Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO Sebut Lebih Banyak Kasus Cacar Monyet Akan Teridentifikasi

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi Cacar Monyet. shutterstockcom
Ilustrasi Cacar Monyet. shutterstockcom
Iklan

TEMPO.CO, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu, 21 Mei 2022, mengatakan bahwa akan ada lebih banyak kasus cacar monyet (monkeypox) yang teridentifikasi seiring pengawasan yang meluas di negara-negara nonendemik.

Data WHO pada Sabtu menunjukkan bahwa 92 kasus terkonfirmasi dan 28 kasus suspek cacar monyet telah dilaporkan dari 12 negara anggota nonendemik virus cacar monyet, tanpa ada kematian terkait penyakit itu hingga saat ini.

Kasus suspek dan terkonfirmasi itu paling banyak dilaporkan oleh Inggris, Spanyol dan Portugal, sisanya dari Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Swedia, dan Amerika Serikat.

Kasus-kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak memiliki hubungan dengan perjalanan umum ke sebuah daerah endemik, dan kasus-kasus sebagian besar tetapi tidak secara eksklusif teridentifikasi di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki yang berobat di layanan perawatan primer dan klinik kesehatan seksual, kata WHO.

Semua kasus yang sampelnya terkonfirmasi oleh PCR telah teridentifikasi sebagai kasus terinfeksi klad (clade) Afrika Barat.

Urutan genom dari sampel usap (swab) dari satu kasus terkonfirmasi di Portugal menunjukkan kecocokan yang dekat dengan virus cacar monyet yang menyebabkan wabah saat ini dengan kasus yang menyebar dari Nigeria ke Inggris, Israel dan Singapura pada 2018 dan 2019.

Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi di antara orang-orang yang melakukan kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang bergejala.

Tindakan segera harus fokus pada memberikan informasi kepada mereka yang mungkin paling berisiko terinfeksi cacar monyet dengan informasi yang akurat, guna menghentikan penyebaran lebih lanjut, kata WHO.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyakit cacar monyet endemik biasanya secara geografis terbatas di Afrika barat dan tengah. Identifikasi kasus cacar monyet suspek dan terkonfirmasi tanpa riwayat perjalanan ke daerah endemik di banyak negara tidaklah lazim, kata WHO.

WHO telah mengeluarkan sebuah seruan mendesak kepada berbagai negara untuk meningkatkan kesadaran tentang cacar monyet dan melakukan pencarian kasus dan isolasi yang komprehensif (diberikan dengan perawatan suportif), pelacakan kontak dan perawatan suportif guna membatasi penularan lebih luas.

Secara historis, vaksinasi cacar telah terbukti melindungi dari cacar monyet. Namun, setelah WHO mendeklarasikan bahwa cacar berhasil dibasmi pada 1980, kekebalan perlindungan silang dari vaksinasi cacar akan terbatas pada orang yang lebih tua, dan kekebalan terhadap cacar monyet di antara kalangan muda yang tinggal di negara nonendemik hanya sedikit karena virus belum ada di sana.

XINHUA | ANTARA

Baca:
Virus Cacar Monyet Menyebar Cepat, Data Genom Pertama Mirip Kasus 2018-2019

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

4 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

5 hari lalu

Cacar monyet. WHO
Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

12 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

13 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

15 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

16 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

18 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

20 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

35 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.


Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

35 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.