Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Transpuan Pertama yang Menyusui Bayi: Terapi Hormon dan Obat Mual

image-gnews
Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang transpuan berusia 30 tahun menjadi perempuan transgender pertama yang secara resmi tercatat menyusui bayinya. Ini berdasarkan publikasi pada 2018 lalu oleh Tamar Reisman and Zil Goldstein dari Center for Transgender Medicine and Surgery, Mount Sinai, di New York City, Amerika Serikat.

Sebuah regimen eksperimental selama 3,5 bulan, yang meliputi di dalamnya pemberian obat hormon, obat mual dan stimulan air susu ibu memampukan perempuan itu memproduki 227 gram ASI per hari. "Ini adalah sesuatu yang sangat besar," kata Joshua Safer dari Boston Medical Center.

Dia tidak terlibat dalam regimen eksperimen itu tapi mengaku tahu kalau banyak transpuan berusaha untuk bisa memiliki sebanyak mungkin pengalaman perempuan sejati sebisa mereka, "Jadi saya paham kalau ini akan sangat populer." 

Transpuan dalam eksperimen itu menerima terapi hormon untuk lebih feminin selama beberapa tahun di klinik yang sama sebelum dia memulai terapi untuk laktasi. Ini mencakup spironolactone, yang diyakini mem-blok efek testosteron, dan progestrone dan satu tipe estrogen.

Regimen yang dijalaninya memampukan payudara tumbuh penuh padanya. Ini berdasarkan skala medikal yang mengukur perkembangan payudara berdasarkan kelihatannya. Transpuan tersebut tak pernah sebelumnya menjalani operasi bedah pada buah dada. 

Ketika usia kandungan pasangannya sudah 5,5 bulan, dia mencari pengobatan medis dari Tamar Reisman dan Zil Goldstein. Dia melakukannya karena, menurutnya, sang pasangan tidak tertarik untuk menyusui pascapersalinan, jadi dia berniat mengambil alih peran tersebut. 

ASI cukup untuk enam minggu

Sebuah hormon yang disebut prolactin biasanya menstimulasi produksi ASI pada perempuan yang baru saja menjalani proses persalinan, tapi zat kimia ini tidak tersedia sebagai obat buatan laboratorium. Sebagai gantinya dia memutuskan mencoba menggunakan obat mual yang disebut domperidone untuk memicu produksi ASI. 

Ada bukti kalau obat itu mungkin mendorong produksi susu, meski Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat (FDA) telah sebelumnya memperingatkan obat tidak seharusnya digunakan untuk tujuan itu. Tetap saja dia menggunakannya dengan meningkatkan dosis obat hormon estrogen, progesteron dan spironolactone. 

Pada waktu yang sama, dia mulai menggunakan juga pompa ASI untuk menstimulasi payudaranya. Hasilnya, dalam kurun sebulan, payudara transpuan itu mampu mengeluarkan ASI dalam bentuk tetesan (droplet). Setelah tiga bulan, meningkat menjadi 227 gram per hari. 

Begitu jabang bayi lahir, dia sudah mampu untuk menyusui secara ekskulsif selama enam minggu--dan dalam periode itu pula dokter anak mengkonfirmasi si bayi tumbuh dan berkembang normal serta sehat. Meski signifikan, jumlah ASI itu masih di bawah rata-rata yang biasa dikonsumsi bayi seusianya. Setelah enam minggu, si ibu pengganti ini mengganti dengan susu formula. 

Efek samping tak diketahui 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Reisman dan Goldstein, ini adalah kasus pertama menyusui oleh seorang transpuan yang dilaporkan dalam literatur medis. Safer membenarkan. "Ini sesuatu yang luar biasa untuk memilikinya tercatat dalam dokumen yang bisa dipercaya," katanya. 

Tapi Safer mengaku tak terkejut kalau itu bisa terjadi. “Ketika saya menerima pasien transpuan, kami melihat perkembangan payudara yang baik," katanya. 

Menurutnya, tidak ada alasan kenapa sel-sel dalam payudara itu tidak bisa memproduksi susu dengan cara yang sama seperti yang dihasilkan perempuan pada umumnya. Meski dia mencatat pula belum jelas sejauh mana obat-obatan dan hormon yang diasup telah membantu untuk itu. 

"Jika perlakuan terbukti aman dan efektif, ini bisa menguntungkan para bayi dari para peremupan transgender, juga para perempuan yang mengadopsi atau mereka yang memiliki kesulitan menyusui," kata Safer.

