4. Tidak ada bukti untuk menyimpulkan mutasi-mutasi gen itu berhubungan dengan penyakit yang lebih parah
Sejauh ini tidak ada indikasi kalau Omicron BA.4 atau BA.5 berasosiasi dengan gejala baru atau penyakit yang lebih parah. Ini bisa diprediksi karena mayoritas mutasi gen-nya mirip dengan yang ditemukan dalam turunan Omicron lainnya, meski ini adalah sesuatu yang akan terus dipantau ketat oleh WHO dan setiap otoritas kesehatan.
5. Mereka dapat menghindari antibodi dari infeksi virus Omicron sebelumnya
Baru sedikit studi ilmiah tentang Omicron BA.4 dan Omicron BA.5 yang sudah dipublikasikan--itupun belum ada yang mendapat peer-review hingga bulan lalu. Namun demikian, satu studi yang dipimpin Alex Sigal dari Africa Health Research Institute di Durban, Afrika Selatan, meneliti sejauh mana antibodi dari 39 orang yang pernah terinfeksi Omicron orisinal dan berhasil sembuh mampu mencegah sel-sel terinfeksi BA.4 dan BA.5.
Hasilnya didapati antibodi itu beberapa kali lipat di bawah kemampuannya dibandingkan jika diuji tanding melawan Omicron orisinal. Di sisi lain, antibodi dari 15 orang yang pernah menerima vaksinasi Covid-19 lebih efektif melawan BA.4 dan BA.5 dibandingkan antibodi dari orang yang hanya mengandalkan sembuh dari infeksi alami.
Sigal menuliskan hasil sementara dari studi itu di Twitter bahwa kemampuan BA.4/BA.5 menghindari imun tubuh (escape) memang tidak sedramatis seperti Omicron escape dari imunitas vaksin atau infeksi alami Delta. Tapi, cukup untuk menyebabkan masalah dan memicu gelombang baru. "Tapi sepertinya tidak untuk menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada gelombang sebelumnya, terutama pada mereka yang sudah divaksin."
Menurut Sigal, Afrika Selatan memiliki imunitas tinggi sebab vaksinasi dan infeksi alami sebelumnya, dan sejauh ini terproteksi dari risiko berkembangnya penyakit Covid-19 yang parah. Data terbaru dari negara itu mengindikasikan sedikit peningkatan hasil tes antigen dan PCR yang positif sejak pertengahan April lalu. Sebagian memperingatkan, itu bisa menjadi awal gelombang Covid-19 yang kelima.