TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebuah video yang memperlihatkan Gunung Merapi meletus menyemburkan awan panas dan debu vulkanis sangat besar menyebar di media sosial Facebook pada Senin siang, 30 Mei 2022. Unggahan itu disertai narasi yang menyebut bahwa Gunung Merapi baru saja mengalami erupsi besar.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta Hanik Humaida membantah isi unggahan itu. "Video tersebut benar erupsi Merapi, tapi bukan hari ini," kata Hanik Senin.
BPPTKG Yogyakarta menyatakan postingan video itu merupakan erupsi freatik lawas Merapi beberapa tahun lalu. "Kalau tidak salah terjadi Mei atau Juni 2018," kata Hanik.
BPPTKG Yogyakarta lantas memberikan kondisi terkini dengan cara live streaming Merapi pemantauan di sejumlah CCTV yang dipasang BPPTKG. Baik dari Pos Pantau Babadan, Tunggularum, dan Panguk. Kondisi thermal Gunung Merapi dari Panguk pun juga dimonitor.
Dalam laporan itu, kondisi Merapi sama sekali berbeda dengan video yang disebarkan melalui media sosial. "Pemantauan hari ini dari pukul 00.00 hingga 12.00 WIB teramati 10 kali guguran lava pijar ke arah barat daya sejauh maksimal 1.800 meter," kata dia.
Sementara awan panas sama sekali tak terlihat. Visual Gunung Merapi yang terlihat berupa asap kawah bertekanan lemah teramati putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20-50 meter di atas puncak kawah. "Tingkat aktivitas tetap Siaga," kata dia.
Baca juga:
Paus Pembunuh Tersesat di Sungai di Prancis Diputuskan Disuntik Mati