Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gunung Berapi Bawah Laut di Antartika Picu 85.000 Gempa Bumi dalam 4 Bulan

Reporter

Editor

Erwin Prima

Gletser Pulau Pinus seberat 180 triliun ton di Antartika bisa runtuh dalam waktu 20 tahun. Kredit: Ian Joughin/University Washington
Gletser Pulau Pinus seberat 180 triliun ton di Antartika bisa runtuh dalam waktu 20 tahun. Kredit: Ian Joughin/University Washington
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah gunung berapi bawah laut yang lama tidak aktif di dekat Antartika telah terbangun, memicu serentetan 85.000 gempa bumi.

Rentetan itu, yang dimulai pada Agustus 2020 dan mereda pada November 2020, adalah aktivitas gempa terkuat yang pernah tercatat di wilayah tersebut. Gempa itu kemungkinan disebabkan oleh "jari" magma panas yang menyembul ke dalam kerak bumi, demikian temuan penelitian baru, sebagaimana dilaporkan Live Science, 30 April 2022.

"Ada intrusi serupa di tempat lain di Bumi, tetapi ini adalah pertama kalinya kami mengamatinya di sana," ujar rekan penulis studi Simone Cesca, seorang seismolog di Pusat Penelitian Geosains Jerman GFZ di Potsdam, kepada Live Science.

"Biasanya, proses-proses ini terjadi dalam skala waktu geologis, yang bertentangan dengan rentang hidup manusia. Jadi di satu sisi, kita beruntung melihat ini," kata Cesca.

Rentetan gempa itu terjadi di sekitar Orca Seamount, sebuah gunung berapi tidak aktif yang menjulang 2.950 kaki (900 meter) dari dasar laut di Selat Bransfield, sebuah lorong sempit antara Kepulauan Shetland Selatan dan ujung barat laut Antartika.

Di wilayah ini, lempeng tektonik Phoenix menyelam di bawah lempeng Antartika, menciptakan jaringan zona patahan, meregangkan beberapa bagian kerak dan membuka celah di tempat lain, menurut sebuah studi 2018 di jurnal Polar Science.

Para ilmuwan di stasiun penelitian di Pulau King George, salah satu Kepulauan Shetland Selatan, adalah yang pertama merasakan gemuruh gempa kecil itu. Kabar itu sampai ke Cesca dan rekan-rekannya di seluruh dunia, beberapa di antaranya berkolaborasi dalam proyek terpisah dengan para peneliti di pulau itu.

Tim ingin memahami apa yang sedang terjadi, tetapi Pulau King George terpencil, dengan hanya dua stasiun seismik di dekatnya, kata Cesca. Jadi para peneliti menggunakan data dari stasiun seismik tersebut, serta data dari dua stasiun bumi untuk sistem navigasi satelit global, untuk mengukur perpindahan tanah.

Mereka juga melihat data dari stasiun seismik yang lebih jauh dan dari satelit yang mengelilingi Bumi yang menggunakan radar untuk mengukur pergeseran di permukaan tanah, penulis studi melaporkan 11 April di jurnal Communications Earth & Environment.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Stasiun terdekat agak sederhana, tapi bagus untuk mendeteksi gempa terkecil. Sementara stasiun yang lebih jauh menggunakan peralatan yang lebih canggih dan dengan demikian dapat melukiskan gambaran yang lebih rinci tentang gempa yang lebih besar. Dengan menyatukan data ini, tim dapat membuat gambaran geologi yang mendasari yang memicu kawanan gempa besar ini, kata Cesca.

Dua gempa bumi terbesar dalam rangkaian tersebut adalah gempa berkekuatan 5,9 pada Oktober 2020 dan gempa berkekuatan 6,0 pada November. Setelah gempa November, aktivitas seismik berkurang.

Gempa tampaknya menggerakkan tanah di Pulau King George sekitar 4,3 inci (11 sentimeter), demikian temuan studi tersebut. Hanya 4 persen dari perpindahan itu yang dapat dijelaskan secara langsung oleh gempa bumi; para ilmuwan menduga pergerakan magma ke dalam kerak sebagian besar merupakan penyebab pergeseran dramatis dari tanah.

"Apa yang kami pikirkan adalah bahwa magnitudo 6 entah bagaimana menciptakan beberapa rekahan dan mengurangi tekanan dari tanggul magma," kata Cesca.

Jika ada erupsi bawah laut di gunung bawah laut, kemungkinan besar terjadi pada saat itu, tambah Cesca. Tapi sampai sekarang, tidak ada bukti langsung untuk sebuah letusan. Untuk mengkonfirmasi bahwa gunung berapi perisai besar meledakkan puncaknya, para ilmuwan harus mengirim misi ke selat itu untuk mengukur batimetri, atau kedalaman dasar laut, dan membandingkannya dengan peta sejarah, katanya.

