TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Staff Medis (KSM) Telinga Hidung Tenggorok-Kepala Leher RSCM FKUI bersama Instalasi Peningkatan Kompetensi dan Simulasi Klinik (iCom-Sik_ICTEC RSCM FKUI) merayakan Hari Kesehatan Tidur Sedunia. Perayaannya pada tahun ini jatuh pada Jumat, 25 Maret 2022.
Pada salah satu sesi tentang suplemen dan obat yang membantu seseorang agar bisa tidur, dokter neurophysiology dan epilepsi di UI dan RSCM, Astri Budikanti, menyarankan untuk lebih memperhatikan pola tidur. “Jika ada masalah, mungkin boleh dibantu sedikit awalnya dengan obat, tapi setelah itu harus dilepas,” kata Astri dalam World Sleep Day Webinar Series 2022, Jumat 25 Maret 2022.
Baca Juga:
Astri menuturkan, insomnia adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit tidur atau tidak cukup tidur. Terkadang penderita mencari jalan pintas dengan membeli suplemen mengandung melatonin yang dijual bebas. Melatonin, dia menerangkan, adalah hormon tidur alami yang ada dalam tubuh.
Berdasarkan irama tubuh, pada malam hari produksi melatonin meningkat, namun pada pagi hari menurun. Pada orang yang masih muda, jumlah pada tubuh normal. Sedangkan pada orang yang lanjut usia, produksinya menurun.
Astri mengatakan, suplemen melatonin mempunyai efek lain berupa anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-nyeri, mempunyai efek analgetik dan akan memperbaiki kebugaran. Tapi, ditambahkannya, rasa nyaman yang didapat hanya sementara.
Baca Juga:
Rudi Putranto, dokter penyakit dalam dan konsultan psychosomatic di UI-RSCM, juga mengatakan senada. “Mengkonsumsi (melatonin) untuk jangka panjang tidak dianjurkan karena punya efek ke jantung,” kata Rudi.
Rudi menyodorkan cara alternatif untuk bisa tertidur dengan kegiatan lain seperti menghirup aroma terapi, mendengar sesuatu, atau berdoa. Termasuk melakukan sugesti diri mengenai jam tidur dan jam bangun. Semua itu disebutnya lebih baik daripada minum obat.
Selain cara mengatasi insomnia dan sakit kepala, webinar juga berisi diskusi untuk dua topik lain. Masing-masing adalah hubungan ADHD, obesitas dan gangguan tidur pada anak. Lalu, bugar dan segar dengan kualitas tidur yang baik.
Hari Kesehatan Tidur Sedunia diselenggarakan oleh World Sleep Society (WSS), sebuah lembaga nonprofit yang berbasis di Amerika Serikat. Sesuai dengan peraturan organisasi, World Sleep Society tidak mendukung, merekomendasikan, atau mendukung produk layanan apa pun.
Baca juga:
Studi: Tidur Siang Bisa Tingkatkan Risiko Kematian Dini 19 Persen
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.