Drone TB2 alihkan perhatian Moskva, rudal Neptunus menyerang
Di tengah absennya konfirmasi dari pejabat yang resmi, spekulasi beredar di media sosial kalau Moskva sedang sibuk melacak drone tempur Bayraktar TB2 saat rudal antikapal Neptunus menghajarnya. Bayraktar buatan Turki telah terbukti mampu mengganggu pasukan Rusia sejak hari-hari pertama perang.
Ada pula spekulasi lain yang menduga Moskva hanya memiliki satu radar pertahanan udara utama yang besar (3P41 Volna), untuk menghadapi rudal-rudal S300, yang hanya memiliki medan pandang 180 derajat. Sedangkan cakupan pandangan 360 derajat disediakan oleh sistem radar berbeda, MR-800 Voshkod/Top Pair, untuk pemantauan udara jarak jauh 3-D sekaligus antisipasi rudal jarak pendek SA-8. Disebutkan pula kalau Top Pair radar tidak dapat membedakan Neptunus yang terbang menyusur permukaan laut, di antara ombak yang tercipta karena badai.
Klaim-klaim itu tak memiliki basis yang solid sejak kapal yang dibahas ini adalah sebuah cruiser dengan kemampuan pertahanan udara yang sangat baik. Meski drone-drone Bayraktar TB2 sangat berguna dalam perang di laut, kapal sejenis Moskva didesain untuk melacak dan mementahkan banyak kontak udara sekaligus. Karenanya, melumpuhkan cruiser klas Slava ini dengan hanya satu atau beberapa drone tempur sekalipun dianggap tidak realistis.
Di sisi lain, tidak beralasan untuk membandingkan radar pencari (MR-800 Voshkod/Top Pair) dengan radar pelacak (3P41 Volna). Kapal perang menggunakan radar-radar pencari untuk mendeteksi setiap kontak udara. Jika operator meyakini ada kontak yang mengancam, dia akan meneruskan kontak itu ke radar pelacak untuk menyorot target kepada rudal permukaan-ke-udara.
Jadi, radar tracking seperti 3P41 Volna memang tidak berfungsi untuk mendeteksi target, tapi mengiluminasi kontak yang sudah dideteksi radar search. Kedua tipe radar ini bekerja berbeda tapi melayani tujuan yang sama.
Kapal perang Rusia, Moskva yang berhasil ditenggelamkan oleh dua rudal Neptune di Laut Hitam. Namun Rusia membantah kabar tersebut dan menyebut kapal yang telah berusia empat puluh tahun ini tenggelam karena mengalami kebakaran dan cuaca buruk saat ditarik menuju dermaga. REUTERS/Stringer/
Radar-radar itu mungkin memiliki beberapa spot buta karena faktor struktur kapal, namun sejatinya ada radar lain yang menutupnya. Itu sebabnya cruiser klas Slava biasanya memiliki lebih dari satu radar (Top Dome, 2xPop Group, 3xBass Tilt, Kite Screech fire control radar). Sehingga kapal ini dapat dengan kontinyu melacak kontak udara, bahkan jika kontak bergerak ke titik buta radar, operator dapat meneruskan kontak ke pelacak lain dan tetap mengikutinya.
Gelombang atau ombak laut juga tidak bisa menyembunyikan serangan rudal dari radar. Bahkan untuk kejadian gelombang tinggi sekalipun, radar akan mampu mendeteksi dan melacak rudal yang datang karena semakin tinggi gelombang semakin tinggi pula ketinggian terbang rudal.
Terakhir, Moskva dilengkapi pula dengan sistem pendukung elektronik 4xRum Tub yang bisa mendeteksi rudal-rudal antikapal Neptunus. Saat mendeteksi, kapal akan memiliki waktu dua menit untuk mempertahankan diri. Sebagai tambahan lagi, Moskva dipersenjatai dengan sistem persenjataan jarak dekat 6x30mm/AK630 yang memiliki radarnya sendiri dan mampu mendeteksi dan mencegat rudal yang mendekat.
NAVAL NEWS, USNI, POPULAR MECHANICS
Baca juga:
Perang Rusia - Ukraina, Ini Jumlah Pesawat Tempur yang Sudah Hancur dari Kedua Negara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.