Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Senjata untuk Melawan Rusia: Ini Daftar Permintaan Terbaru dari Ukraina ke NATO

image-gnews
Tiga pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan dua jenis rudal anti-kapal: Harpoon atau NSM. Pilihan untuk pengiriman langsung dari Amerika Serikat ke Ukraina atau transfer dari salah satu sekutu Eropa sedang dipertimbangkan. Foto : Wikipedia
Tiga pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan dua jenis rudal anti-kapal: Harpoon atau NSM. Pilihan untuk pengiriman langsung dari Amerika Serikat ke Ukraina atau transfer dari salah satu sekutu Eropa sedang dipertimbangkan. Foto : Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina mempunyai daftar permintaan baru persenjataan untuk melawan invasi Rusia kepada NATO. Mereka berharap dipasok tambahan artileri roket jarak jauh, drone tempur dan rudal anti-kapal perang. Setidaknya satu negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu telah memberikan komitmen bantuan untuk memenuhi permintaan tersebut.

Ukraina sebenarnya sudah memiliki tiga jenis persenjataan itu tapi, seperti dikutip dari Defense News, versi NATO atau Amerika diyakini memiliki teknologi lebih maju dan lebih baik. Ketiganya akan berdampingan dengan senjata lainnya yang sudah lebih dulu disediakan NATO, termasuk rudal anti-tank Javelin, roket anti-tank NLAW, howitzer M777 dan drone kamikaze Switchblade.

Berikut ini tiga jenis senjata dalam daftar permintaan terbaru Ukraina kepada NATO,

1. High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS)

Sistem roket artileri mobilitas tinggi buatan Amerika Serikat ini berada di daftar teratas. HIMARS terdiri dari sebuah truk berbobot lima ton untuk meluncurkan roket-roket diameter 227 milimeter. Setiap unit HIMARS mengangkut enam roket berpenuntun GPS alias Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS) berdaya jangkau sampai 43 mil. HIMARS dapat menakuti banyak artileri Rusia, menghujaninya dari jarak di luar jangkauan senjata dan peluncur roket Rusia.

Ukraina telah memiliki beragam sistem artileri roket, termasuk sistem roket 300 mm BM-30 Smerch. Tapi, kebanyakan tak didukung teknologi penuntun GPS, dan kurang akurat dibandingkan howitzer. Karenanya roket-roket itu biasanya dimodifikasi mengangkut bom yang lebih kecil atau bom klaster anti-tank. Saat roket terbang di atas sasaran, dia akan menyebarkan bom-bom itu, menciptakan kerusakan di wilayah yang lebih luas. Strategi seperti ini memicu kecaman global karena bom bisa menyasar warga sipil.

Sistem HIMARS terdiri dari satu peluncur, dua kendaraan suplai ulang, dua trailer suplai ulang dan beban dasar sembilan pod (enam roket per pod) roket MFOR (Multiple Launch Rocket System Family of Munitions). HIMARS diprediksi akan meningkatkan kemampuan bertempur Ukraina dalam memerangi penjajah Rusia. Wikipedia/Korps Marinir AS Pusat Informasi Visual Pertahanan, Departemen Pertahanan Amerika Serikat Foto Korps Marinir AS - dirilis (ID DOD: DA-SD-07-43938, 070601-M-1391M-010)PenulisLCPL Seth Maggard, USMC

Sejauh ini, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden belum menyetujui pemenuhan atas permintaan terhadap persenjataan ini namun dilaporkan terus mempertimbangkannya.

2. Drone serang MQ-1C Gray Eagle

Ukraina juga menginginkan drone-drone serang yang bisa dipakai ulang. Mereka sudah mengoperasikan armada kecil drone tempur TB-2 Bayraktar yang setiap unitnya mampu mengangkut bom berpenuntun atau cerdas. Bayraktar terbukti efektif dalam menyerang konvoi suplai ataupun kendaraan militer pasukan Rusia, terutama saat mereka masih berada di dalam garis batas wilayahnya sendiri, tapi drone-drone milik NATO dipercaya bisa lebih efektif lagi. Selain alasan stok drone TB-2 Bayraktar yang sudah menipis.

Amerika juga telah menyediakan drone-drone kamikaze Switchblade 300 dan 600, tapi ini juga senjata satu arah yang tidak didesain untuk bisa diterbangkan di lebih dari satu misi. Jelas, Ukraina membutuhkan MQ-1C Gray Eagle milik Amerika Serikat. Gray Eagle berukuran lebih besar, lebih cepat dan mengangkut muatan senjata yang lebih besar dan baik daripada Bayraktar.

Gray Eagle mampu terbang sampai 2.500 mil, atau 186 mil jika menggunakan navigasi satelit. Bagi Amerika, drone ini menjadi platform pendukung pengoperasian helikopter AH-64 Apache sebagai pembuka jalan.

Melansir Global Times, analis mengatakan bahwa Wing Loong-1E dapat dibandingkan dengan MQ-1C Gray Eagle dari AS. MQ-1C Grey Eagle memiliki berat lepas landas kotor maksimum 1.633 kilogram, kapasitas bahan bakar 261 kilogram, kapasitas muatan internal 261 kilogram dan kapasitas muatan eksternal 227 kilogram. Foto : Weibo

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gray Eagle dapat memuat sampai empat rudal anti-tank Hellfire, yang masing-masing berdaya jangkau hingga 6,8 mil. Bandingkan dengan Bayraktar yang harus terbang jauh lebih dekat ke targetnya sebelum merilis bom-bom MAM-L yang dibawanya. Penambahan kemampuan jangkauan serangan ini akan memungkinkan operator drone tempur Ukraina menggelar serangan dari jarak yang aman.

Ukraina telah meminta drone elang kelabu ini sejak akhir April lalu, dan bahkan telah berdiskusi dengan pabriknya, General Atomics. Washington mungkin ragu mentransfernya karena pernyataan Rusia sebelumnya kalau drone-drone bersenjata seperti Predator, Reaper, dan Gray Eagle setara rudal jelajah, dan menyetujui permintaan Kyiv bisa membuka tuduhan bagi Amerika menyediakan rudal jelajah.

Transfer drone bersenjata juga diatur ketat di bawah Missile Technology Control Regime, sebuah kesepakatan internasional untuk mencegah proliferasi rudal jarak jauh. Pemerintahan Donald Trump mengabaikan kesepakatan itu tapi tidak dengan Joe Biden.

3. Rudal anti-kapal perang Harpoon

Satu di antara kegagalan besar Rusia dalam invasinya ke Ukraina adalah tenggelamnya Moskva, kapal jelajah yang didukung peluru kendali serta menjadi kekuatan utama dari armada tempur di Laut Hitam. Diduga kuat dua rudal Neptunus bikinan Ukraina yang ditembakkan dari truk di pantai di balik serangan yang menenggelamkan kapal perang hampir sepanjang 200 meter itu.

Neptunus adalah sistem rudal yang baru beroperasi akhir 2021. Ukraina meminta lebih banyak rudal anti-kapal perang dari NATO yang memampukannya menyerang, menenggelamkan kapal perang Rusia yang memblokade pelabuhannya--termasuk menghalangi pengapalan bahan pangan ke negara-negara di dunia. Atau setidaknya membuat kapal-kapal perang Rusia itu menjauh dan menjadikan keberadaannya tak relevan lagi.

Kapal penjelajah Moskva mengalami kebakaran dahsyat dan ledakan amunisi berikutnya pada hari Rabu yang merusak serius kapal penjelajah berpeluru kendali. Namun gubernur wilayah Odesa Ukraina, mengatakan bahwa dua rudal Ukraina menyebabkan kebakaran dan ledakan. Foto : Twitter

Kandidat terkuat jatuh kepada rudal Harpoon bikinan Amerika dan diproduksi sejak akhir 1980-an. Harpoon diluncurkan dari kapal perang via roket boster yang mengakselerasi kecepatan rudal sampai mesin turbin built-in rudal itu dapat mengambil alih. Harpoon didesain terbang cukup rendah pada kecepatan subsonik untuk bisa menghindari deteksi radar, memiliki hulu ledak 250 kilogram, dan jangkauan lebih dari 67 mil.

Itu berguna untuk terbang melewati kapal dan pulau sahabat, dan mencegah musuh mendeteksi emisi radar rudal itu sampai menit-menit tearkhir. Harpoon menggunakan radar yang ada di hidungnya untuk menemukan target yang dibidik. Versinya yang lebih baru, Harpoon Block II, mendapat tambahan teknologi penuntun GPS guidance, anti jamming musuh, dan kemampuan menyerang ulang dengan cara rudal terbang memutar dan mencoba lagi jika dia kehilangan jejak kapal musuh.

Reuters melaporkan kalau Amerika mendukung permintaan akan senjata ini dan mencoba menemukan negara anggota NATO yang bisa memenuhinya. Pada bulan lalu, Denmark mengajukan diri menyediakan satu truk berisi sistem rudal Harpoon. Denmark adalah negara semenanjung di Laut Baltik dan memiliki persenjataan ini untuk alat pertahanan guna melindungi ratusan mil garis pantainya. Namun, dengan Finlandia dan Swedia bergabung ke NATO dan memperkuat aliansi itu, kebutuhan pertahanan Baltik dianggapnya menjadi lebih ringan.

