Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Polusi Sebabkan 9 Juta Kematian Prematur pada 2019

image-gnews
Sejumlah pengendara melintasi jalanan yang diselimuti asap akibat polusi udara di New Delhi, India, 8 November 2017. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan New Delhi sebagai kota paling berpolusi di dunia. AP
Sejumlah pengendara melintasi jalanan yang diselimuti asap akibat polusi udara di New Delhi, India, 8 November 2017. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan New Delhi sebagai kota paling berpolusi di dunia. AP
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPolusi telah membunuh 9 juta orang di dunia pada 2019, atau bertanggung jawab untuk satu dari setiap enam kematian yang terjadi. Analisa diberikan Rich Fuller dari Global Alliance on Health and Pollution di Swiss dan koleganya dalam laporan penelitian yang dipublikasikan pada 17 Mei 2022.

Mereka menganalisisnya sama seperti saat mengkaji dampak polusi terhadap angka kematian prematur pada 2015. Untuk mengungkap bagaimana kematian terkait polusi mungkin telah berubah, tim peneliti tersebut mengulangi analisisnya untuk 2019, menggunakan data dari Global Burden of Diseases Study yang sedang berjalan.

"Satu hal mengenai polusi adalah bahwa tidak seorangpun mati langsung karenanya," kata Fuller. "Mereka mati karena polusi memberi penyakit yang kemudian menghentikan usia mereka lebih cepat."

Hasilnya, Fuller dkk menemukan jumlah 9 juta kematian terkait polusi pada 2019 tidak berubah dari 2015. Namun demikian, kematian yang disebabkan spesifik oleh polusi dalam rumah, sebagai contoh penggunaan kayu bakar perapian, turun dari 2,9 juta pada 2015 menjadi 2,3 juta pada 2019, seiring dengan banyak negara beralih ke bahan bakar yang lebih bersih.

Berbeda untuk kematian terkait polusi luar ruangan yang naik dari 4,2 menjadi 4,5 juta. Sebabnya, menurut Fuller, jumlah kendaraan bermotor dan pabrik yang meningkat. Untuk mengingatkan kembali, pembakaran bahan bakar fosil melepaskan debu halus dengan diameter maksimal 2,5 mikrometer atau biasa disebut PM2,5. Partikel itu bisa masuk ke tubuh begitu dalam, dan memiliki hubungan sebab akibat dengan penyakit jantung dan beberapa jenis kanker.

Hasil studi menyebut polusi udara luar ruangan bersama bahan kimia beracun sebagai faktor risiko polusi modern, sebuah dampak tak diinginkan dari industrialisasi dan urbanisasi. Keduanya dicatat berkaitan dengan kematian prematur yang jumlahnya naik tujuh persen dibandingkan 2015, atau 66 persen daripada 2000.

Dari angka keseluruhan 9 juta kematian prematur, terbesar disumbang faktor polusi udara, dalam maupun luar ruangan. Studi Fuller dan timnya menemukan ada 6,7 juta kematian prematur yang berkorelasi dengan polusi ini sepanjang 2019. Polusi air berada di balik 1,4 juta kematian. Sedangkan polusi timbal diduga terkait dengan 900 ribu kematian--meningkat dari 500 ribu dari 2015.

Satu lagi adalah occuptional pollution, atau polusi bahan kimia beracun, terdiri dari karsinogen dan partikulat. Tak termasuk kematiannya yang terjadi karena sebab sama di lingkungan kerja, faktor ini disebut terkait dengan 870 ribu kematian sepanjang 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Disebutkan pula bahwa lebih dari 90 persen kematian prematur terkait polusi terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. "Sebagian besar polusi udara datang dari industrialisasi yang cepat di banyak negara itu," kata Fuller.

Analisis terbaru berbasis data sebelum pandemi Covid-19. Memasuki masa pandemi jumlah kendaraan bermotor di jalan-jalan jauh berkurang karena pemberlakuan lockdown di banyak wilayah, meski begitu belum jelas efeknya terhadap analisis polusi udara di masa depan. "Saya tahu kalau polusi udara turun selama pandemi tapi kini sudah meningkat kembali," katanya.

Fuller berharap hasil studi terbarunya akan menuntun ke kesadaran dan pemantauan polusi udara yang lebih baik. Dia mengatakan bahwa polusi adalah satu dari tiga isu utama global saat ini. Dua lainnya adalah perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Eloise Marais dari University College London, Inggris, mengatakan tak terkejut dengan besarnya kematian prematur global karena paparan polusi. Yang lebih mencemaskan, menurutnya, "Minimnya adopsi langkah-langkah untuk mengatasi permasalahannya."

NEW SCIENTIST, THE LANCET

Baca juga:
Ini Sebab Kualitas Udara Bisa Lebih Buruk Meski Kawasan Lebih Hijau

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

2 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

3 hari lalu

Patung Raja Ramses II terlihat dalam perjalanan ke Museum Agung Mesir di Kairo, Mesir 25 Januari 2018. REUTERS
Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri


Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

3 hari lalu

Ilustrasi wifi di ponsel. Shutterstock
Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

Sebelum traveling, turis tersebut sudah mengunjungi toko operator selularnya supaya bisa menggunakan paket data internasional.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

6 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

6 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

6 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

6 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

11 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Sebagai pengguna commuter line, Anda perlu mengetahui rute KRL Jabodetabek 2024 terbaru. Berikut ini rute terbaru dan harga tiketnya. Foto: Canva
KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

17 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.