Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Atap rumah yang hanyut akibat fenomena abrasi di pesisir Pantai Boulevard, Kecamatan Kepulauan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Istimewa
Atap rumah yang hanyut akibat fenomena abrasi di pesisir Pantai Boulevard, Kecamatan Kepulauan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Suara tangis memenuhi langit Minahasa Selatan, Sulawesi Utara beberapa hari lalu, akibat bencana abrasi datang tanpa diharapkan.

Di depan mata kepala mereka, rumah-rumah yang mereka tinggali di kawasan Pantai Boulevard, Amurang, tersebut hanyut terseret air laut.

Harta benda di dalamnya pun turut mengalir bersama derasnya debit air. Tak terelakkan, para warga menjadi korban dari proses alam yang bernama abrasi di Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan.

Lantas, apa itu abrasi dan bagaimana abrasi bisa terjadi?

Dikutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, abrasi yakni terkikisnya tanah pada pesisir pantai yang disebabkan oleh ombak dan arus laut yang sifatnya merusak.

Pengikisan tersebut membuat daerah sekitar pantai pun terbanjiri sehingga garis pantai menjadi semakin lebar atau bertambah.

Kondisi di sekitar Pantai Boulevard, Teluk Amurang, Minahasa Selatan, pasca-abrasi yang terjadi pada Rabu, 15 Juni 2022. (ANTARA/HO-BRIN)

Abrasi memang sebuah proses alam, contohnya karena angin di laut bertiup sangat kencang sehingga membuat ombak pun sangat besar seperti badai. Kemudian faktor alam lainnya yakni pasang surut air laut serta arus laut.

Karena disebabkan oleh alam, manusia tidak bisa menghindarinya, tetapi dapat memperkecil risikonya.

Kendati demikian, abrasi juga dapat disebabkan oleh manusia. Tindakan manusia yang mengeksploitasi hasil-hasil laut, terutama terumbu karang, dapat menimbulkan ketidakseimbangan ekosistem. Sebagaimana dikutip dari kkp.go.id, pemanasan global akibat aktivitas manusia pun memicu terjadinya abrasi.

Selain itu, kegiatan pertambangan pasir secara besar-besaran di sekitar pantai juga memberikan kontribusi. Sebab jika tidak ada pasir di pantai, maka air laut tidak akan tertahan dan dapat menghantam daerah pantai.

Sebagai contoh, abrasi di Minahasa Selatan pun menghantam rumah-rumah warga karena sudah tidak banyak pasir yang menahannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejumlah warga memperhatikan rumahnya yang rusak terdampak abrasi pesisir pantai di Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Kamis 16 Juni 2022. Bencana abrasi pantai sepanjang kurang lebih 75 meter yang terjadi pada Rabu petang tersebut, menghanyutkan setidaknya 25 rumah warga, sejumlah resor dan hotel, memutus ruas jalan raya, merubuhkan infrastruktur jembatan serta merusak sejumlah fasilitas umum. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

Untuk menanggulangi abrasi, ada beberapa cara dan upaya yang dapat dilakukan.

Pertama, menanam pohon bakau karena akar bakau menjulur kuat ke dalam air pantai. Akar yang kuat itu mampu menahan gelombang yang kencang dari ombak.

Kedua, tidak mengeksploitasi terumbu karang dan membudidayakannya. Hal ini dikarenakan terumbu karang dapat memecah ombak.

Ketiga, melarang adanya pertambangan pasir di pantai dan daerah-daerah tertentu.

Demikian ihwal fenomena abrasi di Minahasa Selatan dan beberapa upaya kerja keras untuk mencegah ataupun menanggulangi abrasi terulang.

VIOLA NADA HAFILDA

Baca : Video Viral Jembatan dan Bangunan Ambles Ditelan Laut, Ini Penjelasan BNPB


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

12 Desember 2023

Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, yang ditanami bibit bakau pada Selasa, 12 Desember 2023 (Dok. eFishery dan Bale Mangrove)
Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

Penanaman mangrove di kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur diharapkan dapat menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan pesisir.


Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

31 Oktober 2023

Rumah seorang warga Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, pesisir Karawang hancur setelah dihantam ombak dan abrasi. TEMPO/Hisyam Luthfiana
Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java membantu sekelompok masyarakat pesisir Karawang membuat daratan dan menyelamatkan desa dari abrasi


59 Tahun Provinsi Sulawesi Utara Menjaga Motto Si Tou Timou Tumou Tou

23 September 2023

Kota Manado. shutterstock.com
59 Tahun Provinsi Sulawesi Utara Menjaga Motto Si Tou Timou Tumou Tou

Tepat hari ini, 23 September pada 1964 silam, menjadi Peringatan Hari Jadi Provinsi Sulawesi Utara. Lalu, bagaimana sejarahnya?


Robert Wolter Monginsidi Gugur di Usia 24 Tahun, Teriakan Terakhirnya: Merdeka atau Mati

6 September 2023

Wolter Monginsidi. Foto : Wikipedia
Robert Wolter Monginsidi Gugur di Usia 24 Tahun, Teriakan Terakhirnya: Merdeka atau Mati

Tepat pada 5 September 1949, Robert Wolter Monginsidi dieksekusi mati tentara Belanda. Ia meminta tanpa menutup mata, dan gugur di usia 24 tahun.


Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

19 Juli 2023

Pantai Manula, Bengkulu. Traveling. Com
Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

Kementerian PUPR tengah membangun pengaman pantai di Provinsi Bengkulu.


5 Tradisi Pemakaman Unik di Indonesia, Mulai dari Ngaben Hingga Waruga

7 Juli 2023

Warga menyaksikan prosesi kremasi saat upacara Ngaben massal di Desa Adat Padangbai, Karangasem, Bali, Jumat 29 Juli 2022. Sebanyak 117 jasad dikremasi secara bersamaan dalam ritual Ngaben massal tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
5 Tradisi Pemakaman Unik di Indonesia, Mulai dari Ngaben Hingga Waruga

Tradisi pemakaman di setiap budaya tentu berbeda-beda, dan umumnya tradisi tersebut dilaksanakan untuk menghormati dan menjunjung nilai-nilai leluhur. Bahkan di tengah era yang penuh dengan teknologi seperti sekarang, masih banyak masyarakat yang tetap berpegang teguh pada tradisi pemakaman.


Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

18 Juni 2023

Seorang nelayan Suku Laut Kojong Lingga melaut di pesisir merek ayang terancam tambang pasir. Foto: Yogi Eka Sahputra
Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

Para nelayan ramai menolak kebijakan ekspor pasir laut karena sejumlah alasannya. Mereka juga lakukan unjuk rasa untuk ungkapkan aspirasinya


Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

31 Mei 2023

Sekelompok bulung pelikan berkumpul di pasir timbul Ngurtavur, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, Selasa, 25 Oktober 2022. Ngurtavur adalah pasir timbul yang muncul setiap terjadi air laut surut jauh atau warga setempat menyebutnya meti, sehingga berbentuk seperti pulau kecil yang dijadikan persinggahan burung pelikan dari Australia dan juga objek wisata terkenal di Maluku Tenggara. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ekspor pasir laut tidak merusak lingkungan karena ada GPS atau teknologi lainnya. Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi buka suara atas pernyataan Luhut tersebut.


Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

20 Mei 2023

Ilustrasi kelopak mata. Foto: Unsplash.com/Jesper Brouwers
Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

Kornea mengandung banyak ujung saraf sehingga goresan kecil pun bisa terasa sangat tidak nyaman dan menyakitkan.


Kemendag Musnahkan 122 Bal Pakaian Bekas Asal Impor di Minahasa

11 Mei 2023

Kemendag Musnahkan 122 Bal Pakaian Bekas Asal Impor di Minahasa

Kemendag menggandeng sejumlah instansi dalam kegiatan pemusnahan tersebut.