"

Pakar dari UGM Gunadi: Waspadai Omicron Varian BA.4 dan BA.5

Reporter

Editor

Devy Ernis

Warga berolahraga tanpa mengenakan masker saat car free day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 22 Mei 2022. Sebagian warga tampak tidak menggunakan masker saat car free day setelah Presiden Jokowi melonggarkan kebijakan pemakaian masker di area terbuka. TEMPO/M Taufan Rengganis
Warga berolahraga tanpa mengenakan masker saat car free day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 22 Mei 2022. Sebagian warga tampak tidak menggunakan masker saat car free day setelah Presiden Jokowi melonggarkan kebijakan pemakaian masker di area terbuka. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah penyebaran Covid-19 cukup terkendali beberapa waktu, kini tren kenaikan harian kembali terjadi. Bahkan, saat ini disinyalir kemunculan subvarian baru Omicron varian BA.4 dan BA.5 yang keberadaannya cukup meresahkan masyarakat.

Meski memiliki tingkat kesakitan yang rendah dibanding varian lain, subvarian Omicron BA4 dan BA5 tetap harus harus diwaspadai. Lantas apa kata pakar soal ini? Peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Gunadi mengaku memang terjadi kenaikan kasus setelah Lebaran. Dibanding pada gelombang sebelumnya, kenaikan kasus kali ini terjadi lebih kurang 30 hari setelah Hari Raya dan diketemukannya subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

Subvarian Omicron BA4 dan BA5 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022 dan ditemukan 4 kasus. Keseluruhan kasus adalah pada laki-laki sudah divaksin 2 hingga 3 kali. Tiga di antaranya terkena subvarian Omicron BA5 adalah para pelaku perjalanan luar negeri pertemuan Global Platform Disaster Risk Reduction di Bali pada 23-28 Mei 2022.

“Rata-rata mereka ini tidak bergejala dan hanya satu yang mengeluhkan sakit tenggorokan dan merasakan badan pegal-pegal," ujar Gunadi pada Kamis, 16 Juni 2022 seperti dilansir di laman resmi UGM.

Ia menjelaskan subvarian Omicron BA4 dan BA5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibanding BA1 dan BA2. Subvarian baru ini tidak ada indikasi yang menyebabkan kesakitan lebih parah dibanding varian Omicron lainnya.

Subvarian BA4 dan BA5, dinilai, memiliki penurunan kemampuan terhadap terapi beberapa jenis antibody monklonal. Ia juga memiliki kemungkinan lolos dari perlindungan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi varian Omicron.

Kenali Gejala Awal

Gunadi mengatakan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki banyak mutasi yang sama dengan varian Omicron asli tetapi memiliki lebih banyak kesamaan dengan varian BA.2. Kedua varian mengandung substitusi asam amino L452R, F486V, dan R493Q dalam spike receptor binding domain dibandingkan dengan BA.2.

“Mutasi L452R, yang juga terdeteksi pada varian Delta diperkirakan membuat virus lebih menular dan menghindari penghancuran sebagian oleh sel-sel imun. Mutasi F486V juga membantu menghindari pengenalan sistem imun," jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan karakteristik varian Omicron rata-rata memiliki tanda-tanda gejala awal seperti batuk (89 persen), fatigue (65 persen), dan hidung tersumbat atau rinore (59 persen). Gejala lainnya demam (38 persen), mual atau muntah (22 persen), sesak napas (16 persen), diare (11 persen) dan anosmia atau ageusia 8 (persen).

“Saat ini terdapat sejumlah kecil kasus BA.4 dan BA.5. Karenanya masih terlalu dini untuk mengetahui secara pasti apakah ada gejala baru yang terkait dengan garis keturunan ini. Namun, mengingat bahwa garis keturunan masih diklasifikasikan sebagai Omicron dan bahwa sebagian besar mutasi adalah sama, kemungkinan gejalanya akan serupa," ucapnya.

Bagaimana Penanganan BA.4 dan BA.5?

Oleh karenanya, kata dia, penanganan pada Covid-19  jika tanpa gejala cukup diberikan vitamin C, D, pengobatan suportif, pengobatan komorbid dan komplikasi. Jika ringan diberikan vitamin C, D, Favipiravir atau Molnupiravir atau Nirmatrelvir/Ritonavir, pengobatan simtomatis, pengobatan suportif, pengobatan komorbid dan komplikasi.

Sementara untuk gejala sedang diberikan vitamin C, D, remdesivir atau alternatifnya: Favipiravir, Molnupiravir, atau Nirmatrelvir/Ritonavir, antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP, pengobatan simtomatis, pengobatan komorbid dan komplikasi.

Untuk yang berat atau Kritis maka akan diberikan vitamin C, B1, D, remdesivir atau alternatifnya: Favipiravir, Molnupiravir, atau Nirmatrelvir/Ritonavir, kortikosteroid, anti IL-6 (Tocilizumab/Sarilumab), antibiotik (pada suspek koinfeksi bakteri), antikoagulan LMWH/UFH/OAC berdasarkan evaluasi DPJP, tata laksana syok (bila terjadi) dan pengobatan komorbid dan komplikas.

