TEMPO.CO, Jakarta - Apa yang terjadi dengan anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz, mempopulerkan Sungai Aare, Swiss, bagi sebagian warga Indonesia. Sungai itu ternyata bukan hanya dikenal untuk aktivitas urban swimming, tapi juga memenuhi kebutuhan listrik warga sekitarnya.
Ada beberapa pembangkit listrik tenaga air (hydropower) mini di sepanjang aliran Sungai Aare yaitu Gösgen, Flumenthal dan Ruppoldingen. Pembangkit listrik tenaga air lokal tersebut tentu saja memenuhi kebutuhan energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Berikut ini gambaran kapasitas bangkitan listrik, pemanfaatan, dan pengembangan masing-masing,
Gösgen
Pembangkit listrik Gösgen adalah salah satu pembangkit listrik run-of-river yang paling produktif dan terbesar di Sungai Aare. Dibangun pada 1917, dan dibangun kembali sepenuhnya antara 1997 dan 2000 menjadikan Gösgen sekarang menghasilkan listrik 12 persen lebih banyak dengan aliran air yang sama. Fasilitas pembangkit listrik juga mencakup kanal sepanjang 4,8 kilometer.
Berlokasi di Niedergösgen, pembangkit ini memiliki 5 turbin Kaplan yang salah satunya memasok daya traksi 16,7 Hz untuk SBB Swiss Federal Railways. Kapasitas total yang dihasilkan 51,3 MW. Sedangkan produksi tahunan rata-rata 300 GWh. Hingga kini masih berproduksi dan melayani publik. Namun, area kompleks pembangkit tidak menerima kunjungan umum.
Ruppoldingen
Mini hydropower di sini dilengkapi dua turbin baling-baling untuk membangkitkan listrik kapasitas 23 MW dan menghasilkan sekitar 115 GWh per tahun. Turbin Kaplan sepanjang 5,9 meter yang ada di Ruppoldingen adalah salah satu kincir air terbesar di Swiss.
Lokasi ini mengalami revitalisasi berupa pembangunan gedung baru pada 2000 dan memberi perlindungan lingkungan serta memulihkan dan merehabilitasi lanskap alam di sepanjang Sungai Aare. Hamparan air, pulau-pulau dan daerah pertumbuhan alami didirikan di sepanjang 8,4 kilometer bentangan sungai. Pada kanal lama, aliran air deras sepanjang 1.200 meter dibangun untuk bentuk kehidupan akuatik.
Perkembangan ekologi terus didokumentasikan dan dinilai oleh para ahli selama audit lingkungan berkala. Pada awal 2010, Association for Environmentally Sound Energy (VUE) memberi pembangkit listrik Ruppoldingen sertifikat bintang buatan alam.
Pembangkit listrik tenaga air Ruppoldingen di Sungai Aare. Foto : aare-strom.ch
Warga dapat berkunjung ke lokasi ini untuk melihat lingkungan pembangkit yang ramah lingkungan. Kunjungan hanya bisa dilakukan melalui penyelenggara tur yang ditunjuk. Dapat juga melakukan pendakian sepanjang jalur yang sudah ditentukan. Atau modul pendidikan khusus untuk para pelajar.
Flumenthal
Pembangkit listrik tenaga air lokal Flumenthal dioperasikan pada 1970. Mengikuti langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas menjadi 27 MW, tiga kelompok turbin-generator sekarang menghasilkan rata-rata 146 GWh per tahun. Hal ini sesuai dengan peningkatan sebesar 6 persen.
Modernisasi pembangkit listrik antara 2006 dan 2009 di lokasi ini terdiri dari perombakan umum kelompok mesin dengan pemasangan poros turbin baru dan roda turbin yang dimodifikasi aliran, penggantian peralatan kontrol dan pengaturan listrik, serta daya bantu dan generator. Hingga kini pembangkit listrik yang ketiga d Sungai Aare ini masih melayani warga namun tidak membuka kunjungan umum.
AARE-STROM, ALPIQ
Baca juga:
Ahmad Dzuizz, Siswa SD Asal Lamongan Punya CV dengan Segudang Prestasi