Diameter daun tumbuhan ini kecil. Panjangnya sekitar 1 hingga 5 sentimeter dengan lebar 1 hingga 2 sentimeter. Ukuran daun yang hampir sama dengan uang logam picisan itu membuat tanaman ini dinamakan picisan.
Warnanya hijau terang saat muda, dan hijau gelap saat tua. Daunnya tebal karena berisi cadangan makanan. Tetapi akan menjadi tipis dan layu saat tua. Daunnya ada yang mandul dan ada yang membawa spora pada bagian bawah.
Meski bukan dikategorikan sebagai parasit, tumbuhan epifit ini dapat menjadi pesaing terhadap ketersediaan cahaya. Akar epifit terkadang juga menutupi dan menembus batang pohon inang, sehingga merusak keseimbangan fisiologi tumbuhan yang ditumpangkan, seperti dikutip dari laman distan.sukabumikota.go.id.
Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI, Pyrrosia piloselloides, tumbuhan epifit yang menyukai ranting pohon yang cenderung kering ini memiliki sifat mengganggu.
Pengamatan eksperimental oleh tim peneliti terhadap tanaman inang Daun Sisik Naga, dengan menghilangkan paku-pakuan ini menunjukkan bahwa tanaman inang lebih subur tanpa gangguan Daun Sisik Naga. Penelitian tim LIPI membuat kesimpulan awal bahwa P. piloselloides merupakan tumbuhan paku fakultatif hemiparasit ringan.
Masih mengutip dari cybex.pertanian.go.id, Daun Sisik Naga memiliki kandungan kimia seperti saponim, polifenol, minyak asiri, triterpen atau sterol, fenol, plavonoid, gula, dan tanin.
Tanaman daun sisik naga ini memiliki rasa sedikit manis, tawar, pahit, dan sejuk. Khasiatnya dapat dimanfaatkan sebagai antiphloogistik, antitoksik, dan peluruh dahak. Seluruh bagian tanaman sisik naga, baik segar maupun dikeringkan, dapat dimanfaatkan.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga : Selain Bikin Rumah Cantik, 5 Tanaman Hias Ini Bermanfaat untuk Kesehatan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.