TEMPO Interaktif, Jakarta: Perusahaan komputer IBM mulai mengkampanyekan program Smarter Planet, sebuah program untuk memulai cara hidup lebih pintar di banyak aspek dengan bantuan teknologi. Kampanye ini juga menandai fokus IBM yang lebih besar di bisnis solusi perangkat lunak.
Presiden Direktur IBM Indonesia Suryo Suwignyo mengatakan selama tiga tahun terakhir IBM telah mengakuisisi lebih dari 50 perusahaan software. "Kita akan manfaatkan portofolio ini untuk Smarter Planet," ujarnya di kantor IBM di Jakarta pada hari ini.
Banyak cara, menurut Suryo, yang bisa dan sudah dilakukan untuk memulai program ini. Misalnya, menggunakan perangkat yang akan memantau lalu lintas via GPS. "Kemacetan yang berkurang juga berarti penghematan bahan bakar yang luar biasa," ujarnya.
Program ini juga digelar di Indonesia. Tetapi, menurut Suryo, IBM lebih fokus di sektor pemerintahan dan usaha kecil. "Karena spending government lebih besar. Selain itu ruang untuk peningkatannya masih tinggi di semua bidang," ujarnya.
Dari sudut pandang bisnis, IBM memang menghindari komoditas. "Itu juga salah satu alasan kenapa IBM menjual divisi notebook ke Lenovo karena di sektor itu isunya perang harga saja," kata Suryo.
Salah satunya IBM bekerjasama dengan pemerintah untuk membuat sistem keuangan yang lebih komprehensif. IBM juga mengembangkan software untuk memantau lalu lintas BTS bagi operator. "Dengan software ini operator bisa memantau trafik BTS dan mengetahui BTS mana yang paling sibuk," ujar Suryo.
Di luar negeri seperti Amerika, Suryo mencontohkan, perkembangan teknologi untuk Smarter Planet lebih jauh lagi. "Misalnya di sana ada perangkat yang dipasang seperti lampu lalu lintas fungsinya untuk mendeteksi bunyi tembakan," ujar dia.
Alat ini dipasang di distrik Harlem di kota New York yang tingkat kriminalitasnya paling tinggi. Semua perangkat teknologi itu sudah siap diterapkan di Indonesia. Hanya saja, ungkap Suryo, banyak persoalan yang masih belum terselesaikan.
"Yang paling penting ada political will," ujarnya. Selain itu ada juga masalah lain seperti biaya interkoneksi yang masih tinggi. Padahal, penerapan teknologi ini membutuhkan interkoneksi mutlak.
KARTIKA CANDRA