Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Digunakan Manusia Saban Hari, Ini Sejarah Bantal Sejak Sebelum Masehi

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi seprai dan bantal tidur
Ilustrasi seprai dan bantal tidur
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Bantal jangan diremehkan. Tak jarang dianggap hal sepele dan terkesan tidak istimewa.

Bantal yang berfungsi sebagai penahan kepala atau tubuh ini dimiliki oleh hampir semua rumah tangga. Tanpa disadari barang yang dianggap remeh ternyata memiliki sejarah panjang. 

Sejarah Bantal 

Bantal ternyata sudah ada sejak zaman Mesopotamia atau 7.000 SM seperti yang ditulis dalam Sleepcity.com.

Pada awalnya bantal terbuat dari batu yang bisa diperkirakan tidak nyaman dipakai dibandingkan bantal yang digunakan saat ini.

Fungsi bantal batu ini digunakan untuk melindungi serangga yang merayap ke telinga.. Meski terbuat dari batu yang memiliki bantal hanya orang-orang kaya saja. 

Geisha Jepang 

Selain digunakan dalam peradaban Mesopotamia, bantal keras juga digunakan oleh kalangan Geisha Jepang untuk melindungi rambut mereka dari nasi. Pasalnya pada zaman dulu geisha pada masa pelatihan tidur dengan dikelilingi oleh nasi.

Jika kepala mereka melorot karena tidur nyenyak, nasi akan menempel pada rambut.  

Penggunaan bantal keras juga digunakan oleh masyarakat Mesir Kuno. Seperti yang disebutkan dalam Wallswithstories.com, bantal di Mesir Kuno terbuat dari marmer, gading, keramik, batu, atau kayu dengan ukiran dewa di bawah kepala.

Sebab kepala dianggap sebagai pusat kehidupan spiritual dan harus dihargai, 

Batu Giok Diyakini Bikin Cerdas dan Evolusi Bantal

Bantal keras juga digunakan di Cina atau Tiongkok Kuno dengan material batu, kayu, bambu, perunggu, porselen, dan batu giok.

Bantal di Tiongkok juga dihiasi dengan gambar manusia, hewan, dan tumbuhan. Orang-orang Tiongkok percaya jika bahan untuk membuat bantal dapat memberikan manfaat kesehatan jika dipakai. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya: Batu giok dipercaya dapat meningkatkan...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jajaki Investasi, 30 Pimpinan Perusahaan Tiongkok Kunjungi Kantor BP Batam

23 menit lalu

Kepala BP Batam Muhammad Rudi menyampaikan rencana lanjutan pengembangan investasi Rempang Eco-city di Hotel Swissbel Batam, Senin 18 Desember 2023. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Jajaki Investasi, 30 Pimpinan Perusahaan Tiongkok Kunjungi Kantor BP Batam

Puluhan pimpinan perusahaan asal Tiongkok berkunjung ke kantor BP Batam untuk penjajakan investasi di Batam.


Pameran China Homelife Berakhir, Sejumlah Perusahaan Tiongkok Diklaim Akan Berinvestasi

10 hari lalu

Ruko-ruko yang menampilkan produk di sektor bangunan, elektronik, kebutuhan rumah tangga dan furniture. Pameran berada di JIExpo, Jakarta sejak 13 Maret 2024, berakhir pada Sabtu, 16 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Pameran China Homelife Berakhir, Sejumlah Perusahaan Tiongkok Diklaim Akan Berinvestasi

Sebanyak 400 produsen dari Tiongkok serta lokal mengikuti China Homelife. Sejumlah perusahaan Tiongkok diklaim akan berinvestasi di Indonesia.


Sebelum Traveling ke Jepang, Ketahui Tiga Aturan Baru untuk Wisatawan

12 hari lalu

Kuil Kinkakuji, Kyoto, Jepang (Pixabay)
Sebelum Traveling ke Jepang, Ketahui Tiga Aturan Baru untuk Wisatawan

Dari aturan untuk ke Gunung Fuji hingga visa digital nomad, inilah aturan baru yang terapkan Jepang untuk pariwisatanya.


Kyoto Bakal Tutup Sejumlah Gang di Distrik Geisha karena Overtourism

19 hari lalu

Pengunjung mengamati bunga Sakura yang mulai bermekaran di kuil Hirano Jinja, Kyoto, Jepang, 24 Maret 2015. Pohon sakura menghasilkan buah yang dikenal sebagai buah ceri (bahasa Jepang: sakuranbo). Buah ceri yang masih muda berwarna hijau dan yang sudah masak berwarna merah sampai merah tua hingga ungu. (The Asahi Shimbun via Getty Images)
Kyoto Bakal Tutup Sejumlah Gang di Distrik Geisha karena Overtourism

Wisatawan memadati jalan-jalan sempit dan kuno di kawasan Gion, Kyoto, yang dikenal dengan distrik geisha, penduduk lokal merasa terganggu.


6 Mitos dan Fakta Tetap Nyaman Selama Penerbangan Jarak Jauh

21 hari lalu

Ilustrasi wanita bepergian dengan pesawat terbang. Freepik.com/Jcomp
6 Mitos dan Fakta Tetap Nyaman Selama Penerbangan Jarak Jauh

Ada beberapa mitos dan fakta tentang tips menjaga kenyamanan dan kesehatan selama penerbangan jarak jauh


Momen Emosional Perpisahan Panda Fu Bao Sebelum Kembali ke Tiongkok

22 hari lalu

Giant panda di Everland, Korea. Unsplash.com/Michael Payne
Momen Emosional Perpisahan Panda Fu Bao Sebelum Kembali ke Tiongkok

Panda Fu Bao menjadi simbol persahabatan diplomatik antara Korea dan Tiongkok


Kisah Zong Qinghou dari Bisnis Toko Kelontong Jadi Orang Terkaya di Cina

27 hari lalu

Zong Qinghou. REUTERS/China Daily
Kisah Zong Qinghou dari Bisnis Toko Kelontong Jadi Orang Terkaya di Cina

Zong Qinghou orang terkaya di Cina meninggal belum lama ini. Ini kisah suksesnya, dari toko kelontong menjadi orang terkaya di Tiongkok.


Zong Qinghou Miliarder Terkaya di Cina Meninggal Pada Usia 79, Ini Profil Master Manajemen Tiongkok

27 hari lalu

Zong Qinghou. REUTERS/China Daily
Zong Qinghou Miliarder Terkaya di Cina Meninggal Pada Usia 79, Ini Profil Master Manajemen Tiongkok

Zong Qinghou lahir dari keluarga miskin berhasil mengembangkan bisnis minuman kemasannya hingga menjadi salah satu orang terkaya di Cina.


Ini Asal-usul Bangsa Romawi Ciptakan Tahun Kabisat

34 hari lalu

Julius Caesar. nfb.ca
Ini Asal-usul Bangsa Romawi Ciptakan Tahun Kabisat

Julius Caesar menetapkan tahun kabisat sebagai reformasi untuk mengatasi masalah ketidaksinkronan kalender sebelumnya dengan kalender matahari.


Makan Pakai Sumpit Bagi Orang Tionghoa Punya Makna Filosofi

44 hari lalu

ilustrasi sumpit  (pixabay.com)
Makan Pakai Sumpit Bagi Orang Tionghoa Punya Makna Filosofi

Bagi orang Tionghoa sumpit tak hanya sekadar alat makan tapi juga mengandung makna. Sumpit merupakan lambang kesatuan, keharmonisan, dan kesetaraan.