Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Gunung Krakatau Berstatus Siaga, Catatan 4 Tahun Terakhir Erupsi Krakatau

Reporter

image-gnews
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap di Selat Sunda, Senin, 20 April 2015. Kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak lahir pada 1930 hingga 2000, telah mengalami erupsi lebih dari 100 kali, baik secara eksplosif maupun efusif. Dari beberapa letusan tersebut, umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya. Dok.TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap di Selat Sunda, Senin, 20 April 2015. Kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak lahir pada 1930 hingga 2000, telah mengalami erupsi lebih dari 100 kali, baik secara eksplosif maupun efusif. Dari beberapa letusan tersebut, umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya. Dok.TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anak Gunung Krakatau kembali erupsi sejak beberapa waktu lalu, bahkan kini statusnya berada di level tiga atau siaga. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam rilisnya mengingatkan masyarakat agar tak mendekati atau beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif Anak Gunung Krakatau. 

Letusan terdahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 26 dan 27 Agustus 1883. Awalnya Krakatau mencakup wilayah yang cukup luas, akibat letusan Gunung Krakatau yang dahsyat tersebut beberapa pulau terpisah-pisah hingga kini. Letusannya memicu tsunami serta embusan awan panas yang mengakibatkan tewasnya ribuan penduduk Hindia-Belanda.

Suara letusannya bahkan terdengar hingga Australia dan dikenal sebagai suara yang sangat berisik, sebab terus terjadi selama 40 jam lamanya. Dampaknya tak main-main, dari letusan kala itu terjadi gelombang besar di wilayah Selat Sunda dan menelan kurang lebih 200 ribu jiwa kala itu.

Tak hanya tsunami, abu dari letusan tersebut bahkan sampai ke daratan Eropa. Akibatnya, abu tersebut menyelimuti atmosfer dan menyebabkan kurangnya intensitas cahaya matahari. Kondisi ini berlangsung hingga setahun lamanya dan berefek penurunan suhu udara global hingga abad ke-20.

Di bekas Gunung Krakatau, terdapat gunung baru yang diberi nama anak gunung Krakatau sebab lokasinya berada di kaldera bekas Gunung Krakatau dan ukurannya masih kecil.

Namun kian hari anak Gunung Krakatau kian membesar dengan tingginya bertambah 6 meter lebarnya bertambah 12 meter per tahun.

Letusan Gunung Krakatau 4 Tahun Terakhir

Dalam empat tahun terakhir, Gunung Krakatau telah berkali-kali pula meletus dan tentunya menimbulkan kegemparan, berikut di antaranya:

1. Agustus 2018

Anak Krakatau kembali menggemparkan publik karena aktivitas vulkanik mulai meningkat hingga ratusan kali. Pada 18 Agustus 2018 tercatat anak Krakatau erupsi 576 kali dalam sehari.

Pos pengamanan anak gunung Krakatau menyebutkan tinggi letusan mencapai 100 hingga 500 meter dari puncak kawah. Letusan tersebut juga melontarkan abu vulkanik, batu pijar, pasir dan suara dentuman.

2. 22 Desember 2018

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG menyebutkan Pantai Anyer diterjang air tsunami pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Akibatnya diperkirakan 437 korban kehilangan nyawanya dan sedikitnya 843 luka-luka. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu ini telah memicu dentuman misterius di beberapa wilayah. Warga terkejut dan melaporkan suara dentuman tersebut terdengar di Banten, Lampung, hingga Sumatera Selatan.

3. 10 April 2020

Anak Gunung Krakatau kembali erupsi dengan tinggi abu mencapai 200 meter di atas puncak atau sekitar 357 meter dari permukaan laut. Saat itu BMKG menyatakan erupsi ini tidak memicu terjadinya Tsunami.

4. 21 April 2022

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui media sosialnya mengabarkan gunung Krakatau kembali meletus dengan tinggi kolom abu sekitar 957 meter di atas permukaan laut.

Sebulan sebelumnya tinggi kolom erupsi mencapai seribu meter dari puncak. Oleh karena itu masyarakat dan wisatawan tidak diperkenankan mendekati kawah dalam radius dua kilometer dari kawah.

Pada Februari 2022 diketahui terjadi sembilan kali letusan Anak Gunung Krakatau dengan tinggi kolom abu berkisar 800-1000 meter di atas puncak dan warna kolom kelabu-hitam tebal.

ANNISA FIRDAUSI 

Baca: Gunung Anak Krakatau Siaga, Warga Diimbau Hindari Tempat Wisata di Sekitarnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

5 jam lalu

Ilustrasi gelombang Rossby. Aasnova.org
Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

BMKG mendeteksi faktor-faktor atmosfer pemicu kenaikan curah hujan di berbagai wilayah. Masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem.


Peneliti The Ekliptika Institute: Aktivitas Gunung Ruang Tidak Memicu Erupsi Gunung Lain

6 jam lalu

BNPB menurunkan status Gunung Ruang di Sulawesi Utara dari Awas menjadi Siaga pada Senin (22/4).
Peneliti The Ekliptika Institute: Aktivitas Gunung Ruang Tidak Memicu Erupsi Gunung Lain

Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, erupsi 16 April 2024 lalu. Tak memicu erupsi gunung lain.


BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

15 jam lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.


BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

17 jam lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

BMKG juga memasukkan sejumlah wilayah dalam kategori waspada dampak hujan lebat seperti banjir.


BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

19 jam lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

19 jam lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

Topik tentang dosen mendapat skor angka kredit untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

20 jam lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) memantau monitor prakiraan cuaca wilayah Jakarta dan sekitarnya di gedung BMKG, Jakarta. TEMPO/Subekti
BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

Saat ini sebagian wilayah Jawa Barat memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.


Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

1 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. Farmersalmanac.com
Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

Dua dari tiga orang yang sedang berteduh dari hujan di sebuah saung warung di Sukabumi tewas karena sambaran petir pada Ahad 21 April 2024.


Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

1 hari lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.


Status Gunung Ruang Turun ke Level Siaga, Potensi Bahayanya Berupa Erupsi Skala Kecil

1 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Status Gunung Ruang Turun ke Level Siaga, Potensi Bahayanya Berupa Erupsi Skala Kecil

PVMBG menurunkan status Gunung Ruang menjadi Level III atau Siaga. Dengan status ini, potensi bahayanya berupa erupsi skala kecil.