Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Niel Makinuddin dan Kiat Mengawali Langkah Menjaga Lingkungan

image-gnews
Niel Makinuddin, manajer senior Yayasan Konservasi Alam Nusantara. Instagram/nielmakinuddin
Niel Makinuddin, manajer senior Yayasan Konservasi Alam Nusantara. Instagram/nielmakinuddin
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tak perlu menunggu menjadi orang hebat untuk membuat perubahan. Sebab setiap individu itu adalah bagian dari solusi, termasuk untuk lingkungan atau alam sekitarnya.      

Pernyataan itu disampaikan Niel Makinuddin, manajer senior Yayasan Konservasi Alam Nusantara dari Kalimantan Timur. Dia kecewa pada adanya pandangan bahwa isu permasalahan lingkungan hanyalah domain kelompok penggiat atau lembaga swadaya masyarakat. Padahal, menurutnya, isu itu juga milik emak-emak, tokoh agama, pelaku bisnis, dan setiap individu lainnya.

Termasuk pola pikir yang harus menunggu hebat dulu, baru bisa melakukan perubahan pada alam, menurut Niel, adalah bibit dari pesimisme dan ketidakberdayaan.

Niel adalah penggiat lingkungan, yang YKAN/TNC organisasi tempatnya bekerja sekarang, sejak 2004 ikut membantu dan mendampingi perjuangan Masyarakat Dayak Wehea dalam menyelamatkan Hutan Lindung Wehea. Pengakuan didapatnya antara lain melalui Kaltim Post Award pada 2004. Dia juga memenangkan fellowship bidang pelatihan ekologi, pengelolaan dan konservasi hutan dari Harvard University/MAB-UNESCO.  

Saat ini, Niel bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur serta Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau sedang mendorong perlindungan dan penetapan Karst Sangkulirang Mangkalihat sebagai geopark. Luas total ekosistemnya sekitar 1,8 juta hektar, sedang luas geoparknya lebih kecil karena merupakan tapak-tapak warisan geologi.

Niel, 57 tahun, yang tinggal di Kelurahan Sambutan, Samarinda, menyatakan berusaha menjadi individu yang berusaha melindungi Bumi lewat tindakan sehari-hari. Prinsip yang juga ditularkannya kepada anggota keluarganya, dan diharapnya ditiru tetangga hingga masyarakat di Kalimantan Timur.

Di tingkat keluarga, ayah dari tiga anak perempuan ini melatih sikap menjaga alam dimulai dari menyediakan sejumlah tempat sampah di dalam rumahnya. Dia juga mengajak menanam pohon di pekarangan dan melibatkan dalam kegiatan pelestarian alam yang sifatnya massal.

“Di keluarga, yang paling efektif itu tauladan. Anak itu lebih mudah meniru, lebih percaya kalau kita memberi contoh dan memberikan pengalaman," kata Niel kepada Tempo, 22 Juni 2022.

Dia menceritakan, kerap mengajak pula ke kantor saat anak-anaknya masih kecil. Harapannya, aktivitasnya sebagai penggiat lingkungan dan idealismenya terhadap lingkungan hidup bisa terekam dalam memori anak-anaknya lebih kuat.

Sedangkan di rumah, Niel dan istri suka membelikan buku yang bercerita tentang alam atau ada pesan mengenai alam. Saat libur, keduanya mengajak tiga buah hati mereka berjalan-jalan ke pantai atau ke gunung untuk rekreasi sekaligus edukasi.

Menurut Niel, nilai-nilai kecintaan terhadap lingkungan hidup berhasil tumbuh dalam diri anak-anaknya itu. Terbukti ketika ada satu tetangganya yang memelihara kera dengan cara mengekangnya, rasa iba muncul, plus keberanian. "Anak-anak berdiplomasi ke anak si pemilik kera dan kera itu akhirnya dilepas ke hutan,” kata Niel yang juga membiasakan membahas isu lingkungan di WhatsApp Group keluarga.

Di lingkup tetangga, Niel berusaha memberikan contoh dengan meminimalkan penggunaan plastik. Dengan begitu, setiap kali berbelanja Niel dan istri selalu membawa kantong belanjaan sendiri sambil menitip pesan kepada pedagang agar jangan boros kantong plastik karena sampahnya sulit diurai.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Niel dan istri yang gemar menanam, menjadikan pekarangan rumah mereka hijau dan asri. Kondisi ini disukai tetangga karena membuat rumah menjadi teduh dan lingkungan sekitar rumah Niel lebih segar. Cara ini pun, ditiru oleh beberapa tetangga Niel.

“Tanaman itu satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang bisa menghasilkan oksigen maka kita harus menghormati tanaman," katanya sambil menambahkan, "Kalau tanaman makar, manusia dan hewan bisa meledak (tidak dapat oksigen). Ini salah satu contoh kenapa kita harus menghargai tanaman.”

Hal lain yang dikampanyekan Niel adalah Gerakan Gowes. Dia sudah gemar bersepeda sejak 2008 dan diikuti istrinya pada 2010. Bagi Niel, bersepeda itu lebih baik daripada menghabiskan akhir pekan keliling Kota Samarinda dengan sepeda motor.

