Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Maudy Ayunda Ingatkan Suhu Bumi naik 1,5 Derajat Celcius, ini Bahayanya

Reporter

image-gnews
Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20 Maudy Ayunda saat konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis, 7 April 2022. Dalam konferensi pers tersebut Kominfo memperkenalkan Maudy Ayunda sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20. TEMPO/Muhammad Hidayat
Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20 Maudy Ayunda saat konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis, 7 April 2022. Dalam konferensi pers tersebut Kominfo memperkenalkan Maudy Ayunda sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20. TEMPO/Muhammad Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda, mengungkapkan suhu bumi diprediksi mengalami kenaikan hingga 1.5 derajat Celcius selama lima tahun ke depan. Salah satu dampak kenaikan suhu bumi ini adalah munculnya banyak penyakit baru.

“Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyebutkan perubahan iklim ancaman terbesar kesehatan global di abad 21," kata Maudy dalam Konferensi Pers Presidensi G20 Indonesia pada Kamis, 12 Mei 2022.

Lebih lanjut, Maudy mengungkapkan pentingnya mengatasi ancaman serius ini secara bersama-sama. Oleh karena itu, salah satu isu prioritas Presidensi G20 Indonesia adalah transisi energi sebab sektor tersebut merupakan kontributor perubahan iklim paling dominan.

Sebetulnya apa yang menyebabkan kenaikan suhu bumi dan apa bahaya yang dapat ditimbulkan?

Penyebab Kenaikan Suhu Bumi

Kenaikan suhu bumi terjadi karena meningkatnya emisi gas rumah kaca. Dilansir dari laman United Nation, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca tersebut disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia, seperti :

  1. Penggunaan energi

Sektor energi merupakan penyumbang terbesar emisi global. Saat ini, sebagian besar listrik masih dihasilkan dari batu bara, minyak, atau gas yang menghasilkan karbon dioksida dan nitrous oxide, yakni gas rumah kaca kuat yang menyelimuti bumi dan menjebak panas matahari.

  1. Kegiatan industri

Industri manufaktur juga menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. Mesin yang digunakan dalam proses manufaktur sering menggunakan batu bara, minyak, atau gas, dan beberapa bahan seperti plastik terbuat dari bahan kimia yang bersumber dari bahan bakar fosil

  1. Penebangan pohon

Penebangan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan atau alasan lain dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca karena pohon yang ditebang akan melepaskan karbon  yang telah mereka simpan.

Setiap tahun, sekitar 12 juta pohon ditebang. Karena hutan menyerap karbon dioksida, menghancurkannya juga membatasi kemampuan alam untuk menjaga emisi dari atmosfer. Deforestasi, bersama dengan perubahan penggunaan lahan, bertanggung jawab atas seperempat emisi gas rumah kaca global.

  1. Penggunaan alat transportasi

Sebagian besar alat transportasi, termasuk kendaraan darat, kapal, dan pesawat masih menggunakan bahan bakar fosil. Akibatnya, transportasi menyumbang hampir semperempat dari emisi karbondioksida terkait energi global.

  1. Produksi makanan

Produksi makanan dapat meningkatkan produksi gas rumah kaca dalam berbagai cara, termasuk melalui penggundulan hutan dan pembukaan lahan untuk pertanian dan penggembalaan, ternak sapi dan domba, produksi dan penggunaan pupuk untuk menanam tanaman, hingga penggunaan bahan bakar fosil untuk menjalankan peralatan pertanian atau kapal peangkap ikan. Semua ini membuat produksi pangam menjadi salah satu kontributor utama perubahan iklim.

  1. Penggunaan alat elektronik

Peningkatan pemanfaatan energi untuk pemanasan dan pendinginan, termasuk dengan meningkatnya penggunaan alat elektronik seperti AC, lampu, setrika, televisi, dan lain sebagainya telah berkontribusi pada peningkatan karbon dioksida dalam beberapa tahun terakhir.

  1. Konsumsi yang berlebihan

Gaya hidup kita, termasuk apa yang kita makan, bagaimana kita bergerak, hingga penggunaan daya di rumah dapat berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Begitu juga dengan konsumsi barang-barang seperti pakaian, alat elektronik, dan plastik.

Orang terkaya menanggung tanggung jawab terbesar. Satu persen orang terkaya di dunia dari populasi global menyumbang lebih banyak emisi gas rumah kaca daripada 50 persen populasi termiskin.

Bahaya Kenaikan Suhu Bumi

Melansir Reuters, peningkatan suhu bumi hingga 1,5 derajat Celcius dapat memperburuk perubahan cuaca ekstrem yang belakangan ini sudah sering terjadi.

“Untuk setiap kenaikan pemanasan global, perubahan ekstrem menjadi lebih besar," kata ilmuwan iklim Sonia Seneviratne di ETH Zurich.

Misalnya, gelombang panas akan menjadi lebih sering dan lebih parah. Peristiwa panas ekstrem yang terjadi sekali per dekade dalam iklim tanpa pengaruh manusia, akan terjadi 4,1 kali dalam satu dekade pada peningkatan suhu bumi sebesar 1,5 derajat Celcius.

Atmosfer yang lebih hangat dapat menahan lebih banyak kelembapan, sehingga menghasilkan curah hujan yang lebih ekstrem yang meningkatkan risiko banjir. Ini juga meningkatkan penguapan yang dapat menyebabkan kekeringan.

Kenaikan suhu bumi akan meningkatkan kenaikan permukaan laut, mengikis garis pantai, dan menggenangi beberapa pulau kecil dan kota-kota pesisir. Pemanasan 1,5 derajat Celcius juga akan menghancurkan setidaknya 70 persen terumbu karang.

Ketika temperatur bumi lebih hangat, nyamuk pembawa penyakit seperti malaria dan demam berdarah menjangkau daerah yang lebih luas. Selain itu, dampak lain kenaikan suhu bumi adalah hilangnya habitat banyak satwa liar.

SITI NUR RAHMAWATI 

Baca: Apa Efek Kenaikan Suhu Bumi Meski Cuma 1,5 Derajat Celcius

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

4 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

5 hari lalu

Buah naga (Pixabay.com)
Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.


Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

5 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

8 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Lebaran, Maudy Ayunda dan Keluarga Tampil Cetar dengan Gaya Gipsi

8 hari lalu

Maudy Ayunda dan suaminya, Jesse Choi mengenakan baju Lebaran 2024/Instagram -@maudyayunda
Lebaran, Maudy Ayunda dan Keluarga Tampil Cetar dengan Gaya Gipsi

Lebaran kali ini, aktris Maudy Ayunda dan keluarga tampil cetar dengan nuansa cerah orange kemerahan.


Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

16 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

17 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

18 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

18 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Dua kondisi umum yang terjadi pada ginjal adalah penyakit gagal ginjal dan batu ginjal. Meskipun melibatkan gangguan pada ginjal, ada perbedaan signifikan dari dua jenis penyakit ini.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

21 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.