TEMPO.CO, Jakarta - Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) merupakan beasiswa dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi untuk mendanai mahasiswa Indonesia untuk belajar di berbagai universitas top dunia. Fazanaila Nurul Silmi merupakan salah satu mahasiswa dari Prodi Mikrobiologi (BM’19) Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mendapatkan beasiswa tersebut.
Perjalanan Faza hingga berkuliah di University of Padua (UNIPD), Italia selama lima bulan ini, dimulai dari ketertarikannya untuk belajar di kampus luar negeri. “Awal mula hanya mencoba untuk mendaftarkan diri karena persyaratan yang dibutuhkan terbilang mudah untuk suatu program exchange,” tuturnya seperti dikutip di laman resmi ITB pada Kamis, 15 April 2022.
Salah satu persyaratannya yaitu sertifikat bahasa Inggris. Faza mengakui bahwa ia masih memiliki sertifikat bahasa Inggris yang masih berlaku sehingga bida dia memanfaatkan untuk program IISMA ini.
Melalui program IISMA, mahasiswa diberikan kesempatan untuk belajar di luar program studi mereka. “Walaupun mata kuliah yang aku ambil di UNIPD tidak berhubungan dengan program studiku, aku tetap dapat belajar banyak hal,” papar Faza.
Salah satu mata kuliah yang ia ambil di UNIPD adalah Filsafat. Ia mengaku memang gemar membaca buku mengenai Filsafat sejak SMA. Dari perbedaan studi ini, Faza menyadari bahwa dengan mempelajari studi yang berbeda (antara sains dan sosial) ini akan memberikan pandangan baru terhadap suatu aspek.
Selama mempelajari Filsafat, ia dituntut untuk mengutarakan opininya sedangkan pada ilmu sains lebih dituntut mengenai fakta. Keterbukaan serta pandangan baru ini bukan hanya terjadi dalam hal akademik tetapi juga pada kehidupan sehari-harinya di Italia.
Selain berkuliah, Faza juga mengemban misi memperkenalkan budaya Indonesia. Sangat disayangkan bahwa kondisi pandemi saat itu masih tidak mendukung untuk mengadakan acara besar, sehingga pada Hari Sumpah Pemuda, awardee IISMA di Padua hanya dapat mengadakan pembagian pouch batik dengan menggunakan baju batik.
Faza mengutarakan bahwa hal yang paling berkesan selama berkuliah di sana yaitu ketika berinteraksi dengan masyarakat Italia. Latar belakang yang sepenuhnya berbeda, antara warga Indonesia dengan Italia, menjadi alasan tersendiri mengenal serta menghadapi kultur baru serta pemikiran yang terbuka.
Terakhir, Faza menceritakan bahwa cara untuk bertahan pada lingkungan baru terutama di suatu negara yang berbeda ras dan pola pikir adalah dengan menjadi pribadi yang adaptif dan fleksibel serta tetap mengingat siapa diri kita.
“IISMA merupakan program yang memberikan kesempatan besar. Terlepas dari mata kuliah pada universitas mitra yang berbeda dengan program studi kalian, ini merupakan ajang untuk mendapatkan pengalaman dan mengembangkan diri. Jangan ragu untuk mengambil kesempatan ini,” tutur Faza mahasiswa ITB ini.
Baca juga: UTBK SBMPTN Sebulan Lagi, Ini Tips Mengerjakan Soal Saintek Agar Fokus
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.