


Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

3 hari lalu

Seremoni program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur, yang akan menggabungkan modal pemerintah dan swasta untuk mempercepat investasi, 19 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK