Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Cara Kerja Dark Web, Sisi Gelap Internet untuk Aksi Kejahatan

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi hacker. mic.com
Ilustrasi hacker. mic.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaDark web adalah sisi gelap internet yang kerap disalahgunakan untuk melakukan tindak kejahatan atau kriminal. Mulai dari jual beli senjata, obat-obatan terlarang, pornografi, hingga perdagangan manusia. Aspek kriminal dari dark web bergantung pada teknologi anonim dan cryptocurrency untuk menyembunyikan aksinya. 

Seperti diketahui, internet memiliki tiga kategori utama dalam menampilkan informasi dalam halamannya. Ketiganya adalah surface web, deep web, dan dark web. Masing-masing memiliki perbedaan signifikan dalam cara kerjanya. Jika surface web bisa diakses melalui mesin pencari, sebaliknya dark web harus diakses dengan bantuan mesin pencari khusus. 

National Institute of Justice dalam investigasinya pada 15 Juni 2020 melaporkan, aksi kriminal yang dilakukan di dark web pada intinya memanfaatkan teknologi enkripsi dan anonimitas. Keduanya dirancang dengan maksud untuk mencegah pelacakan oleh pihak tertentu. Karena keberadaannya yang sulit dilacak, banyak pihak yang tidak menyadari kalau dark web telah menjadi rumah bagi para pelaku kriminal. 

Dalam laporan berjudul Taking on the Dark Web: Law Enforcement Experts ID Investigative Needs, dark web didefinisikan sebagai layanan hyperlink yang berada di jaringan gelap internet. Mereka hanya bisa diakses melalui protokol bernama The Onion Router (TOR). Tor adalah mesin pencari yang dikonfigurasi secara khusus, yang memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan web dengan cara yang sulit atau tidak mungkin bisa dilacak. 

Mesin pencari standar, seperti Google, Yahoo, maupun Bing biasanya akan melacak alamat IP (Protokol Internet) unik mereka. Hal ini membuatnya dapat dilacak oleh penegak hukum. Alih-alih memperlihatkan alamat IP sebenarnya, dark web melalui browser TOR-nya justru mengeluarkan alamat IP palsu. Dengannya, identitas pengguna terjamin kerahasiaannya. 

Browser TOR awalnya dikembangkan oleh US Naval Research Laboratory pada 1990-an dan dirilis ke publik pada 2002. Mengutip laporan RAND Corporation (RAND), tujuan awalnya adalah untuk menyembunyikan identitas operator atau pembangkang Amerika yang mencoba berkomunikasi dengan rezim yang saat itu berkuasa. 

Seiring berkembangnya teknologi, keberadaanya disalahgunakan untuk melanggengkan aksi-aksi kriminal di dunia maya. Moore bersama Daniel dan Thomas Rid dalam penelitiannya berjudul Cryptopolitik and the Darknet (2016) memperkirakan bahwa 57 persen situs dark web terbukti memfasilitasi aktivitas ilegal. Jumlah ini terus meningkat sepanjang tahun. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di sisi lain, menurut Digital Shadows, eksistensi dark web nyatanya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan positif. Sebagai contoh, sebagai tempat penyedia saluran komunikasi anonim dan sangat aman untuk melindungi aktivitas rahasia dari pemerintah. Pun dapat melindungi agen perubahan, seperti aktivis hak asasi manusia dan jurnalis sehingga tidak dibungkam oleh rezim yang berkuasa. 

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Inilah 4 Aktivitas Ilegal yang Dilakukan di Dark Web

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Populix: Konsumsi Internet dan Media Digital Melambung 40 Persen Selama Bulan Puasa

3 hari lalu

Foto ilustrasi jaringan internet.
Survei Populix: Konsumsi Internet dan Media Digital Melambung 40 Persen Selama Bulan Puasa

Survei Populix mencatat kebutuhan internet naik 40 persen selama bulan Ramadan. Mayoritas responden berbagi keseharian melalui Whatsap dan Instagram.


