TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Muhammadiyah Papua meluncurkan program pascasarjana atau S2 pada program studi Ilmu Komunikasi, Senin, 23 Mei 2022. Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Papua Partino mengatakan setelah peluncuran program pascasarjana Ilmu Komunikasi itu pihaknya langsung membuka penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2022-2023.
"Untuk pendaftaran dibuka secara daring (online) dan luring (offline), namun untuk memulai perkuliahan semester ganjil ini kami masih menunggu instruksi pemerintah," katanya di Jayapura, Senin, 23 Mei 2022.
Menurut dia, pendaftaran mahasiswa baru program magister Ilmu Komunikasi akan dibuka pada Selasa, 24 Mei 2022. Partino mengatakan formulir pendaftaran dapat diambil di kampus. Saat ini, program magister yang dibuka di Universitas Muhammadiyah Papua baru jurusan Ilmu Komunikasi.
Ia menjelaskan program studi tersebut merupakan program studi yang baru ada di UM Papua. Untuk itu, Partiono berharap ke depan ada banyak masyarakat yang berkeinginan untuk mengambil jurusan tersebut. "Program Ilmu Komunikasi belum ada di universitas lain di Papua padahal komunikasi ini adalah hal penting dalam keseharian," katanya.
Ia menambahkan di UM Papua ada tujuh program studi, yakni strata satu (S1) Ilmu Komunikasi, Hukum, Ilmu Lingkungan, Ilmu Kewirausahaan, Ilmu Komputer dan Psikologi, serta Public Relation untuk Diploma III.
"Ini prodi yang belum tentu ada di universitas lain di Papua sehingga kami harap semua pihak dapat menggalakkan untuk kuliah di Tanah Papua, khususnya di UM Papua," kata Partino.
Universitas Muhammadiyah Papua sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Papua. Namun setelah diterbitkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 937/M/2020 nama STIKOM beralih menjadi Universitas Muhammadiyah Papua.
Universitas yang terletak di Jalan Abe Pantai, Tanah Hitam, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua itu telah mendapat akreditasi peringkat "C" berdasarkan surat keputusan nomor 782/SK/BAN-PT/Ak-PNB/PT/VIII/2021 dari BAN PT Akreditasi.
Baca juga: 90 Persen Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Papua Non-Muslim
