Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hepatitis Akut Misterius pada Anak: Adenovirus, Long Covid, atau Virus Baru?

image-gnews
Ilustrasi Virus Hepatitis. shutterstock.com
Ilustrasi Virus Hepatitis. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian anak dengan gejala hepatitis akut misterius memang ditemukan positif Covid-19. Tapi apakah kedua penyakit saling berhubungan atau kebetulan saja, masih menjadi salah satu yang diteliti dalam pencarian sebab kasus peradangan pada organ hati yang akut dan tidak biasa terjadi pada anak-anak tersebut.

Muzal Kadim, Ketua Unit Kerja Koordinasi Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, menjelaskan itu saat ditanya perihal spekulasi hepatitis akut misterius pada anak adalah termasuk gejala Long Covid. Menurut Muzal, pada kasus anak, tidak ada yang mengalami gejala Covid-19 berjangka waktu lama atau gejala yang menetap pasca-infeksi.

“Sehingga kalaupun berkaitan, itu diduga infeksi Covid-nya menyebabkan penurunan sistem imun, sehingga memudahkan infeksi oleh virus lain seperti adenovirus,” ujarnya kepada Tempo.co pada Selasa malam, 17 Mei 2022.

Sebelumnya, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menduga hepatitis akut misterius adalah satu bentuk dari Long Covid. "Yang bahkan tidak mesti menunggu bertahun-tahun, satu atau dua tahun setelah pandemi ini kita sudah bisa melihat," ujar dia.

Dicky merujuk kepada hasil studi yang dilakukan di Israel, di mana 90 persen dari anak-anak yang terkena hepatitis akut, selama setahun terakhir terinfeksi Covid-19. Kasus juga menimpa anak usia di bawah 5 tahun mayoritas dengan usia tertinggi 2 atau 3 tahun--yang belum mendapatkan vaksinasi. Di sisi lain, kasus hepatitis akut yang sama sedikit atau jarang ditemukan pada orang dewasa yang membuat Dicky semakin yakin dengan hipotesanya bahwa proteksi dari vaksinasi mengurangi potensi long Covid-19.

Dugaannya menguat setelah argumentasi untuk dugaan hepatitis akut disebabkan oleh adenovirus melemah. Faktanya, Dicky menuturkan, pada sebagian besar kasus anak yang terinfeksi, jumlah adenovirus dalam darah mereka ditemukan rendah. Bahkan pada biopsi hepar pun sangat jarang ditemukan bukti langung infeksi adenovirus.

Tersangka Adenovirus dan Dugaan dari Inggris

Adenovirus adalah keluarga besar virus yang biasa menyebabkan penyakit seperti demam dan flu ringan, begitu juga dengan gastroenteritis dan conjunctivitis. Jenis virus ini sementara yang menjadi tersangka utama di dunia. Dasarnya, antara lain, Inggris melaporkan 72 persen anak yang terinfeksi hepatitis akut misterius itu positif terinfeksi adenovirus.

Inggris adalah negara pertama dan sejauh ini melaporkan terbanyak dari 450 kasus temuan hepatitis akut misterius pada anak di dunia. Menurut para penelitinya, sebagian anak bisa jadi lebih rentan adenovirus saat pandemi Covid-19 karena lockdown dan protokol kesehatan yang ketat telah membatasi paparan mereka terhadap keluarga virus tersebut.

Para peneliti di Inggris juga berspekulasi kalau, "sebuah gelombang besar infeksi adenovirus yang tak biasa mungkin telah memunculkan komplikasi yang sangat jarang atau tak disadari."

Kenapa teori adenovirus melemah?

