TEMPO.CO, Ciamis - Kantor Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ciamis menelusuri asal kijang yang ditemukan masuk permukiman warga dan ruang belajar sekolah di Kelurahan Maleber, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Satu kemungkinannya adalah hewan tersebut ke luar dari hutan Gunung Sawal, tapi jaraknya dari lokasi permukiman itu dirasa cukup jauh.
"Kami belum bisa memastikan asal kijang ini dari mana, sementara kami evakuasi untuk selamatkan satwanya," kata staf fungsional Kantor BKSDA Wilayah III Ciamis, Dede Nurhidayat, Kamis 2 Juni 2022.
Ia menuturkan seekor kijang sempat masuk ruang kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) Maleber 5 di Lingkungan Blender, Kelurahan Maleber, Kecamatan Ciamis, pada Selasa sebelum kemudian ditangkap warga setempat. Peristiwa itu baru pertama kali terjadi.
"Kijang itu hanya masuk ke sekolah, tak sampai merusak peralatan yang ada di dalam kelas, tak ada korban jiwa dan korban luka," katanya.
Petugas BKSDA Ciamis langsung mengevakuasi kijang itu untuk penanganan kesehatan dan menelusuri asal-usulnya sebelum rencananya nanti melepasliarkan kembali. Kondisi hewan itu disebut Dede memprihatinkan karena luka di bagian kaki dan stres. Tandanya, perut kembung dan nafas cepat.
"Nafasnya tersengal-sengal, namun ketika dimasukkan ke kandang transit itu sudah mulai tenang," katanya.
Selain Gunung Sawal, kemungkinan lain asal kijang luka itu adalah peliharaan warga. Namun, saat ditanyakan ke warga setempat, mereka menjawab tidak ada yang tahu. "Sedang lokasi sekolah itu memang cukup jauh dari Gunung Sawal yang merupakan habitatnya," kata Dede lagi.
Menurut Dede, hewan kijang liar biasa ditemukan di Gunung Sawal, namun populasi dan sebarannya belum ada data yang pasti. "Ini termasuk satwa dilindungi, kalau memelihara tanpa izin bisa dipidanakan," katanya.
Baca juga:
18 Macan Kumbang Berkeliaran di Pulau Nusakambangan