Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tim ITB dan Kementerian Pantau Pencemaran Teluk Bima via Satelit

image-gnews
Potongan gambar dari video Teluk Bima diduga tercemar limbah Pertamina. (Instagram/Kabarnegri)
Potongan gambar dari video Teluk Bima diduga tercemar limbah Pertamina. (Instagram/Kabarnegri)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turun langsung ke lokasi pencemaran Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain itu, tim memantau kondisi pencemaran dari citra satelit.

“Hasil foto satelit yang diambil Tim ITB menunjukkan bahwa fenomena pencemaran terjadi dalam kurun waktu pendek dan sudah tidak terlihat satu minggu dari puncak kejadian,” kata Prayatni Soewondo, pakar dari Rekayasa Air dan Limbah Cair, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Selasa 14 Juni 2022.

Menurutnya, pada 24-30 April 2022 terjadi fenomena pencemaran laut di Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat. Wujud pencemaran itu dari kejauhan terlihat seperti gurun pasir. “Luasnya lebih dari 10 hektare,” ujar Prayatni dalam jumpa pers di ITB.

Berdasarkan pantauan data satelit, pada 24 April 2022 belum terlihat jelas buih pencemaran. Baru pada kurun 25-26 April, mulai muncul buih hingga puncaknya pada 27 April. Buih mulai berkurang pada 29 April hingga hilang keesokan harinya.

Tim dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB melakukan penelitian lapangan pada Kamis, 28 April 2022. Berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mereka mengambil sampel pencemaran di lima titik. Tim di lapangan juga dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bima dan perwakilan dari Pemerintah Kota Bima.

Prayatni mengatakan, karakteristik pencemaran di Teluk Bima saat itu merupakan limbah yang berbau, berupa busa dan buih yang mengental berwarna kecoklatan. Adapun ketebalan buihnya ada yang mencapai hingga 10 sentimeter dan tidak mudah terbakar. “Kapan dia muncul dan hilangnya masih jadi pertanyaan, tim baru tahu mekanisme kemunculannya,” kata Prayatni.

Menurutnya, fenomena buih terjadi saat komponen air laut yang terdiri dari garam, air, protein, lemak, ganggang mati, deterjen, polutan lain, dan bahan organik serta anorganik lainnya, diganggu oleh angin dan ombak. Buih yang berwarna kecoklatan sering disebabkan oleh fitoplankton. Untuk memastikan kandungan buih itu, tim perlu melakukan pengujian lebih lanjut. Sementara pengujian laboratorium memperlihatkan beberapa komponen yang melebihi baku mutu dan ditemukan alga golongan Diatom.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim peneliti mengelompokkan indikasi sumber pencemaran menjadi tiga, yaitu limbah domestik, pertanian dan perikanan, serta logistik minyak. Selain sumber pencemaran itu, faktor lain terkait dengan kondisi geografis Teluk Bima, pola aliran arus laut dan angin, serta pemanasan global.

Dari data yang dikumpulkan tim riset, populasi penduduk Kota Bima pada 2020 sebanyak 155.140 orang. Sementara Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja atau IPLT Kota Bima tidak berfungsi. Selain itu terjadi perluasan lahan area tanaman jagung dari 300 hektare pada 2016 menjadi 6000 hektare menjelang 2020. Sekitar teluk juga menjadi area tambak udang, ikan, dan garam.  

Tim juga menyatakan, kondisi Teluk Bima tergolong rentan berpotensi mengalami algae blooming. Riset skala global mengenai pencemaran algae blooming di berbagai negara menunjukkan bahwa 76 persen algae blooming atau seasnot terjadi di area semi enclosed sea atau laut yang setengah tertutup.

“Dari data yang ada saat ini, pengamatan kami bahwa fenomena pencemaran Teluk Bima disebabkan oleh kegiatan multi sektoral,” ujar Prayatni. Beberapa kota dan negara mengalami kejadian serupa seperti di Washington, Belanda, dan Turki, dengan kondisi, sumber pencemaran, dan efek yang berbeda.

Baca:
Warga Terdampak Pencemaran Air dan Udara Somasi Bupati Sukoharjo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

4 jam lalu

Sawit 2
365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.


Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

5 jam lalu

Shutterstock.
Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

Pemerintah mempercepat program pemutihan lahan sawit ilegal di kawasan hutan. Ditargetkan selesai 30 September 2024.


Masuk dalam Daftar, ITB Bantah Terlibat Ferienjob ke Jerman 2023

9 jam lalu

Ilustrasi kampus ITB (Institut Teknologi Bandung). FOTO/ISTIMEWA
Masuk dalam Daftar, ITB Bantah Terlibat Ferienjob ke Jerman 2023

ITB menyatakan tidak ada mahasiswanya yang terlibat program Ferienjob ke Jerman.


Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

1 hari lalu

Petugas membawa anjing pelacak mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

Faktor utama pemicu longsor adalah curah hujan yang lebat.


Top 3 Tekno: Kongres Drone di Cina, ITB Jaring Pendaftar SNBP 2024, Pedoman SNBP 2024

1 hari lalu

SNBP, Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi. wikipedia.org
Top 3 Tekno: Kongres Drone di Cina, ITB Jaring Pendaftar SNBP 2024, Pedoman SNBP 2024

Dua dari tiga artikel Top 3 Tekno berkaitan dengan pengumuman SNBP 2024.


18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

2 hari lalu

Militer Yordania menjatuhkan bantuan dari udara di Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza 26 Februari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

Setidaknya 12 warga Palestina tenggelam setelah mereka berenang ke Laut Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan yang diterjunkan dari udara


Pengumuman SNBP 2024, ITB Sisihkan Hampir 14 Ribu Pendaftar

2 hari lalu

SNBP, Seleksi Nasional Nerdasarkan Prestasi. FOTO/X
Pengumuman SNBP 2024, ITB Sisihkan Hampir 14 Ribu Pendaftar

ITB menerima sebanyak 1.950 calon mahasiswa baru program sarjana melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi atau SNBP 2024.


Koalisi Perlindungan Hewan Khawatir Penangkapan Monyet Ekor Panjang Picu Penyakit Zoonosis

3 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Koalisi Perlindungan Hewan Khawatir Penangkapan Monyet Ekor Panjang Picu Penyakit Zoonosis

Penangkapan monyet ekor panjang untuk ekspor dikhawatirkan memicu zoonosis atau penyakit dari hewan.


Koalisi Perlindungan Satwa Global Desak KLHK Hentikan Ekspor Monyet Ekor Panjang

3 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Koalisi Perlindungan Satwa Global Desak KLHK Hentikan Ekspor Monyet Ekor Panjang

Koalisi perlindungan hewan seluruh Asia melayangkan surat kepada KLHK. Menuntut penghentian ekspor monyet ekor panjang yang terancam punah.


KLHK dan Polda Sumatera Barat Gagalkan Perdagangan Sisik Trenggiling

3 hari lalu

Trenggiling. (ANTARA/HO-BKSDA Sumbar)
KLHK dan Polda Sumatera Barat Gagalkan Perdagangan Sisik Trenggiling

KLHK dan Polda Sumatera Barat menangkap penjual sisik trenggiling. Pelaku dibekuk di Kota Padang dan Kabupaten Pasaman.