TEMPO.CO, Jakarta - Tim dari Indonesia, Arabic Braille Converter, terpilih di antara lima besar pemenang kompetisi Hackathon Microsoft AI for Accessibility (AI4A) tingkat Asia Pasifik. Atas posisinya tersebut, mereka berhak menerima pelatihan dari Microsoft dan mitra-mitra Microsoft, termasuk akses ke arsitek cloud, serta panduan konsultasi bisnis untuk mengembangkan solusi mereka–dari bentuk konsep ke aplikasi nyata–di Microsoft Azure.
Pada tahun ini Hackathon AI4A mempertemukan 75 tim untuk memecahkan tantangan dunia nyata yang dihadapi penyandang disabilitas. Para creator dan developer didukung untuk meluncurkan aplikasi mereka, menerima hadiah uang tunai, dan mendapat pendampingan berkelanjutan untuk mengembangkan solusi yang ditawarkannya di Microsoft Azure.
Microsoft mempermudah perumusan tantangan bagi penyandang disabilitas di kehidupan nyata dengan melibatkan 14 organisasi nirlaba. Sejumlah pokok permasalahan yang dipaparkan selanjutnya digunakan peserta AI4A Hackathon untuk membangun solusi inovatif di seputar tema transportasi, wearable device, dan alat bahasa.
Tim dari Indonesia, Arabic Braille Converter, menciptakan solusi untuk menjembatani kesenjangan yang dialami para difabel selama ini. Mereka mengembangkan aplikasi yang dapat memindai dan mengubah teks atau grafik Bahasa Arab ke dalam format Braille Indonesia, yang dapat dibaca oleh pembaca layar atau tampilan braille.
Solusi dari M Adi Nugraha, Budi Darmulyana, Nur Ichsan dan Zainal Abidin ini juga memiliki fungsi untuk menerjemahkan kembali dari Bahasa Arab Braille ke dalam teks Arab.
Tim dari Indonesia, Arabic Braille Converter, yang berhasil masuk lima besar dalam Hackathon Microsoft AI for Accesibility 2022. Tim ini berkompetisi di antara 75 peserta asal Asia Pasfik.(MICROSOFT)
Microsoft mencatat ada lebih dari satu miliar penyandang disabilitas di dunia, dan secara khusus 650 juta yang ada di Asia. Sesuai misi perusahaan yang ingin memberdayakan setiap orang dan setiap organisasi di planet ini untuk mencapai lebih banyak hal, Microsoft memandang aksesibilitas sangat penting. Aksesibilitas adalah sarana yang memungkinkan inklusi bagi penyandang disabilitas.
“Kami terinspirasi melihat besarnya antusiasme peserta hackathon tahun ini untuk meningkatkan kehidupan penyandang disabilitas," kata Pratima Amonkar, pimpinan Microsoft Asia Pasifik untuk Keberagaman, Keterbukaan, dan Aksesibilitas dalam keterangan tertulis, Selasa 17 Mei 2022.
Pratima mengucapkan selamat kepada para pemenang yang dinilainya dengan penuh semangat menghadirkan solusi-solusi luar biasa. Selain tim Arabic Braille Converter, tim MeetMeHear dari Singapura juga berhasil masuk lima besar dengan aplikasi mereka yang membantu penyandang tunarungu dan gangguan pendengaran agar dapat berkomunikasi lebih baik dengan orang lain selama pertemuan fisik. Hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan AI untuk pengenalan ucapan, guna memberikan teks langsung yang lebih akurat.
Sementara itu, tiga pemenang utama dalam Hackathon AI4A tahun ini adalah Tim Asclepius dari Thailand, Tim SWIFT Responders dari Singapura, dan Tim EIA dari Filipina. Mereka menciptakan solusi yang meliputi alat bantu komunikasi berkemampuan AI untuk penyandang tunarungu, sebuah sistem cerdas yang memungkinkan penyandang disabilitas fisik untuk hidup mandiri, serta sistem perbankan inklusif bagi penyandang tunanetra.
Baca juga:
Ada Peserta UTBK SBMPTN 'nyasar' ke ITB, kok Bisa?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.