TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 192.810 orang dinyatakan lolos Ujian Tertulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) 2022. Mereka yang lolos tersaring dari total pendaftar 800.852 peserta. Namun, sekalipun berhasil menyisihkan ratusan ribu peserta dari seluruh Indonesia, masih ada peserta SBMPTN 2022 yang kurang bahagia karena mendapat pilihan program studi kedua.
Sebagian dari mereka yang kurang sreg hasilnya dan mencoba peruntungan melalui jalur mandiri. Lalu, apakah boleh mereka yang telah lulus SBMPTN 2022 mendaftar di jalur mandiri? Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mochamad Ashari mengatakan hal itu bergantung pada ketentuan perguruan tinggi masing-masing. Karena jalur mandiri, kata Ashari, maka semua persyaratannya diatur oleh masing-masing kampus.
“Jalur mandiri ini sangat tergantung masing-masing perguruan tinggi karena yang melaksanakan mereka sendiri. Ada perguruan tinggi yang menyaratkan jika sudah lolos SBMPTN tidak diizinkan mengambil mandiri. Silakan cek yang mana,” ujarnya saat konferensi pers secara daring yang disiarkan melalui akun Youtube LTMPT pada Kamis, 23 Juni 2022.
Menurut Ashari, mayoritas perguruan tinggi tak mempersoalkan mahasiswa yang lolos SBMPTN lalu mendaftar jalur mandiri. Meski begitu, dia berharap siswa yang lolos SBMPTN dapat menerima hasilnya dan melakukan daftar ulang. Ashari menyebut berdasarkan data sebelumnya, siswa yang tak melakukan daftar ulang pada SBMPTN amat sedikit.
“Logikanya, ini persaingan ketat. Jadi yang sudah diterima sebaiknya daftar ulang,” ujarnya.
Kepala Kantor Komunikasi Publik Universitas Padjadjaran (Unpad) Dandi Supriadi mengatakan Unpad tak melarang siswa yang lolos SBMPTN untuk mendaftar jalur mandiri. “Secara sistem boleh saja kalau memang ingin mengejar program studi tertentu di Unpad,” ujar Dandi kepada Tempo. Namun, Dandi mengingatkan adanya konsekuensi finansial yang harus dihadapi.
Jika melalui jalur mandiri, Dandi mengatakan peserta akan membayar uang kuliah lebih mahal ketimbang jalur SBMPTN. Besaran uang kuliah lewat jalur mandiri yakni diambil dari kelas UKT tertinggi ditambah dengan dana pengembangan. Sedangkan jika lewat SBMPTN, uang kuliah berdasarkan kemampuan ekonomi dan tak ada dana pengembangan.
“Kisaran UKT SBMPTN paling rendah Rp 500 ribu dan paling tinggi untuk Soshum Rp 8 juta per semester, paling tinggi untuk Saintek Rp 15 juta per semester,” katanya.
Selain itu, biaya daftar ulang atau UKT di SBMPTN juga bisa hangus. Sejumlah peserta biasanya tetap melakukan daftar ulang SBMPTN karena tenggat waktunya ditutup sebelum hasil ujian jalur mandiri belum keluar. Hal itu dilakukan untuk berjaga-jaga jika seleksi mandiri tak diterima.
Meski ada konsekuensi finansial, sebagian orang tua mengaku tak keberatan kehilangan UKT yang sudah dibayarkan. Salah satu orang tua murid yang tak mau disebutkan identitasnya mengaku siap merelakan kehilangan uang kuliah yang akan disetor di SBMPTN.
“Anak saya diterima di Universitas Soedirman (Unsoed)prodi Pendidikan Dokter, tapi juga ikut SIMAK UI,” ujarnya. Orang tua tersebut mengatakan alasan anaknya mendaftar ujian mandiri di Universitas Indonesia karena pertimbangan jarak karena berdomisili di Jakarta Timur.
Adapun di sejumlah kampus tenggat waktu pembayaran UKT berbeda-beda. Di Unsoed untuk jalur SBMPTN dilakukan mulai 27 Juni-11 Juli 2022. Sedangkan pengumuman seleksi jalur mandiri UI S1 reguler diumumkan pada 14 Juli.
Baca juga: Kisah Shabrina, Rela Lepas SBMPTN 2022 Demi Raih Jurusan Kedokteran