Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Fakta Menarik tentang Fitoplankton yang Jarang Diketahui

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Fitoplankton Pengaruhi Perubahan Iklim
Fitoplankton Pengaruhi Perubahan Iklim
Iklan

TEMPO.CO, JakartaFitoplankton adalah organisme mikroskopis yang mirip tumbuhan yang hidup di laut. Keberadaannya sangat sulit diidentifikasi tanpa bantuan mikroskop. Meski eksistensinya kurang begitu populer, nyatanya fitoplankton memiliki sejumlah fakta menarik yang jarang diketahui. Apa saja? 

1. Hidup di Zona Eufotik 

Karena fitoplankton berfotosintesis, mereka harus hidup di lapisan permukaan yang cukup terang (disebut zona eufotik) di samudra, laut, danau, atau permukaan air lainnya. Seperti semua tanaman, fitoplankton menggunakan pigmen klorofil untuk mengubah sinar matahari menjadi makanan. Melalui fotosintesis inilah fitoplankton bertanggung jawab atas banyak oksigen yang ada di atmosfer bumi. 

2. Ada Banyak Spesies Fitoplankton 

Hampir 100.000 spesies yang berbeda dari fitoplankton telah diidentifikasi sampai saat ini. Namun, para ilmuwan memperkirakan ada lebih dari satu juta spesies fitoplankton lain di luar sana. Meski jumlahnya berlimpah, usaha melestarikan fitoplankton perlu dilakukan mengingat bumi selalu mengalami perubahan iklim.

3. Produsen Utama dalam Rantai Makanan 

Mengutip laman resmi Central & Northern California Ocean Observing System (CENSOOS), fitoplankton adalah produsen utama dalam rantai makanan ekosistem di laut maupun darat. Hal ini mirip dengan tanaman atau hutan hijau yang ditemukan di darat. Mereka membantu menyediakan makanan dan energi untuk zooplankton, krill, dan abalon yang pada gilirannya memberi makan burung, paus, dan bahkan manusia. 

4. Penghasil Oksigen Terbesar di Bumi 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para ilmuwan sepakat bahwa 50-80 persen oksigen di atmosfer bumi berasal dari fitoplankton yang melakukan fotosintesis. Melansir The Newport Bay Conservancy, pohon atau tanaman hanya menghasilkan sekitar 20 persennya saja. Salah satu jenis fitoplankton, Prochlorococcus, mampu melepaskan berton-ton oksigen ke atmosfer bumi setiap hari. 

5. Membantu dalam Menyerap Emisi Karbon 

Fitoplankton tidak hanya berkontribusi dengan menghasilkan berton-ton oksigen ke atmosfer, tetapi juga membantu menjaga tingkat karbon dioksida di planet bumi. Bertindak sebagai penyerap karbon, mikroorganisme ini menjebak banyak CO2. Ketika mati, mereka tenggelam ke dasar laut dan memiliki banyak CO2 yang terperangkap di dalamnya. 

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Mengapa Terjadi Ledakan Fitoplankton di Teluk Bima

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gletser Tebal Ditemukan di Qinghai-Xizang Cina, Mengenali Lapisan Es Besar Ini

1 hari lalu

Gletser Perito Moreno. Wikipedia/Martin St-Amant
Gletser Tebal Ditemukan di Qinghai-Xizang Cina, Mengenali Lapisan Es Besar Ini

Tim peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina mengidentifikasi gletser paling tebal di Qinghai-Xizang. Apa itu gletser?


Astronom Temukan Calon Bumi 8 Miliar Tahun Mendatang

3 hari lalu

Ilustrasi Bumi dan bulan yang mengorbit bintang kerdil putih. (Kredit: Giuseppe Parisi/Livescience)
Astronom Temukan Calon Bumi 8 Miliar Tahun Mendatang

Sistem planet yang jauh ini pertama kali diamati oleh para astronom pada tahun 2020.


Hal Menarik Pulau Biawak, Destinasi Wisata Bahari di Indramayu

4 hari lalu

Seekor biawak terdapat dibibir pantai Pulau Biawak, di Laut Jawa Indramayu, Jawa Barat. 26 Juni 2014. Pulau ini semula bernama pulau rakit dan telah dirubah nama menjadi Pulau Biawak karena terdapat penangkaran alami biawak. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Hal Menarik Pulau Biawak, Destinasi Wisata Bahari di Indramayu

Pulau ini awalnya bernama Pulau Rakit, namun karena dihuni banyak sekali biawak, pulau itu dijuluki Pulau Biawak.


Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

8 hari lalu

Rotasi bumi
Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

Kalangan astronom tengah mengamati asteroid 2024 PT5 berukuran 11 meter yang akan terkena tarikan gravitasi bumi.


Alasan Singapura Butuh Pasir Laut Indonesia

13 hari lalu

Pekerja saat membersihkan tumpahan minyak di Pantai Tanjong di Sentosa, Singapura 16 Juni 2024. Minyak juga terlihat di perairan sekitar Sister's Islands Marine Park, kawasan perlindungan laut seluas 400.000 meter persegi. REUTERS/Edgar Su
Alasan Singapura Butuh Pasir Laut Indonesia

Indonesia pernah menjadi pemasok pasir laut terbesar bagi Singapura. Saat ekspor pasir dihentikan, proyek reklamasi Singapura tersendat.


China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

14 hari lalu

Pedagang menyiapkan makanan laut untuk dijual di Pasar Luar Tsukiji di Tokyo, Jepang, 12 Agustus 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

China akan "secara bertahap melanjutkan" impor makanan laut dari Jepang, menyusul pelepasan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima


Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut, Pengamat: Mengingkari Janji Pelestarian Laut

17 hari lalu

Jokowi Kembali Izinkan Ekspor Pasir Laut, Pengamat Soroti Minimnya Diskusi dengan Nelayan dan Warga Lokal
Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut, Pengamat: Mengingkari Janji Pelestarian Laut

Pembukaan ekspor pasir laut yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi dianggap sebagai pengingkaran janji Jokowi untuk melestarikan laut.


Sandiaga Uno Klaim Ekspor Pasir Laut Tidak akan Ganggu Destinasi Wisata

17 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. TEMPO/Hammam Izzuddin
Sandiaga Uno Klaim Ekspor Pasir Laut Tidak akan Ganggu Destinasi Wisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno klaim bahwa tidak akan ada destinasi wisata yang terusik oleh program ekspor pasir laut.


Menebus Dosa Kepada Laut

21 hari lalu

Warga melintas di samping kapal yang bersandar di laut yang tercemar sampah plastik di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu, 28 November 2018. Berdasarkan data Badan Pusat Statik (BPS), Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah plastik per tahun dengan 32 juta ton di antaranya mengalir ke laut. ANTARA/Reno Esnir
Menebus Dosa Kepada Laut

Kelompok nelayan di Karawang menggunakan rangkaian ban bekas untuk menjebak sampah plastik di laut.


BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

23 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

Rata-rata sekitar 484 ribu ton per tahun sampah plastik bocor ke laut dunia dari kegiatan masyarakat.