TEMPO.CO, Jakarta - Dua subvarian baru Omicron, BA.2.12 dan BA.2.12.1, ditemukan telah menyebar di New York, Amerika Serikat. Keduanya tercatat sudah dominan dalam jumlah 80,6 persen dari kasus Covid-19 di seluruh negara bagian tersebut per 13 April 2022.
"Diperkirakan lebih cepat bertumbuh, disebutkan 'growth advantage' nya 23–27 persen di atas varian BA.2 yang biasa," kata Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, juga eks Direktur WHO Asia Tenggara, mengungkapkan.
Lewat keterangan tertulis yang dibagikannya, Selasa 19 April 2022, Tjandra Yoga menyebut dua subvarian baru itu yang diperkirakan menjadi penyebab utama kenaikan kasus baru Covid-19 di New York saat ini. Angka prevalensi infeksi BA.2.12 dan BA.2.12.1 naik dari 70 persen pada Maret menjadi lebih dari 90 persen pada bulan ini.
Meski ditemukan menyebar lebih cepat dan menjadi dominan saat ini, Tjandra Yoga menjelaskan kalau belum ada laporan apakah subvarian baru Omicron ini menimbulkan penyakit yang lebih berat atau tidak dibandingkan subvarian Omicron lainnya yang telah diketahui. Seperti diketahui, subvarian Omicron BA.2 yang sebelumnya diketahui menular tercepat dan mendominasi kasus baru di dunia sekarang.
Catatan khusus disertakan Tjandra Yoga bahwa kedua subvarian terbaru saat ini dapat ditemukan karena memang pemerintah setempat melakukan pemantauan secara ketat, termasuk melakukannya terhadap limbah di kota, dan menganalisanya dengan amat seksama. "Akan baik kalau kita di Indonesia juga terus meningkatkan kemampuan surveilance di berbagai tingkatannya," kata Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI ini.
Baca juga:
Bangunan Minimarket Ambruk Tiba-tiba di Banjar, Ini Kata Pakar di ITB
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.