650 Pengacara Chile Laporkan Israel ke ICC atas Genosida di Gaza

15 hari lalu

Markas Besar ICC, Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag, Belanda .
650 Pengacara Chile Laporkan Israel ke ICC atas Genosida di Gaza

Lebih dari 650 pengacara Chile mengadukan pemerintah Israel dan PM Benjamin Netanyahu ke ICC atas genosida terhadap warga Palestina di Gaza


Adu Kemampuan Gemini AI vs ChatGPT, Mana yang Unggul?

38 hari lalu

Gemini (Google)
Adu Kemampuan Gemini AI vs ChatGPT, Mana yang Unggul?

Persaingan Gemini AI milik Google dan ChatGPT dari OpenAI semakin ketat. Keunggulan apa yang dijual keduanya?


Tips Jadi Orang Tua Bijak di Zaman Teknologi Digital

39 hari lalu

Ilustrasi ibu mengawasi anaknya bermain gadget. shutterstock.com
Tips Jadi Orang Tua Bijak di Zaman Teknologi Digital

Tanggung jawab orang tua saat ini tak hanya memenuhi kebutuhan pokok anak tapi juga mewaspadai penggunaan teknologi digital, terutama lewat gawai.


Tim Peneliti BRIN di Bandung Kembangkan Kursi Roda Otonom yang Bisa Pakai Aplikasi

41 hari lalu

Uji coba purwarupa Seater oleh tim peneliti BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Samaun Samadikun, Bandung. (Dok.BRIN)
Tim Peneliti BRIN di Bandung Kembangkan Kursi Roda Otonom yang Bisa Pakai Aplikasi

Alat transportasi ini seperti kursi roda yang bisa beroperasi secara mandiri di kawasan khusus. Tim BRIN bidik harga jual unitnya Rp 50-100 juta.


Samsung Dorong Teknologi 6G di Kolaborasi NexG Princeton University

43 hari lalu

Ilustrasi jaringan teknologi 6G. Shutterstock
Samsung Dorong Teknologi 6G di Kolaborasi NexG Princeton University

Samsung memprediksi kalau aplikasi komersial pertama dari teknologi internet 6G akan datang pada 2028.


Temukan Ratusan Pelanggaran Konten Internet, Bawaslu: Terbanyak Ujaran Kebencian

44 hari lalu

Ilustrasi aplikasi media sosial di telepon genggam/hyppe
Temukan Ratusan Pelanggaran Konten Internet, Bawaslu: Terbanyak Ujaran Kebencian

Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty mengungkap pihaknya menemukan sebanyak 355 pelanggaran konten internet.


Penghitungan Suara Berlarut-larut, Pemenang Pemilu Pakistan Belum Jelas

48 hari lalu

Polisi berjalan melewati orang-orang yang mengantri untuk memberikan suara mereka di luar tempat pemungutan suara saat pemilihan umum, di Peshawar, Pakistan, 8 Februari 2024. REUTERS/Fayaz Aziz
Penghitungan Suara Berlarut-larut, Pemenang Pemilu Pakistan Belum Jelas

Hasil dari hanya segelintir kursi parlemen nasional Pakistan baru diumumkan dalam waktu 12 jam setelah pemungutan suara ditutup.


AwanPintar.id Catat 685 Juta Serangan Siber di Indonesia Sejak Juli Lalu, Meningkat 97 Persen

50 hari lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
AwanPintar.id Catat 685 Juta Serangan Siber di Indonesia Sejak Juli Lalu, Meningkat 97 Persen

Serangan siber ke infrastruktur internet Indonesia tidak hanya berasal dari negara lain, tetapi juga datang dari dalam negeri.


Capres Hanya Bahas Manufaktur Ponsel, Pengamat IT: Masalah Utama Infrastruktur dan Kecepatan Internet Tidak Dibahas

51 hari lalu

Ketiga Capres dan Cawapres, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (kiri), Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (tengah) dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD (kanan) saling berpegangan tangan usai Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Debat kelima atau terakhir ini mengangkat tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Capres Hanya Bahas Manufaktur Ponsel, Pengamat IT: Masalah Utama Infrastruktur dan Kecepatan Internet Tidak Dibahas

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menilai banyak hal penting soal teknologi informasi yang tidak dibahas dalam Debat Capres.