Sejak 2016 kegiatan bersepeda dirasanya semakin ramai di Samarinda. Hal ini ditandai dengan mulai munculnya klub-klub berbasis instansi (pemerintah dan swasta). Sayang, aktivitasnya menurun ketika pandemi Covid-19.

Langkah awal menjaga Bumi 

Di era saat ini, Niel mengatakan, seseorang bisa memulai langkahnya melindungi masa depan Bumi dengan mengunggah konten tentang lingkungan hidup ke media sosial. Dia mengamati tren video blog di antara kalangan anak muda sekarang. "Itu contoh yang bisa dilakukan, tanpa harus sekolah tinggi,” kata Niel.

Langkah selanjutnya untuk melindungi masa depan Bumi adalah memikirkan apa yang bisa diberikan agar tercipta lingkungan yang bersih dan hemat energi. Contoh yang disodorkannya, mengurangi konsumsi air PDAM dan menggantinya dengan memanfaatkan air hujan dengan cara ditampung. Cara lain, yakni menghemat listrik dengan menggunakan lampu daya yang lebih hemat energi dan mematikan ketika tidur.

Contoh langkah sederhana lainnya yang bisa dilakukan individu, menurut Niel, sesedikit mungkin menggunakan plastik, tidak membuang sampah sembarangan dan merawat tanaman. Dia juga mengingatkan perihal ancaman pemanasan global. 

 “Tanaman supaya segar, kita harus rajin menyiramnya, sama seperti kita harus me-refresh tujuan dan niat bahwa yang kita lakukan ini demi Bumi dan ikhlas karena Allah SWT. Jangan ingin cepat berhasil, nanti lelah dan lekas stress," kata Niel berpesan.

Sepak terjang Niel mendapat apresiasi dari Akas Pinaringan Sujalu, dosen di Universitas 17 Agustus Samarinda. Menurutnya, Niel bisa menularkan semangat cinta lingkungan kepada anak-anak muda khususnya alumnus Universitas Mulawarman. "Dia juga guru bagi hampir semua penggiat lingkungan di Kalimantan Timur," katanya

Baca juga: Kisah Masyarakat Mului di Kalimantan Timur Jaga Hutan demi Lingkungan Sehat

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelar Geopark Ciletuh Run 2024, UGGCP Didorong jadi Destinasi Kelas Dunia

24 menit lalu

Pengunjung menikmati air terjun di kawasan wisata alam Geopark Ciletuh Curug Awang, Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Ahad, 9 Desember 2018. Curug Awang yang memiliki tinggi 40 meter dan lebar 60 meter serta menawarkan suasana pemandangan air terjun yang masih alami tersebut menjadi alternatif wisata liburan di akhir pekan bersama keluarga. ANTARA/Nurul Ramadhan
Gelar Geopark Ciletuh Run 2024, UGGCP Didorong jadi Destinasi Kelas Dunia

Peserta Geopark Ciletuh Run 2024 bisa menikmati panorama alam yang berada di Geopark Ciletuh.


Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

17 jam lalu

Suasanan Venesia di Italia. Unsplash.com/Andreas M
Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.


Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

1 hari lalu

Konflik agraria yang terjadi di Kendeng bermula pada Juni 2014 yang disebabkan PT Semen Indonesia hendak melakukan pembangunan dan pengoperasian pabrik semen di Kabupaten Rembang. Konflik Kendeng bermula ketika PT Semen Indonesia mendapatkan izin penambangan kapur di Pegunungan Kendeng. Warga sekitar menolak dan menduduki rencana lokasi tapak pabrik. dok. TEMPO
Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/


10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

1 hari lalu

Pengunjung mengibarkan bendera Merah Putih di Taman Wisata Alam (TWA) Ijen Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

Indonesia berpotensi menambah daftar geopark yang masuk jejaring UNESCO


Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

2 hari lalu

Ilustrasi membaca buku. Dok. Zenius
Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

Ada sejumlah hati penting tentang buku dan literasi. Di tingkat internasional, ada hari buku sedunia setiap 23 April


11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

3 hari lalu

Orang-orang berjalan di Lapangan Naqsh-e Jahan, setelah laporan serangan Israel ke Iran, di Provinsi Isfahan, Iran 19 April 2024. Rasoul Shojaie/IRNA/WANA
11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.


5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

3 hari lalu

Embung Cangkring menjadi salah satu destinasi wisata di Geopark Karangsambung-Karangbolong. Foto: @geoparkkarangsambung
5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

Geopark Kebumen diajukan untuk mendapat pengakuan dari UNESCO Global Geopark. Ini 5 keunikannya.


Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

4 hari lalu

Petugas Pusdalops Kabupaten Penajam Paser Utara sedang memadamkan api setelah mendapat informasi titik panas dari BMKG Balikpapan pada 2022. (Antara/ HO Pusdalops BPBD PPU)
Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

BMKG Balikpapan masih mendeteksi 107 titik panas di area Kalimantan Timur hingga 19 April lalu. Jumlahnya menurun namun tetap harus diantisipasi.


Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

6 hari lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

8 hari lalu

Geopark Maros Pangkep di Sulawesi Selatan resmi masuk dalam jajaran UNESCO Global Geopark. Status itu ditetapkan berdasarkan keputusan Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis pada 24 Mei 2023. Shutterstock
Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.