Namun, beberapa ahli, termasuk virolog dari Universitas Queensland, Australia, Ian Mackay, menyatakan adenovirus bisa saja menyembunyikan penyebab yang sebenarnya. "Kebanyakan menunjuk kepada adenovirus hanya karena ada banyak sampel yang positif terinfeksi virus ini...tapi itu mungkin saja menyesatkan karena adenovirus adalah virus yang memang biasa banyak ditemukan," kata Mackay.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip dari keterangan WHO, adenovirus juga disebutnya tidak menjelaskan sepenuhnya gambaran parahnya gejala klinis yang muncul. Analisis lebih jauh atas kasus-kasus yang ada menunjukkan konsistensi temuan adenovirus subtype 41, yang identik dengan gejala seperti diare, muntah, dan sakit perut--bukan peradangan parah pada hati.

Profesor Winita Hardikar, Kepala Unit Transplantasi Hati dan Usus di Rumah Sakit Anak Royal di Melbourne, Australia, juga menyatakan sulit menarik kaitan antara adenovirus dan hepatitis akut yang bermunculan saat ini. Hanya jika dia bukan sebuah virus yang super, Hardikar mengatakan, "kecenderungannya adalah ada beberapa faktor bersama (co-factor) lain seperti sebuah respons imun yang langka atau beberapa susceptibilitas yang lain."

Teori lainnya yang mungkin terjadi, menurut Hardikar, adalah sebuah co-factor--seperti halnya infeksi SARS-CoV-2--mungkin telah mendorong beberapa anak untuk memiliki reaksi atau respons imun abnormal lebih parah terhadap infeksi adenovirus.

Berdasarkan keterangan otoritas kesehatan Inggris, sejumlah studi tentang sistem imun sedang berjalan untuk mencari tahu apakah perubahan-perubahan dalam daya penerimaan (susceptibility) atau efek dari infeksi sebelumnya ataupun yang terjadi bersamaan bisa menjadi faktor kontributor.

"Itu mungkin sebuah co-factor yang menghubungkan kepada anak-anak...sebuah predisposisi genetik, sehingga ketika mereka bertemu adenovirus 41, mereka menjadi cenderung mengembangkan penyakit parah," kata dokter penyakit infeksi dan peneliti hepatitis, Andrew Lloyd dari Kirby Institute.

Banyak otoritas kesehatan juga sedang menyelidiki peluang 'sindrom pasca-infeksi SARS-CoV-2' alias Long Covid. Lloyd juga mendukung dugaan ini. Dia tak yakin kasus-kasus hepatitis akut itu sepenuhnya hanya komplikasi dari Covid-19, tapi fenomena pasca-infeksi--termasuk respons-respons imun yang tak normal--harus dipelajari lebih luas.

Mungkinkah mutasi adenovirus yang benar-benar baru?

Kemungkinan lain adalah kemunculan kasus didorong oleh virus yang benar-benar baru, atau versi mutasi dari adenovirus yang belum pernah diketahui. Namun, soal ini, Mackay mengungkapkan, rendahnya konsentrasi virus dalam sampel yang dikumpulkan membuat para peneliti kesulitan dan belum bisa membuat sekuensing satu virus yang utuh.

"Sejauh ini, dan mungkin karena analisis-analisis belum rampung, tidak ada yang menunjuk ke keberadaan jenis adenovirus yang benar-benar baru," katanya. "Tapi jika kita tidak bisa sampai ke sekuensing, kita tidak akan pernah bisa yakin."

Satu-satunya yang sudah cukup jelas dan meyakinkan adalah ketiadaan bukti kaitan antara kasus hepatitis akut itu dan vaksin Covid-19. Para peneliti seragam mengatakan, "Kebanyakan kasusnya dialami anak di bawah usia 5 tahun, danm terlalu muda untuk bisa disuntikkan vaksin."

ABC, RELIEF.WEB, IDSOCIETY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

6 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

6 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

13 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

14 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

17 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.


Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

17 hari lalu

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual


Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

19 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu jadwal keberangkatan kereta dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 5 April 2024. Sebanyak 17.994 orang meninggalkan Kota Jakarta melalui Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, untuk mudik ke kampung halaman ke berbagai daerah pada H-5 Lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

19 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

22 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.