TEMPO.CO, Jakarta - Angin kencang yang melanda Jabodetabek Sabtu siang, 5 Maret 2022, sekitar pukul 12.40 WIB membuat banyak kerusakan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan kondisi itu disebabkan embusan angin dari dalam awan Cumulonimbus yang awalnya bergerak dari Samudra Hindia barat Banten ke arah timur, hingga akhirnya memasuki wilayah Jabodetabek. “Angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 knot,” ujar BMKG di media sosial Instagram miliknya.
Awan tersebut sejajar membentuk pola garis lurus yang membentang utara-selatan dan bergerak memasuki daerah Banten, Jabodetabek, hingga Jabar. Dampak yang timbul berupa hujan ringan, sedang, hingga lebat dan disertai angin kencang dan kilat atau petir dengan durasi singkat pada daerah yang dilaluinya.
Sehari sebelumnya, Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, mengatakan kecepatan angin di Cengkareng bahkan lebih tinggi. “Di Cengkareng ada yang terukur 32 km/jam,” ujar Miming melalui pesan singkat.
Menurut skala Beaufort, kategori angin kencang berada pada kisaran 22-27 knot atau 38-49 km/jam, yang bisa mengakibatkan cabang-cabang besar pohon bergerak, payung digunakan dengan susah payah dan gelombang besar.
Kategori angin segar terjadi pada kisaran 29-38 km/jam atau 17-21 knot. Embusan pada kecepatan ini membuat pohon-pohon kecil di daun mulai bergoyang dan ombak sedang.
Skala Beaufort adalah ukuran empiris yang menghubungkan kecepatan angin dengan kondisi yang diamati di laut atau di darat. Nama lengkapnya adalah skala kekuatan angin Beaufort.
Kemarin, pada pukul 11.46 WIB dan 13.00 WIB, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk melalui akun media sosialnya. Pola-pola ini umumnya terjadi di siang dan sore hari, sehingga perlu menjadi perhatian masyarakat dalam periode Maret hingga April, yang merupakan periode peralihan musim di Indonesia.
Kejadian kemarin membuat banyak pohon tumbang, atap terbang, baliho, tenda pernikahan dan gapura roboh, kendaraan tertimba benda yang jatuh, termasuk korban luka dan meninggal akibat tertimpa material.
Berdasarkan data Command Center Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, banyak permintaan evakuasi pohon tumbang. Kelurahan Papanggo, Semper Barat, Cibubur, Pegangsaan Dua, Utan Kayu, Cipete Selatan, Pondok Kelapa, Kebayoran Lama Selatan, Gunung Sahari Selatan, Kelapa Gading Barat, Jatipadang Jagakarsa dan Tomang.
Baca:
Angin Kencang Dipengaruhi Awan Konvektif dan Perubahan Cepat Tekanan Udara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.