TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pendiri Sekolah Bisnis dan Manajemen Insititut Teknologi Bandung (SBM ITB) Kuntoro Mangkusubroto mengatakan pencabutan swakelola dan otonomi SBM ITB dilakukan minim dialog. “Repotnya, itu dilakukan tanpa menjelaskan kenapa mau sentralisasi, apa untungnya, apa ruginya SBM selama ini,” ujar Kuntoro kepada Tempo pada Sabtu, 12 Maret 2022.
Rektor ITB Reini Djuhraeni Wirahadikusumah mencabut swakelola dan otonomi SBM ITB. Kuntoro menyayangkan terbatasnya kemampuan dialog pimpinan yang tak bisa menjelaskan dasar pencabutan swakelola dan otonomi SBM ITB. Padahal, menurut Kuntoro, sejak berdiri hingga kini, SBM ITB telah menorehkan sejumlah prestasi.
SBM ITB, kata Kuntoro Mangkusubroto, berhasil mendapatkan akreditasi internasional dari lembaga akreditasi sekolah bisnis tertua di dunia berbasis di Amerika Serikat, Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB).
Dia mengatakan hanya sedikit sekolah yang mendapat akreditasi tersebut. Jumlahnya hanya 5 persen sekolah bisnis di dunia yang memperoleh akreditasi ini. Jumlah mahasiswa SBM ITB juga berkembang pesat. Dari yang semula hanya ratusan mahasiswa, kini kata Kuntoro jumlahnya sudah mencapai sekitar 4 ribu.
Salah satu pendiri SBM ITB yang lain Sudarso Kaderi Wiryono juga menyebut bahwa komunikasi yang dilakukan rektor ITB macet. Dia mengatakan komunikasi hanya dilakukan satu arah. Pada 4 Maret lalu misalnya, Sudarso mengatakan ada rapat yang digelar antara rektorat dan perwakilan Forum Dosen SBM ITB.
Namun, dalam pertemuan itu, menurut Sudarso, dosen SBM ITB tak diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya. “Hanya one way, rektor dan wakil rektor menyampaikan bahwa SBM ITB harus begini, jangan begini, begitu salah, begini salah,” ujar Sudarso.
Pada hari ini, Senin, 14 Maret 2022 akan digelar pertemuan kembali antara rektorat dengan Forum Dosen ITB. Kuntoro dan Sudarso berharap rektorat dapat berdialog dan berdiskusi untuk mencari solusi atas persoalaan ini.
Sebelumnya, rektorat ITB mencabut swakelola dan otonomi SBM. Aturan itu memantik protes dari Forum Dosen SBM ITB yang menolak hal itu. Para dosen menggelar aksi mogok mengajar agar rektorat membatalkan keputusan itu.
Menurut Sudarso dan Kuntoro, dicabutnya swakelola dan otonomi SBM ITB berdampak pada penuruanan pelayanan akademik SBM. Sebabnya, aktivitas SBM menjadi terbatas misalnya seperti mengundang dosen tamu dari luar negeri atau petinggi perusahaan. Honor untuk mengundang dosen tamu jadi berkurang dan di bawah standar yang biasa diberikan SBM ITB. “Jadi sebetulnya yang yang menurunkan pelayanan akademik dari pihak ITB sendiri,” ujar Sudarso.
Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto mengatakan swakelola dan otonomi di Sekolah Bisnis Manajemen tidak sesuai dengan statuta ITB dalam Peraturan Presiden nomor 65 tahun 2013. Hal itu merujuk hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan pada 31 Desember 2018. “Rektorat dan dekanat SBM terus berupaya menuntaskan persoalan internal dengan meminimalkan dampak,” katanya.
Menurutnya saat ini ITB sedang berbenah, juga memperkuat tujuan masing-masing fakultas atau sekolah. “Masalah keuangan ini sedang dibicarakan pimpinan, untuk mencari solusi yang terbaik,” kata dia. Transformasi yang dilakukan ITB merupakan amanah dari Senat Akademik yang dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan ITB 2020-2025.
Dalam proses transformasi itu kata Naomi, ada sejumlah hal yang sedang dan harus disempurnakan agar ITB menjadi lebih lincah, berkualitas, akuntabel, transparan, dan tertib di dalam merespons perubahan lanskap pendidikan tinggi di Indonesia. Selama dua tahun terakhir, Naomi mengatakan pembenahan internal ITB mencakup integrasi sistem manajemen termasuk pengelolaan keuangan, dan pengembangan manajemen sumber daya manusia.
“Pemecahan masalah selama masa transisi menurut Naomi sudah diterapkan secara bertahap, mencakup remunerasi dan kebutuhan dana operasional masing-masing fakultas atau sekolah di ITB,” katanya.
Baca juga:
Rektorat Bakal Tindak Tegas Dosen SBM ITB yang Turunkan Pelayanan Akademik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.