LIVE SCIENCE

Baca:
Es Laut Antartika Capai Rekor Minimum Terendah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Studi Baru Peringatkan Potensi Tsunami Raksasa dari Antartika Terulang Lagi

1 hari lalu

Zona Perlindungan Laut di Antartika
Studi Baru Peringatkan Potensi Tsunami Raksasa dari Antartika Terulang Lagi

Tsunami raksasa dari Antartika di masa lalu bisa terjadi sampai ke kawasan Asia Tenggara. Bagaimana potensinya di masa kini?


Info 6 Gempa Terkini BMKG, 3 Getarkan Semarang di Jawa Tengah

2 hari lalu

Ilustrasi gempa. shutterstock.com
Info 6 Gempa Terkini BMKG, 3 Getarkan Semarang di Jawa Tengah

Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, tiga kali digoyang gempa darat sepanjang Sabtu, 27 Mei 2023. Simak info gempa terkini BMKG selengkapnya.


Warga Semarang Rasakan Guncangan Gempa Subuh, Ini Data BMKG

3 hari lalu

Ilustrasi gempa. abcnews.com
Warga Semarang Rasakan Guncangan Gempa Subuh, Ini Data BMKG

Gempa terkini dirasakan warga di sekitar Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Terasa sampai empat kali. Ingatkan kembali gempa swarm 2021.


Top 3 Tekno Berita Kemarin: Gempa Bali, Prediksi Cuaca Minus Hujan Lebat

4 hari lalu

Ilustrasi gempa. shutterstock.com
Top 3 Tekno Berita Kemarin: Gempa Bali, Prediksi Cuaca Minus Hujan Lebat

Terjadi dua gempa di dua dinihari berturut-turut dengan yang terkini terjadi pada Kamis pukul 02.57 WIB dengan kekuatan M4,8.


Gempa Getarkan Bali Dua Kali Dinihari Berturut-turut, Gempa Terkini M4,8

5 hari lalu

Peta pusat gempa M4,8 yang dirasakan di Bali dan sebagian Nusa Tenggara Barat, Kamis dinihari 25 Mei 2023. (BMKG)
Gempa Getarkan Bali Dua Kali Dinihari Berturut-turut, Gempa Terkini M4,8

Gempa kembali menggoyang Pulau Bali. Gempa terkini dirasakan pada Kamis dinihari, 25 Mei 2023, tepatnya pukul 02.57 WIB.


Bali Diguncang Gempa Magnitudo 5,0 , BMKG: Tak Berpotensi Tsunami

5 hari lalu

Peta dan info pusat gempa di Bali pada Rabu, 24 Mei 2023, lepas tengah malam. (BMKG)
Bali Diguncang Gempa Magnitudo 5,0 , BMKG: Tak Berpotensi Tsunami

BMKG melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 5,0 mengguncang barat daya Kuta Selatan, Bali, pada Kamis pukul 02.57 WIB.


Top 3 Tekno Berita Kemarin: BSI Error, UTBK di ITB, dan Gempa Terkini

5 hari lalu

Bank Syariah Indonesia membuat pengumuman untuk aplikasi BSI Mobile. Pengumuman di tengah rundungan serangan ransomware itu dipertanyakan oleh para nasabahnya.  (Tangkapan Layar)
Top 3 Tekno Berita Kemarin: BSI Error, UTBK di ITB, dan Gempa Terkini

Serangan menyebabkan BSI error sehingga berefek kepada nasabah. Bagian mana dari aplikasi BSI Mobile yang masih belum boleh dipakai oleh nasabah?


Gempa Mengguncang Bali Lepas Tengah Malam, Ini Data BMKG

6 hari lalu

Peta dan info pusat gempa di Bali pada Rabu, 24 Mei 2023, lepas tengah malam. (BMKG)
Gempa Mengguncang Bali Lepas Tengah Malam, Ini Data BMKG

Info gempa terkini dari BMKG menyebut gempa ini berpusat di darat. Warga di Bali bisa merasakannya dengan keras.


4 Rangkuman tentang Gempa Kaledonia Baru

10 hari lalu

Gempa di Kaledonia Baru, Jumat, 19 Mei 2023, dilaporkan memicu tsunami kecil pada tide gauge di Pulau Mare. (BMKG)
4 Rangkuman tentang Gempa Kaledonia Baru

Gempa berkekuatan magnitudo 7,1 melanda tenggara Kepulauan Loyalty di Kaledonia Baru pada Sabtu, 20 Mei 2023. Gempa susulan


BMKG: Tsunami dari Gempa M7,7 Kaledonia Baru Tidak Berdampak ke Indonesia

11 hari lalu

Gempa di Kaledonia Baru, Jumat, 19 Mei 2023, dilaporkan memicu tsunami kecil pada tide gauge di Pulau Mare. (BMKG)
BMKG: Tsunami dari Gempa M7,7 Kaledonia Baru Tidak Berdampak ke Indonesia

Wilayah tenggara Kepulauan Loyalty di Kaledonia Baru, Samudra Pasifik, diguncang gempa bumi tektonik.