TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang (Unnes) Havid Adhitama menciptakan alat pemantau longsor. Alat pemantau longsor dipasang di Desa Tempuran, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. Havid mengatakan alat ini diciptakan karena dilatarbelakangi pengalaman pribadi yang sempat terkena bencana longsor. Alat ini diberi nama LSDR atau singkatan dari Landslide Data Recorder.
LSDR dikembangkan oleh Havid Adhitama dan timnya yang terinspirasi dari satelit LoRA. Cara kerja satelit LoRA yang diterapkan pada medan teresterial dapat mengirimkan data pemantauan dari lokasi terpencil sekalipun tanpa adanya ketergantungan jaringan internet karena memiliki kapasitas yang baik untuk komunikasi data melalui radio.
Havid mengatakan hal itu menjadi kelebihan alat ciptaannya karena dapat mengirimkan data sekalipun tidak memiliki jaringan internet. “Satelit terestrial ini dapat mengirimkan data pemantauan dari lokasi terpencil tanpa memiliki ketergantungan pada jaringan internet, ” katanya seperti dikutip di laman resmi Unnes pada Senin, 7 Maret 2022.
Ia menjelaskan alat pemantau ini dapat memberikan data berupa kemiringan tanah, pergerakan tanah, kejenuhan tanah, intensitas hujan, suhu dan kelembapan udara. “Ketika data ini diolah dengan tepat maka bukan tidak mungkin potensi longsor bisa diprediksi secara akurat, sehingga masyarakat yang berpotensi terdampak bisa menyelamatkan diri,” kata Havid.
Saat ini, Havid menjelaskan data pemantauan tersebut bisa dipantau melalui web. Data tersebut juga bisa diinterpretasikan oleh instansi terkait untuk menentukan langkah yang tepat dalam mitigasi bencana tanah longsor di Banjarnegara.
Rektor UNNES Fathur Rokhman mengapresiasi karya inovasi dan merasa bangga pada mahasiswanya yang menciptakan alat pemantau longsor. “Ini merupakan karya yang penting untuk daerah yang rawan dengan bencana longsor, dan mahasiswa Unnes berhasil membuat alat pemantau tanah longsor,” tutur Fathur Rokhman.
Fathur mengatakan, akselerasi Inovasi adalah salah satu tujuan Unnes untuk bisa bersaing dengan universitas di dunia. “Dosen dan mahasiswa saya dukung untuk terus menciptakan karya inovasi sesuai dengan bidangnya untuk mendukung visi-misi Unnes,” pungkas Fathur.
Baca juga: Dosen ITB Rancang Tenda Darurat Model Baru Berbentuk Terowongan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.