“Apakah harus rawat rumah sakit atau isolasi mandiri, saya kira untuk yang tanpa gejala cukup dengan obat-obatan oral dan oksigen dan pemantauan bisa dilakukan sendiri atau tenaga medis secara tidak langsung. Beda dengan yang sedang, berat atau bahkan kritis, disamping obat-obatan oral, obat-obatan injeksi, oksigen dan lain-lain perlu kiranya dirawat di rumah sakit dan dipantau langsung oleh tenaga medis," terangnya.

Sebagai antisipasi, katanya, segera lakukan booster, tetap pakai masker di dalam ruangan, kendaraan umum, dan kerumunan. Selain itu, tidak terburu-buru untuk mencabut kebijakan bermasker.

“Pokoknya tetap patuhi protokol kesehatan. Protokol kesehatan akan selalu diperbaharui dan tetap menjadi acuan dalam kegiatan sehari-hari," katanya.

Baca juga: Varian Baru Omicron: Pacuan BA.4 dan BA.5, Mana Lebih Cepat?








UGM Bikin Aplikasi Penanganan Pasien Tuberkulosis Resisten Obat

2 hari lalu

Pusat Kedokteran Tropis (PKT) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan aplikasi
UGM Bikin Aplikasi Penanganan Pasien Tuberkulosis Resisten Obat

Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan sebuah aplikasi untuk mendukung penanganan pasien tuberkulosis resisten obat.


Bambang Tri Mulyono Dituntut 10 Tahun Bui Soal Ijazah Palsu Jokowi, Berikut Kilas Balik Kasusnya

3 hari lalu

Bambang Tri Mulyono (tengah) menjalani sidang dengan agenda pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Solo, Selasa 21 Maret 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Bambang Tri Mulyono Dituntut 10 Tahun Bui Soal Ijazah Palsu Jokowi, Berikut Kilas Balik Kasusnya

Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut Bambang Tri Mulyono soal kasus gugatan ijazah palsu Jokowi dengan hukuman 10 tahun penjara. Berikut adalah kilas balik kasus ijazah palsu Jokowui.


Anies dan Ganjar Tak Masuk List Pembicara Tarawih Masjid UGM

4 hari lalu

Masjid Kampus UGM di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. TEMPO/ Anang Zakaria
Anies dan Ganjar Tak Masuk List Pembicara Tarawih Masjid UGM

Ganjar santer disebut sebut jadi sosok paling potensial jadi calon presiden. Sementara Anies bakal diusung oleh Nasdem, Demokrat, dan PKS.


Profil Saldi Isra Wakil Ketua MK, Perjalanan Anak Solok ke Gedung Mahkamah Konstitusi

5 hari lalu

Saldi Isra mengucap sumpah sebagai Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) saat acara pelantikan yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, 11 April 2017. ANTARA/Rosa Panggabean
Profil Saldi Isra Wakil Ketua MK, Perjalanan Anak Solok ke Gedung Mahkamah Konstitusi

Pakar hukum tata negara dan pendiri Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Unand jadi Wakil Ketua MK. Ini profil Saldi Isra.


UGM Jadi Kampus Penerima LPDP Terbesar

5 hari lalu

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
UGM Jadi Kampus Penerima LPDP Terbesar

Kepala Divisi Pelayanan Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Gendro Hartono mengatakan ada 3.866 penerima beasiswa LPDP di UGM.


Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Mental dari Pakar di UGM

5 hari lalu

Peserta mengikuti gelaran Jakarta Tarhib Ramadhan di kawasan Monas, Jakarta, Ahad, 19 Maret 2023. Jakarta Tarhib Ramadhan yang diinisiasi oleh Baznas DKI Jakarta dan bekerja sama dengan Forum Komunikasi Majelis Taklim (FKMT) serta IGRA DKI Jakarta digelar untuk menyambut bulan puasa. TEMPO/MUHAMMAD FAHRUR ROZI
Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Mental dari Pakar di UGM

Psikolog dari UGM Bagus Riyono menyebutkan bahwa berpuasa bermanfaat untuk meningkatkan kontrol diri


Lolos SNBP 2023 tapi Tak Diambil? Ini Sanksinya

5 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Lolos SNBP 2023 tapi Tak Diambil? Ini Sanksinya

Jika sudah lolos SNBP tapi belum melakukan daftar ulang, maka akan diberikan sanksi berupa tidak boleh mendaftar seleksi dua tahun ke depan.


Menulis Karya Ilmiah Pakai Platform AI ChatGPT Berpotensi Kena Plagiarisme

6 hari lalu

ChatGPT (Tangkapan Layar)
Menulis Karya Ilmiah Pakai Platform AI ChatGPT Berpotensi Kena Plagiarisme

Menurut Dosen Fakultas Hukum UGM, universitas perlu melarang penggunaan AI seperti ChatGPT untuk penulisan karya ilmiah.


UGM dan UNESCO Susun Pedoman Etika Penggunaan AI

7 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan untuk kesehatan. Kredit: Antaranews
UGM dan UNESCO Susun Pedoman Etika Penggunaan AI

UGM dan UNESCO menyusun pedoman etika penggunaan dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Indonesia.


Cerita Gabriel, Mahasiswa Kedokteran UGM Penerima Beasiswa Afirmasi Papua Barat

10 hari lalu

Gabriel Julian Uriani Awom. Istimewa
Cerita Gabriel, Mahasiswa Kedokteran UGM Penerima Beasiswa Afirmasi Papua Barat

Gabriel yang kini berada di semester 7 tak pernah membayangkan dirinya bisa menjadi mahasiswa Kedokteran UGM.