Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jauh Jelajahi Kosmos, Begini Voyager 1 Milik NASA Belakangan Berlaku Aneh

image-gnews
Penjelajahan Empat Dekade Voyager
Penjelajahan Empat Dekade Voyager
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim insinyur yang mengoperasikan Voyager 1 sedang mencoba mencari tahu kenapa wahana robotik penjelajah antarplanet milik NASA itu mengirim data ke Bumi yang bacaannya tidak sesuai dengan apa yang sedang dikerjakannya--fokus meneropong ruang antarbintang. Ini adalah misteri yang kelihatannya tidak akan menempatkan Voyager 1 dalam masalah yang mendesak, tapi NASA tetap berusaha menemukan jawabannya.

Diluncurkan pada 1977, Voyager 1 telah menjelajah kosmos selama hampir setengah abad. Dia memiliki kembaran, Voyager 2, yang berusia 16 hari lebih tua di luar angkasa sana. Keduanya sama menjelajahi bagian luar Tata Surya, melintasi planet-planet dan memotret banyak bulan sebelum menuju bagian batas terluar lingkungan kosmis kita.

Pada 2012, Voyager 1 telah melewati heliopause--batas wilayah di mana angin Matahari tak mampu mencapainya, dan pangkal dari ruang antarbintang. Berada pada jarak 14,5 miliar mil dari Bumi, Voyager 1 adalah obyek buatan manusia yang saat ini berada terjauh.

Namun, semakin jauh Voyager 1 dari Bumi, kecenderungan hal-hal janggal terjadi dengan wahana antariksa itu meningkat. Saat ini, sistem kontrol dan artikulasi perilaku, atau AACS, dari wahana robotik itu menjadi lebih aktif. AACS adalah sistem yang bertanggung jawab untuk menjaga orientasi di luar angkasa, seperti halnya mengarahkan high-gain antenna yang digunakan untuk mengirim dan menerima sinyal dari Bumi.

Sejauh yang dikuasai para insinyurnya, AACS masih berfungsi seperti seharusnya. Masalahnya, data yang dikirim balik tidak pas menggambarkan apa yang sedang dikerjakan sistemnya. "Sebagai contoh, data bisa saja muncul secara acak, atau tidak mencerminkan sedikitpun kondisi yang memungkinkan untuk AACS," bunyi keterangan tertulis NASA.

Untuk lainnya, Voyager 1 disebutkan masih baik-baik saja. Dia masih berkomunikasi dengan tim insinyurnya dan mengumpulkan data sains seperti yang diharapkan. "Dan masalah kejanggalan dengan AACS tak membuat wahana antariksa ini beralih ke safe mode," kata NASA merujuk kepada tipe prosedur operasional di mana sumber energi untuk kebanyakan instrumen diturunkan dan fokus ke fungsi yang paling dibutuhkan untuk wahana itu tetap hidup.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Suzanne Dodd, manajer proyek Voyager 1 dan 2 di Laboratorium Propulsi Jet NASA, menduga misteri terkait usia misi Voyager. Usia yang sudah 45 tahun, menurut Suzanne, telah jauh melampaui apa yang pernah diantisipasi perancang Voyager. "Kita juga berada dalam ruang antarbintang--sebuah lingkungan radiasi tinggi yang belum pernah dimasuki sebuah pesawat antariksa," katanya.

Sebuah perbaikan bisa datang dalam bentuk sebuah software penambal. Atau tim yang harus membiasakan diri dengan kiriman data-data aneh itu. Adaptasi adalah satu cara yang sudah diakrabi tim Voyager.

Seperti diketahui, sumber energi baik Voyager 1 maupun 2 melemah sejalan dengan waktu karena baterai nuklir yang digunakan perlahan meluruh. Tim telah mematikan sejumlah sistem di kedua wahana robotik itu--selain instrumen ilmiah yang masih bisa terus berfungsi.

