TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini ramai dibicarakan mengenai adanya aplikasi azan yang menarik bagi orang yang ingin beribadah. Namun di balik ajakan untuk beribadah, ternyata ada kegiatan pencurian data.
Menurut pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, pemerintah dan pengembang lokal sanggup membuat aplikasi sejenis yang baik bagi warganya. “Kalau aplikasi sekelas PeduliLindungi saja bisa dibuat, aplikasi azan tentu tidak sulit dibuat, dan pihak terkait baik pemerintah maupun swasta seperti Kominfo, Departemen Agama atau PANDI bisa segera melihat adanya kebutuhan dan peluang ini,” tulis Alfons, Jumat, 22 April 2022.
Menurutnya, data adalah komoditas yang paling berharga saat ini, siapa yang menguasai data dan mengelola dengan baik dan bertanggung jawab akan mendapatkan manfaat terbesar dan memberikan kontribusi yang sangat besar kepada masyarakat.
Alfons menyarankan untuk mengunduh aplikasi melalui Play Store atau App Store, meski ia tidak bisa menjamin keamanannya. “Risiko tanggung sendiri karena aplikasi resmi di Play Store saja tidak bisa dijamin aman,” jelas Alfons.
Ia menjelaskan cara kerja kejahatan tersebut. “Hari ini terbukti aman dan tidak melakukan aksi jahat. Tapi, jika melakukan update bisa diubah melakukan aksi mencuri data, memata-matai penggunanya, key logging atau screen capture,” jelas Alfons. Hal ini sangat sulit terdeteksi pengguna aplikasi jika dijalankan dengan hati-hati oleh pembuat aplikasi.
Menurutnya, perbuatan ini sebenarnya dapat terdeteksi jika trafik dan detail aplikasi ini diamati secara seksama dengan alat monitoring khusus. Alfons berharap adanya institusi yang mengawasi hal ini.
Selain itu, institusi pemerintah juga memegang peranan atau mengambil inisiatif melakukan pengecekan atas semua aplikasi, apa saja hak akses yang diminta dan apakah hak akses ini relevan dengan fungsi palikasinya. Lalu dicek secara berkesinambungan faktanya apakah aplikasi tersebut benar melakukan hal ini dan tidak melakukan pencurian data.
Menurut Alfons, pemerintah atau pengembang aplikasi swasta bisa mengambil inisiatif membuat aplikasi yang populer dan berguna untuk masyarakat seperti aplikasi azan.
Aplikasi buatan dalam negeri, menurutnya, dapat membuat tenang warga. Jika aplikasi ini melakukan aksi tidak bertanggung jawab, maka pengembangnya akan langsung berurusan dengan pihak berwenang, sehingga mereka akan pikir-pikir seribu kali mencegah hal ini terjadi.
Ia memberi contoh domain internet. Saat ini domain .id dan .co.id yang dikelola oleh PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia) jauh lebih aman dari aksi penyalahgunaan domain yang tidak bertanggungjawab seperti digunakan untuk phishing atau mencuri data dibandingkan dengan domain .com atau domain non .id lainnya. Alasannya, kalau ada domain .id yang teridentifikasi melakukan aksi jahat, maka PANDI akan sangat mudah dihubungi dan cepat bereaksi.
PANDI sangat berkepentingan menjaga keamanan domain .id yang dikelolanya sehingga pelaku penipuan dan phishing juga akan menghindari menggunakan domain .id untuk aksi jahat.
Baca:
Survei: 81 Persen Perusahaan di Indonesia Berpotensi Alami Kebocoran Data
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.