Namun demikian, ASI yang sudah dihasilkan trnaspuan itu belum diteliti, jadi belum diketahui beda dan kesamaan kandungannya dengan ASI dari para ibu baru melahirkan. "Ini artinya, praktik tersebut tidak dapat direkomendasikan," kata Madeline Deutsch dari University of California, San Francisco. 

Deutsch mengatakan bisa melihat manfaat potensial dari menyusui itu, tapi dampak jangka panjang dari pemberian ASI ini pada si bayi--termasuk pada perkembangan IQ--tidak diketahui. 

Deutsch juga seorang transpuan dengan bayi berusia enam bulan yang kini sedang disusui oleh istrinya yang adalah  ibu kandungnya. “Saya sangat sedih tidak mampu menyusuinya tapi pada waktu yang sama saya tidak mempertimbangkan melakukannya untuk alasan-alasan di atas."

NEW SCIENTIST, TRANSGENDER HEALTH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Gejala Kanker Payudara yang Sering Luput dari Perhatian

5 hari lalu

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
4 Gejala Kanker Payudara yang Sering Luput dari Perhatian

Bukan hanya benjolan yang terasa. Ada beberapa tanda lain terkait kanker payudara. Berikut empat gejala yang biasa luput dari perhatian.


10 Hal yang Penting Dilakukan Setelah Didiagnosis Kanker Payudara

9 hari lalu

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
10 Hal yang Penting Dilakukan Setelah Didiagnosis Kanker Payudara

Berikut pendapat para pakar kanker yang telah membantu banyak wanita melalui perjalanan berat usai divonis kanker payudara.


Kondisi yang Bikin Bayi Boleh Minum Susu Formula

9 hari lalu

Ilustrasi bayi minum susu botol. Getty Images
Kondisi yang Bikin Bayi Boleh Minum Susu Formula

Susu formula boleh menjadi pengganti ASI hanya dalam kondisi khusus tertentu. Berikut di antaranya menurut dokter anak.


Pakar Ungkap Tanda Kanker Payudara dan Siapa yang Berisiko Mengalami

17 hari lalu

Ilustrasi menyusui. MomTricks
Pakar Ungkap Tanda Kanker Payudara dan Siapa yang Berisiko Mengalami

Pakar menjelaskan faktor risiko kanker payudara, termasuk tidak punya anak, usia, jenis kelamin, dan faktor keturunan, selain gaya hidup.


Konsultan Onkologi Minta Hindari Kebiasaan Ini untuk Cegah Kanker Payudara

17 hari lalu

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Konsultan Onkologi Minta Hindari Kebiasaan Ini untuk Cegah Kanker Payudara

Pakar mengatakan gaya hidup tidak sehat seperti minum alkohol dan merokok perlu dihindari untuk mencegah potensi kanker payudara.


5 Makanan yang Dianjurkan Pakar untuk Kurangi Risiko Kanker Payudara

19 hari lalu

Ilustrasi bayam. Shutterstock
5 Makanan yang Dianjurkan Pakar untuk Kurangi Risiko Kanker Payudara

Meski tak mungkin membuat faktor risiko sampai nol, beberapa hal bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker payudara, termasuk lewat makanan.


Tak Sama dengan Rokok, Pakar Sebut Tak Perlu Larang Promosi Susu Formula

27 hari lalu

Susu Formula (ilustrasi: Unay Sunardi)
Tak Sama dengan Rokok, Pakar Sebut Tak Perlu Larang Promosi Susu Formula

Ahli gizi menyebut larangan promosi susu formula dalam PP nomor 28 tahun 2024 perlu dikaji kembali karena sufor dinilai tak berbahaya.


Bolehkah Penderita TBC Menyusui Anak?

37 hari lalu

Ilustrasi menyusui. MomJunction
Bolehkah Penderita TBC Menyusui Anak?

Dokter anak menjelaskan ibu menyusui dengan riwayat TBC masih boleh memberikan ASI kepada bayinya tapi ada syaratnya.


Manfaat ASI Eksklusif di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak

40 hari lalu

Ilustrasi menyusui. SpineUniverse
Manfaat ASI Eksklusif di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak

ASI eksklusif memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 1.000 hari pertama kehidupan.


Pasien Kanker Payudara Diminta Tak Mudah Percaya Informasi yang Tidak Terbukti

42 hari lalu

Ilustrasi peduli kanker payudara. Shutterstock
Pasien Kanker Payudara Diminta Tak Mudah Percaya Informasi yang Tidak Terbukti

Informasi di media sosial dan internet bisa menyesatkan dan membuat takut pasien kanker payudara untuk mendapatkan pengobatan.