THE VERGE

Baca juga:
Bakal Setara SpaceX, Starliner dari Boeing Sukses Merapat ke ISS di Orbit

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


NASA Tawarkan Pengalaman Menyaksikan Gerhana Matahari Total di Air Terjun Niagara pada 2024

14 hari lalu

Air terjun Niagara salah satu tempat wisata alam yang sangat terkenal di Amerika. Air terjun Niagara merupakan gabungan dari 3 air terjun, sehingga biasa disebut air terjun Horseshoe. Niagara mengaliri air sebanyak 6 juta kubik permenit, sungguh kekuatan air yang sangat dahsyat. Roberto Machado Noa/Getty Images
NASA Tawarkan Pengalaman Menyaksikan Gerhana Matahari Total di Air Terjun Niagara pada 2024

Air Terjun Niagara dianggap pas jadi latar belakang alam yang spektakuler untuk peristiwa sekali seumur hidup ini.


Astronot Pertama Pimpin Pesawat Berawak ke Bulan Wafat di Usia 95 Tahun

20 hari lalu

Astronot NASA Frank Borman dalam foto tak bertanggal. Borman menjabat sebagai komandan Apollo 8, misi pertama terbang keliling dunia. Atas perkenan NASA/Handout melalui REUTERS
Astronot Pertama Pimpin Pesawat Berawak ke Bulan Wafat di Usia 95 Tahun

Mantan astronot AS Frank Borman meninggal pada usia 95 tahun.


Wahana NASA Temukan Dua Asteroid Kecil Mengorbit Asteroid Dinkinesh

20 hari lalu

Asteroid Dinkinesh selebar setengah mil di sebelah kiri dan biner kontak yang menarik di sebelah kanan. Kredit: NASA/Goddard/SwRI/Johns Hopkins APL
Wahana NASA Temukan Dua Asteroid Kecil Mengorbit Asteroid Dinkinesh

Target pertama misi Lucy kini diketahui adalah tiga asteroid.


Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

23 hari lalu

Tim peneliti NASA berhasil menemukan tanda-tanda lubang hitam yang sedang berkembang hanya 470 juta tahun pascaperistiwa Dentuman Besar (Big Bang). (NASA)
Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

Lubang hitam tersebut berada pada tahap awal pertumbuhan yang belum pernah disaksikan sebelumnya.


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

23 hari lalu

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.


NASA Temukan Asteroid Dinky dengan Bulannya dekat Jupiter

25 hari lalu

Satelit dari asteroid Dinkinesh terlihat oleh Lucy Long Range Reconnaissance Imager (L'LORRI), saat pesawat ruang angkasa Lucy milik NASA melintasi biner asteroid ini. Gambar diambil pada 1 November 2023 dari jarak sekitar 270 mil. Kredit: NASA/Goddard/SwRI/Johns Hopkins APL/NOAO
NASA Temukan Asteroid Dinky dengan Bulannya dekat Jupiter

NASA telah merilis serangkaian gambar yang menunjukkan asteroid Dinky dan bulan semunya.


Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

28 hari lalu

Dua bintik hitam besar di matahari, yang dikenal sebagai sunspots (bintik matahari), muncul pada bulan Februari 2013, dan masing-masing seluas enam kalli Bumi. Kredit: NASA/SDO/AIA/HMI/Goddard Space Flight Center
Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

Rho Coronae Borealis adalah bintang katai deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi.


Ilmuwan Identifikasi Lapisan Cair di Interior Planet Mars

35 hari lalu

Lubang bor di permukaan Mars oleh Perseverance NASA dalam percobaan pertamanya mengumpulkan sampel batuan dari planet itu pada 6 Agustus 2021. mars.nasa.gov
Ilmuwan Identifikasi Lapisan Cair di Interior Planet Mars

Para ilmuwan mengidentifikasi lapisan cair jauh di dalam interior planet Mars.


Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

38 hari lalu

Ilustrasi atmosfer WASP-17b yang kaya akan silikat. (Kredit gambar: NASA, ESA, CSA, Ralf Crawford (STScI))
Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

Atmosfer Planet WASP-17b yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop James Webb.


Jepang Gelontorkan Subsidi Rp1,26 Triliun ke Startup, Demi Pendaratan di Bulan

41 hari lalu

Pengusaha Jepang Yusaku Maezawa melayang di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 9 Desember 2021. Yusake Maezawa via Instagram/via REUTERS
Jepang Gelontorkan Subsidi Rp1,26 Triliun ke Startup, Demi Pendaratan di Bulan

Jepang memberikan subsidi hingga $80 juta kepada startup ispace.