Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rahang Baja Manusia Purba

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Tempe:
Cobalah membuka kenari dengan gigi Anda. Sekuat apa pun Anda menggigitnya, cangkang yang keras itu tak akan pecah. Mungkin justru gigi Anda yang patah. Tengkorak manusia modern memang memiliki wajah dan gigi kecil serta tidak dirancang untuk menggigit obyek keras, berbeda dengan nenek moyang manusia dahulu kala.
Sebuah riset yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences pekan ini mengungkapkan bahwa kemampuan memecah kulit biji-bijian yang keras dimiliki nenek moyang manusia 2,5 juta tahun lalu. Kemampuan itu memungkinkan mereka mengubah menu makanannya untuk beradaptasi dengan perubahan sumber pangan di lingkungannya.
Riset yang dilakukan oleh sebuah tim internasional ini meneliti biomekanik cara makan dan ekologi makanan manusia purba Australopithecus africanus. Studi ini menggunakan pemodelan komputer dan teknologi simulasi yang biasa dipakai para insinyur untuk mensimulasikan bagaimana sebuah mobil bereaksi terhadap tekanan yang ditimbulkan dalam tabrakan kendaraan.
Para ilmuwan evolusioner membangun sebuah model virtual tengkorak Australopithecus africanus dan melihat bagaimana rahangnya bekerja dan kekuatan yang dihasilkannya. "Kami mengawalinya dengan memindai tengkorak spesimen Australopithecus africanus terlengkap yang kami miliki," kata Mark Spencer, ilmuwan dari Institute of Human Origins di Arizona State University (ASU) di Tempe, Arizona.
Tengkorak Australopithecus africanus yang ditemukan pada 1947 ini memiliki kerangka pada bagian hidung, bukan pada giginya. "Kami menggabungkan data itu dengan spesimen bergigi lain untuk membuat model virtual struktur tulang dan gigi. "Ketika kami meneliti chimpanzee, yang memiliki kemiripan karakteristik dengan Australopithecus, dan melakukan pengukuran bagaimana otot mereka bekerja dan menambahkannya pada model itu," kata Spencer, peneliti utama dalam proyek itu. "Kami dapat memvalidasi model ini dengan membandingkannya dengan model serupa yang dibuat untuk monyet Macaca."
Hasilnya adalah sebuah tengkorak virtual berwarna pelangi yang mengilustrasikan tekanan yang diserap oleh struktur tengkorak dalam simulasi skenario gigitan dan bagaimana karakteristik wajah mereka yang ganjil memang sesuai untuk mendukung beban berat ketika memecahkan kulit bebijian yang keras.
"Hasil riset ini mengindikasikan bahwa spesialisasi wajah pada spesies manusia purba adalah adaptasi terhadap jenis makanan tertentu," kata Spencer. "Pembesaran premolar, enamel gigi yang berat, dan bukti bahwa mereka menekan dengan kuat pada molar menunjukkan ukuran obyek lebih besar daripada biji serta kacang-kacangan yang sebelumnya diperkirakan."
Spencer memperkirakan jenis makanan yang dipungut dari pepohonan ini---biji dan kacang berkulit keras---adalah strategi yang amat penting pada periode perubahan iklim ketika makanan sulit diperoleh. "Riset kami memperlihatkan bahwa nenek moyang manusia yang belum mengenal perkakas batu ini menyelesaikan masalah dengan rahang mereka, sesuatu yang dikerjakan manusia modern dengan bantuan perkakas," tambahnya.
TJANDRA | SCIENCEDAILY
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

10 Oktober 2023

Jejak kaki manusia purba di Taman Nasional White Sands di New Mexico, AS, terlihat dalam foto selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 5 Oktober 2023. Layanan Taman Nasional AS/Handout via REUTERS
Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

Uji baru mengkonfirmasi kekunoan jejak kaki manusia purba di New Mexico, Amerika Serikat.


Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

15 Januari 2023

Penjabat Bupati OKU, Teddy Meilwansyah meninjau kesiapan peresmian Museum Gua Harimau, Selasa. (ANTARA/Edo Purmana/23)
Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

Museum itu disebut sebagai museum purbakala terbesar di Pulau Sumatera.


Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

2 Oktober 2022

Arak arakan gethek menyusuri Sungai Bengawan Solo dalam acara Bengawan Solo Gethek Festival, (20/11). Puluhan gethek serta awaknya menggunakan pakaian dan hiasan abad 18-19 seakan menghidupkan kembali suasana Solo tempo dulu. TEMPO/Andry Prasetyo.
Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

Bengawan Solo, sungai terpanjang di Indonesia. Ini 5 fakta menarik tentang sungai ini, termasuk pesawat Garuda Pernah water landing dan pencemaran.


Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

18 September 2022

Pengunjung Pameran Kampung Purba melihat patung/manekin manusia purba Homo Erectus yang dipamerkan di De' Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar, Sabtu, 17 September 2022. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

Menggambarkan kehidupan prasejarah dimulai dari masa berburu hingga menetap, Pameran Kampung Purba adalah metode pembelajaran untuk generasi muda.


Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

2 Desember 2021

Salah satu tulang Denisovan ditemukan di Gua Denisova di Siberia. (Katerina Douka)
Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

Analisis DNA yang diekstraksi dari fosil Denisovan menunjukkan bahwa mereka mungkin pernah tersebar di seluruh benua Asia, Asia Tenggara dan Oseania.


Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

22 November 2021

Lukisan gua berumur 44 ribu tahun yang ditemukan di Maros, Sulsel, menggambarkan manusia sedang berburu binatang. (dailymail.co.uk)
Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

Lukisan dan DNA tertua di dunia ditemukan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Berikut adalah penjelasannya.


Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

12 November 2021

Gambar ilustrasi seniman mengenai spesies manusia purba Homo Bodoensis. Scitechdaily.com
Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

Sekelompok manusia purba--yang sudah punah-mendapatkan nama spesies baru: Homo bodoensis. Siapa mereka? Perlukah nama baru itu?


Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

29 Oktober 2021

Sejumlah pelajar melihat ruang pamer manusia purba dalam pameran Sosialisasi dan Publikasi Museum Manusia Purba Sangiran di pusat perbelanjaan Mall Grand City, Surabaya, Kamis (11/6). TEMPO/Fully Syafi
Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.


Fosil Gajah Pulau Sirtwo Waduk Saguling Dipindah ke Rumah Penduduk

19 Oktober 2021

Salah satu lokasi temuan fosil di Pulau Sirtwo Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat. (Dok.Tim Paleontologi)
Fosil Gajah Pulau Sirtwo Waduk Saguling Dipindah ke Rumah Penduduk

Dari riset fosil, bisa untuk mencari indikasi lingkungan purba daerah Waduk Saguling, apakah dulu berupa hutan atau padang rumput.


Fosil Tengkorak dari Sumur Diklaim Spesies Baru: Manusia Naga

26 Juni 2021

Gambar rekaan untuk spesies baru, Homo longi atau Manusia Naga, berdasarkan fosil tengkorak yang ditemukan di Cina. Klaim spesies baru masih diragukan. Newscientist.com
Fosil Tengkorak dari Sumur Diklaim Spesies Baru: Manusia Naga

Fosil tengkorak besar yang ditemukan di Cina berpotensi menawarkan gambaran pertama wajah manusia purba Denisovan yang masih misterius.