Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Penyebab Gunung Merapi Tiba-tiba Muntahkan Awan Panas 5 Kilometer

image-gnews
Gunung Merapi memuntahkan material vulkanik di Kali Gendol, Yogayakarta, Indonesia 10 Maret 2022. BPPTKG - PVMBG/Handout via REUTERS
Gunung Merapi memuntahkan material vulkanik di Kali Gendol, Yogayakarta, Indonesia 10 Maret 2022. BPPTKG - PVMBG/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebut luncuran awan panas sebanyak 16 kali dengan jangkauan maksimal lima kilometer pada Rabu-Kamis, 9-10 Maret 2022, dilatari sebuah aktivitas saling memicu dalam perut Gunung Merapi.

"Kejadian awan panas tadi malam dan dini hari tadi bisa dilihat karena faktor proses pertumbuhan dua kubah lava sisi tengah dan barat daya serta suplai magma yang mempengaruhi," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida, Kamis.

Hanik mengatakan untuk kubah lava yang ada ada di bagian tengah dan barat daya, selama ini relatif stabil ketika mendapat pengaruh suplai magma.

Ketika dua kubah itu dihujani guguran atau tekanan yang terus-menerus maka membuat magma yang ada di permukaan menumpuk dan mengalami semacam pembekuan.

"Jadi ada proses pembekuan yang menyebabkan pembebanan, ini terakumulasi sementara pertumbuhan terus terjadi hingga dari yang stabil tadi menjadi tidak stabil," kata dia.

"Ketidakstabilan ini yang membuat ketika ada tekanan atau bukaan terjadi awan panas yang cukup jauh," Hanik menambahkan.

Hanik menambahkan, dari luncuran kali ini, awan panas yang dimuntahkan Merapi seperti disertai pulse atau sifat kontinuitas dalam bentuk susulan-susulan guguran yang makin lama makin melemah jangkauannya.

Jika awalnya luncuran terjauh mencapai lima kilometer pada Rabu tengah malam lalu mereda menjadi maksimal dua kilometer pada Kamis dini hari. "Ini mengindikasikan bahwa tekanan lama-lama sudah tidak cukup kuat, sehingga guguran tidak langsung lepas dalam jumlah yang maksimal," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hanik mengatakan luncuran awan panas terjauh ini belum mengubah potensi bahaya yang sudah dipetakan sebelumnya.

Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat di sisi barat laut Gunung Merapi sejauh maksimal 13 kilometer dan menyebabkan ratusan warga sempat mengungsi. "Jangkauan awan panas pada 9-10 Maret masih masuk dalam zona bahaya yang ditetapkan, jadi masih sama potensi bahayanya," kata Hanik.

Hanik menjelaskan sejak Januari 2022 lalu, BPPTKG Yogyakarta telah mengubah jarak potensi bahaya menyusul terus menggeliatnya aktivitas erupsi dan pertumbuhan dua kubah lava yang makin besar volumenya. Kubah lava Merapi bagian tengah kini volumenya sudah 3,2 juta meter kubik dan kubah bagian barat daya sebesar 1,6 juta meter kubik.

Dengan aktivitas erupsi dan kondisi kubah lava itu, Hanik mengatakan potensi bahaya saat ini belum berubah, yakni berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Lalu pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. "Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," kata dia.

Baca:
Rekor Baru, Awan Panas Gunung Merapi hingga 5 Kilometer

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

2 hari lalu

Mobil wisatawan terjebak di sungai Lereng Merapi Saat nekat susuri jalur jip lava tour Minggu (21/4). Dok. Istimewa
Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.


Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

2 hari lalu

Petani dan forum adat di Cangkringan Sleman lereng Gunung Merapi melakukan penanaman komoditas sorgum untuk pertama kalinya pada Senin (22/4). Tempo/Pribadi Wicaksono
Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

Iringan kesenian lokal itu sebagai harapan sorgum yang baru pertama kali dibudidayakan di lereng Merapi itu bisa memberikan manfaat.


Cerita dari Kampung Arab Kini

3 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

8 hari lalu

Gunung Semeru erupsi terpantau dari CCTV pada Sabtu, 23 Maret 2024, pukul 23.00 WIB. (ANTARA/HO-PVMBG)
Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.


Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

10 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

25 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Begini Penampakan Gunung Semeru Pagi Ini Setelah Erupsi dan Luncurkan Awan Panas Guguran

26 hari lalu

Gunung Semeru tampak jelas Sabtu pagi ini, 30 Maret 2024. Foto: Istimewa
Begini Penampakan Gunung Semeru Pagi Ini Setelah Erupsi dan Luncurkan Awan Panas Guguran

Gunung Semeru menampakkan tubuh utuhnya yang berwarna perak kebiru-biruan pada Sabtu pagi.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

27 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

27 hari lalu

Gunung Semeru erupsi pada Sabtu, 9 Maret 2024, pukul 08.28 WIB (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru melaporkan adanya erupsi disertai gempa awan panas guguran selama 27 menit, Kamis sore, 28 Maret 2024,


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

36 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.