TEMPO.CO, Jakarta - SARS-CoV-2 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki banyak mutasi yang sama dengan varian Omicron asli, terutama dengan subvarian BA.2. "Kedua subvarian mengandung substitusi asam amino L452R, F486V, dan R493Q dalam ‘spike receptor binding domain’ dibandingkan dengan BA.2,” kata Ketua Kelompok Kerja Infeksi di PDPI, Erlina Burhan.
Dia menambahkan, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki mutasi L452R yang juga pernah terdeteksi pada varian Delta. Hal ini diperkirakan membuat virus lebih menular dan menghindari penghancuran sebagian oleh sel-sel imun. “Mutasi F486V juga membantu menghindarinya dari pengenalan sistem imun," kata Erlina dalam webinar bertema 'Waspada Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 dalam Masa Transisi Menuju Endemi' Minggu, 12 Juni 2022.
Dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan itu menambahkan bahwa berdasarkan data sementara diketahui subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian sebelumnya. “Kendati demikian, tidak ada indikasi subvarian ini menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron sebelumnya,” katanya.
Tapi, tidak seperti subvarian BA.2 yang bersifat siluman, kebanyakan hasil genome sequencing Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki perubahan genetik yang terbaca oleh hasil tes PCR sebagai fenomena hilangnya gen-S. Ini, S Gene Target Failure (SGTF), berarti menyediakan pelacakan yang cepat di negara yang pernah memiliki kasus omicron siluman yang dominan.
Lebih dari itu semua Erlina meminta masyarakat untuk waspada namun jangan panik. Masyarakat juga diimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan, melengkapi vaksinasi, menjaga asupan makanan bergizi seimbang, dan menjaga pola hidup bersih dan sehat.
ANTARA, GAVI