POPULAR MECHANICS, REUTERS, DEFENSE NEWS

Baca juga:
Jika Jet Tempur F-35 Terjun ke Langit Ukraina, Ini Kata Eks Pilot Ujinya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jens Stoltenberg Sebut Ukraina Tak Mencetak Kemajuan Apapun

4 jam lalu

Tanda Ukraina dan NATO terlihat di sebuah gedung di Vilnius, Lituania 10 Juli 2023. REUTERS/Ints Kalnins
Jens Stoltenberg Sebut Ukraina Tak Mencetak Kemajuan Apapun

Jens Stoltenberg menilai militer Ukraina gagal mencapai terobosan apapun dalam beberapa bulan terakhir, namun pohaknya harus tetap mendukung.


Dinas Keamanan Ukraina Cegah Eks Presiden ke Hungaria, Ada Apa?

13 jam lalu

Mantan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko. REUTERS/Gleb Garanich
Dinas Keamanan Ukraina Cegah Eks Presiden ke Hungaria, Ada Apa?

Mantan presiden Ukraina Petro Poroshenko dicegah saat hendak bepergian ke Polandia bertemu PM Viktor Orban


2 Perusahaan Rusia Tertarik Investasi Kendaraan Listrik di IKN

1 hari lalu

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
2 Perusahaan Rusia Tertarik Investasi Kendaraan Listrik di IKN

Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menginformasikan bahwa dua perusahaan asal Rusia tertarik berinvstasi di IKN, khususnya di bidang kendaraan listrik.


Bank Dunia Akan Kucurkan Pinjaman ke Ukraina Rp18 T

1 hari lalu

Bank Dunia. worldbank.org
Bank Dunia Akan Kucurkan Pinjaman ke Ukraina Rp18 T

Bank Dunia melaporkan Ukraina akan memberikan uang pinjaman sebesar USD1,2 miliar (Rp 18 triliun)


Vladimir Putin Ingin Tambah Jumlah Tentara Rusia

1 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow, Rusia 15 Februari 2022. Sputnik/Sergey Guneev/Kremlin via REUTERS/File Foto
Vladimir Putin Ingin Tambah Jumlah Tentara Rusia

Vladimir Putin ingin meningkatkan jumlah angkatan bersenjata negara itu sampai 170 ribu anggota.


Rusia Kirim Gandum Gratis ke Negara-negara Afrika

1 hari lalu

Sebuah tongkang yang membawa gandum Ukraina ditambatkan untuk dibongkar di terminal gandum COMVEX di pelabuhan Constanta, di Constanta, Rumania, 1 Agustus 2022. Foto Inquam/George Calin via REUTERS
Rusia Kirim Gandum Gratis ke Negara-negara Afrika

Setelah menarik diri dari kesepakatan Black Sea Grain Initiative, Rusia memutuskan mengirimkan sendiri gandum ke negara-negara miskin di Afrika


Korea Selatan akan Luncurkan Satelit Mata-mata Pertama dengan SpaceX

2 hari lalu

Satelit pengintai Seoul, yang dibawa oleh salah satu roket SpaceX Falcon 9 milik Elon Musk, akan lepas landas dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa AS Vandenberg di California. (Foto: X/SpaceX)
Korea Selatan akan Luncurkan Satelit Mata-mata Pertama dengan SpaceX

Korea Selatan akan meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya pada Sabtu 2 Desember 2023 dengan roket SpaceX


Rusia Tangkap Warga Rusia-Italia, Lakukan Pengeboman Kereta Api untuk Ukraina

2 hari lalu

Petugas memadamkan api yang membakar depot minyak di kota Shakhtarsk (Shakhtyorsk) dekat Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia, 27 Oktober 2022. Kepala administrasi kota yang ditunjuk Rusia, Vitaly Khotsenko mengatakan bahwa terdapat 12 tangki bahan bakar di dekat stasiun kereta yang rusak. REUTERS/Alexander Ermochenko
Rusia Tangkap Warga Rusia-Italia, Lakukan Pengeboman Kereta Api untuk Ukraina

Rusia mengatakan pria yang ditahan itu mengaku menjalani pelatihan sabotase di Latvia untuk kepentingan Ukraina


Berada di Dua Benua atau Lebih, Berikut Daftar Negara Transkontinental

2 hari lalu

Pasar kuno Grand Bazaar di Istanbul, Turki menjual beragam pernak pernik, perhiasan, hingga makanan khas Turki. (Tempo/Egi Adyatama)
Berada di Dua Benua atau Lebih, Berikut Daftar Negara Transkontinental

Negara transkontinental adalah negara yang berada di wilayah dua benua atau lebih.


Mahkamah Agung Rusia Putuskan Aktivis LGBT sebagai Ekstremis

2 hari lalu

Pawai komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender)
Mahkamah Agung Rusia Putuskan Aktivis LGBT sebagai Ekstremis

Mahkamah Agung Rusia memutuskan bahwa aktivis LGBT harus ditetapkan sebagai ekstremis, yang dikhawatirkan berujung pada penangkapan dan penuntutan