Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

UI Perluas Kerja Sama Saintek dan Sosial dengan University of Melbourne

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Ilustrasi Kampus Universitas Indonesia 2022. (DOK. HUMAS UI)
Ilustrasi Kampus Universitas Indonesia 2022. (DOK. HUMAS UI)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Indonesia (UI) akan mengembangkan kolaborasi dan mempererat kerja sama antara dengan University of Melbourne. Direktur Asia Institute, University of Melbourne, Vedi R. Hadiz, berkunjung ke UI pada Selasa, 17 Mei lalu.

Rektor UI Ari Kuncoro menyambut baik kedatangan Vedi karena membuka ruang berbincang secara langsung terkait kerja sama potensial. “Sebagai lulusan UI, Vedi merupakan penyambung budaya antara UI dan universitas di luar negeri,” kata Ari dilansir dari laman resmi UI pada Selasa, 24 Mei 2022.

Vedi merupakan ilmuwan sosial Indonesia yang bekerja sebagai Professor of Asian Studies di Asia Institute, University of Melbourne, Australia. Sebelumnya, Vedi bekerja sebagai Professor of Asian Societies and Politics di Asia Research Centre, Murdoch University, Australia dan sebagai Associate Professor di Jurusan Sosiologi National University of Singapore (NUS).

Vedi pernah bekerja sebagai Research Fellow di Asia Research Centre, Murdoch University, Australia dan merupakan Adjunct Professor di Departemen Sosiologi, Universitas Indonesia. Alumnus S1 FISIP UI ini memperoleh gelar Ph.D. di Murdoch University pada 1996.

Tawarkan Kerja Sama Program Blended Science

UI dan University of Melbourne sebelumnya telah bekerja sama dalam program Partnership in Research Indonesia and Melbourne (PRIME) di bidang kesehatan. Program yang berhasil dijalankan UI dan University of Melbourne ini merupakan riset bertema “Health System and Policy in Maternal, Child, and Adolescent Health during Covid-19 Pandemic”.

Vedi mengatakan Keberhasilan pelaksanaan PRIME merupakan tonggak percapaian yang memicu kerja sama di bidang lain. "Kami berharap PRIME dapat diperluas secara bertahap per tahunnya. Kalau bisa di bidang kesehatan, kenapa tidak di bidang lain juga,” katanya.

Selain PRIME, Vedi juga menawarkan kolaborasi dalam penerapan program Blended Science di UI. Program ini berhasil dijalankan University of Melbourne dan India yang diikuti mahasiswa sarjana, terutama yang berminat melanjutkan kuliah di luar negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Blended Science cocok untuk mahasiswa yang ingin bekerja di perusahaan sains atau akademi berbasis pelatihan. Program ini ditujukan bagi mahasiswa jurusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Teknik. Menurut Vedi, jika program ini dapat dijalankan di India, tentu ada potensi untuk dikembangkan di Indonesia.

Didorong Bergabung dengan Aliansi Riset

Vedi juga berharap UI dapat bergabung dengan Humanities and Social Science Alliance, yaitu aliansi riset yang dikembangkan University of Melbourne bersama universitas di Kanada, Inggris, dan India. Aliansi ini merupakan kolaborasi riset mengenai dampak Covid-19 terhadap tata dunia baru. Akan tetapi, rumitnya birokrasi terkadang menjadi hambatan bagi akademisi asing saat melakukan penelitian di Indonesia.

Untuk menghindari hal ini, akademisi asing biasanya menggunakan peneliti Indonesia untuk mengumpulkan data. “Saya ingin melawan peneliti luar negeri yang hanya menggunakan peneliti Indonesia sebagai pengumpul data. Saya ingin peneliti Indonesia dilihat sebagai rekan yang setara,” kata Vedi.

Sebagai seorang akademisi, Vedi banyak menghasilkan karya tulis ilmiah. Karya-karyanya terbit di beberapa jurnal, antara lain Prisma, Development and Change, New Political Economy, Democratization, Third World Quarterly, Pacific Review, Journal of Contemporary Asia, Critical Asian Studies, dan Historical Materialism.

Vedi memperoleh Future Fellowship dari Australian Research Council pada 2010 dan pernah menjadi peneliti tamu di Universitas Kyoto, Jepang; International Institute of Social Studies, Belanda; dan School for Advanced Studies in the Social Sciences (EHESS), Perancis.

Baca juga: Hujan Meteor Tau-Herculids Akhir Bulan Ini Janjikan Pertunjukan Spektakuler

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

45 menit lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.


Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

5 jam lalu

Selama empat tahun Badan Karantina Kementerian Pertanian tidak bisa mengekspor buah manggis ke Tiongkok
Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).


4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

8 jam lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.


Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

19 jam lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024


Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

19 jam lalu

Pelatih Australia U-23 Tony Vidmar . Foto : AFC
Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.


Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

20 jam lalu

Polisi memasuki Gereja Assyrian Christ The Good Shepherd  bersama seorang pendeta setelah serangan pisau terjadi saat kebaktian pada Senin malam, di Wakely, di Sydney, Australia, 17 April 2024. REUTERS/ Jaimi Joy
Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne


Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

22 jam lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.


Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

1 hari lalu

Seremoni program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur, yang akan menggabungkan modal pemerintah dan swasta untuk mempercepat investasi, 19 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

2 hari lalu

Ilustrasi Kehamilan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.