TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat ada perubahan ketinggian kubah lava Gunung Merapi dari aktivitasnya yang terjadi pada 29 April-5 Mei 2022.
"Khususnya pada kubah sisi barat daya, terjadi penurunan ketinggian kubah sekitar tiga meter dalam periode sepekan itu," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida, Rabu, 11 Mei 2022.
Belum diketahui persis penyebab penurunan ketinggian kubah sisi barat daya ini. Hanya saja, selama periode penurunan ketinggian kubah itu Merapi sama sekali tak meluncurkan awan panas guguran, namun cukup aktif meluncurkan ratusan lava pijar.
"Dalam periode itu dominan guguran lava hingga sebanyak 120 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Hanik.
Adapun untuk kubah bagian tengah sendiri tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan. Volume kubah lava barat daya saat ini terhitung sebesar 1.520.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik.
Hanik menambahkan intensitas curah hujan sebesar 25 milimeter per jam selama 85 menit sempat terpantau dari Pos Ngepos pada tanggal 5 Mei 2022. "Namun tidak sampai memicu terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata dia.
Aktivitas vulkanik Merapi dinyatakan masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. "Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga," kata dia.
Baca:
Awan Panas Gunung Merapi Muncul Kembali Usai Libur Lebaran
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.