TEMPO.CO, Jakarta - Warga sipil Ukraina muncul dengan satu cara pengumpulan donasi yang paling kreatif (dan mungkin sedikit menyedihkan) untuk membantu pasukan militer negaranya bertahan melawan invasi Rusia. Untuk setiap donasi yang diterima, tentara Ukraina bersedia diminta menuliskan pesan pada bom atau peluru artileri dan kemudian 'mengirimnya' ke pasukan Rusia.
Donasi sebesar empat kali lipatnya akan mendapatkan gantungan kunci terbuat dari material bekas pesawat tempur atau helikopter serang Rusia yang berhasil ditembak jatuh.
Ketika bantuan militer di masa perang biasanya mengambil bentuk dukungan antarnegara, media sosial telah memungkinkan setiap orang perorangan di dunia untuk berdonasi langsung ke militer Ukraina. Belakangan ini, Bank Nasional Ukraina bahkan telah membuatkan rekening untuk Angkatan Bersenjata Ukraina untuk menerima dukungan dana via Google Pay.
Sama inovatifnya, beberapa cara lain pun bermunculan. Sebuah akun Telegram di Ukraina berkoordinasi dengan prajurit artileri di militer Ukraina menerima donasi, dan sebagai balasannya mengizinkan setiap orang di dunia untuk 'mengirim' pesan ke pasukan Rusia. Untuk setiap donasi US$40 atau setara Rp 601 ribu, donatur dapat memiliki pesannya tertulis di bom atau peluru yang kemudian digunakan untuk menyerang pasukan Rusia.
Menulis pesan untuk musuh dengan cara ini sebenarnya tidak baru. Tapi, menggunakannya untuk pengumpulan dana, itu baru. Anggaran pertahanan Ukraina pada 2021 sebesar $5,9 miliar, jauh di bawah Rusia yang sebesar $65,9 miliar dan Amerika Serikat yang $705,4 miliar. Ekonomi Kyiv juga menuju depresi, dan Forum Ekonomi Dunia memperkirakannya merosot 45 persen sebagai akibat langsung dari invasi Rusia. Itu sebabnya Ukraina amat sangat membutuhan uang untuk bertahan berperang.
Sebuah kanal Telegram berbasis di Ukraina mengelola sistem donasi untuk membantu di tengah situasi tersebut. Donasi yang sudah dikirim, beserta bukti transfer dan dokumen lainnya, akan dibalas dengan sebuah foto peluru atau bom dengan ruang untuk pesan sekitar 26 inci panjangnya dan lebar 6 inci. Donatur bebas melakukan apa yang diinginkannya dengan foto itu.
Tidak ada banyak pula batasan atas konten pesan yang ingin dibuat. Akun Telegram itu mengatakan, "Anda dapat meminta dituliskan pesan apapun: mendoakan kebahagiaan untuk seseorang yang berulang tahun atau kematian yang penuh penderitaan, melamar kekasih, nama, username instagram ataupun telegram."
Jika bersedia mendonasikan sampai $1.000 atau Rp 15 juta, Drones for Ukraine akan mengirim cinderamata sebuah gantungan kunci terbuat dari bagian rangka jet tempur bomber Su-34 Rusia. Pesawat yang dikenal sebagai “Fullback” bagi NATO ini merupakan pesawat two-seat yang didesain untuk menyerang target di darat.
Gantungan kunci akan dibuat dari 'Red 31', pesawat tempur Su-34 yang ditembak jatuh dekat Borodyanka, Ukraina, pada Maret lalu. Rusia telah kehilangan sedikitnya sepuluh pesawat tempurnya dari jenis Su-34 dari total 125 yang dikerahkannya.
Personel tentara Angkatan Darat Ukraina mengambil mesin dari tank Rusia yang hancur, di Yahidne, Chernihiv, Ukraina, 27 April 2022. Mereka tampak mengambil bagian penggerak roda hingga mesin tank Rusia yang masih utuh. REUTERS/Zohra Bensemra
Bisa juga dipesan gantungan kunci dari bagian helikopter serang Kamov Ka-52 'Alligator'. Tapi, pada pertengahan Juni lalu tim pengelola donasi mengumumkan kehabisan stok gantungan kunci yang ini. Meski begitu, Rusia telah kehilangn sedikitnya 16 Ka-52 sepanjang invasinya ke Ukraina.
Invasi Rusia telah mendorong batas-batas aplikasi media sosial, memberi jalan nonkombatan dari seluruh dunia berpartisipasi dalam cara-cara yang aneh, yang tidak terpikirkan sebelumnya. Membeli relik dari perang yang masih berlangsung untuk mendanai satu atau kubu yang lain, misalnya. Ini adalah juga sebuah taktik untuk bisa bertahan.
Pengelola dana mengatakan donasi akan digunakan untuk membeli drone untuk pasukan Ukraina.
POPULAR MECHANICS
Baca juga:
Cyberwar, Serangan DDOS Meroket Sejak Perang Ukraina dan Rusia